"kamu itu adalah harapan yang selalu ingin aku perjuangkan" pemuda tampan itu mengacak lembut rambut gadis yang kini tengah terlihat malu.
Membuat pemuda itu tak tahan untuk tidak mencubit pipi gadis itu dengan gemes. Dan berakhir dengan tingkah menggemaskan lainnya.
"Sakit, tauhhhhhn" seru gadis itu sembari mencubit pinggang si pemuda.
"Salahkan kamu kenapa gemesin banget, kan aku gak kuat gak nyubit pipi kamu ini"
"Itu bukan salah aku, itu mah memang kamu aja gak bisa menghindar dari pesona aku" pernyataan dari gadis itu membuat pemuda itu tersenyum dan membawa gadis kesayangan nya itu kedalam pelukannya.
Ya pelukan yang selalu membuat sang gadis selalu merasa aman, dan bahagia.
" Iya pesona kamu membuat aku gak bisa berpaling, dan menjadikan kamu satu- satunya Ratu di hati aku syafana"
Kenangan masa lalu yang sangat indah itu membuat terkadang syafana, hanya dapat termenung apa kah bener adanya kisah itu pernah ada, atau itu mimpi indah penutup luka yang dikirim tuhan untuk nya?
Namum kenyataannya semua itu adalah nyata, nyata atas luka yang lebih menyiksanya seperti sekarang dari atas roftop sekolah, syafana dapat melihat
Kebahagiaan yang terpancar jelas dari seseorang yang dulu sangat di cintai nya tampak begitu bahagia dengan kebahagiaan baru nya.
"Lepasin jika itu buat Lo, ngerasa terluka" seseorang yang tiba tiba berada di samping nya membuat syafana seketika menoleh, kerutan didahi nya menandakan keberadaan seseorang disampingnya ini, adalah sebuah pertanyaan?.
"Kalo bisa di lepas bukan nya Sekarang gak mungkin ngerasain sakit"
" Kadang takdir ini lucu banget ya, suka bgt mempermainkan harapan"
" Dan untuk Lo, yang sekarang bisa ngerasain kebahagiaan, pesan gue genggam terus jangan ada niat buat ngelepas, karena kebahagian itu adalah harapan di saat dunia gak baik baik aja" setelah mengucapkan kalimat itu syafana pergi meninggalkan pemuda yang menatap punggung rapuh milik syafana.
" Kebahagiaan? Apa luka Lo sesakit itu bahkan kebahagiaan adalah harapan terbesar Lo?"
💧💧💧
Syafana menatap sendu pada wanita yang kini menatap nyalang kepadanya tamparan sudah menjadi hal yang biasa, ketika ia mendekati sang mama.
Bahkan kini sejak insiden pergi nya sang papa dengan istri barunya itu, membuat syafana tak kuat melihat penderitaan sang mama.
"Ma Syafa rindu mama" ucapan itu selalu terulang ulang dari bibir gadis itu tapi hal yang selalu di terima nya adalah makian sang mama.
" Pergi kamu saya gak punya putri seperti kamu!"
Hati anak yang mana tak sakit ketika keberadaan nya tak pernah di anggap.
Perlahan syafana menjauh ketika suster Lena datang menenangkan sang mama, ya suster Lena adalah suster yang di pekerjaan Roy papanya untuk mengurus sang mama.
Syafana berlari keluar rumah dan segera memesan ojek online.
Tujuan nya adalah menemui sang papa yang sekarang seperti nya berada di kantor.
Tak berselang lama akhirnya ojek online yang di pesan nya pun telah sampai di depan kantor sang papa, setelah membayar syafana langsung masuk kedalam.
Pegawai Kantor yang mengenalnya pun menyapa keberadaan gadis itu.
Setelah di beritahu oleh sekretaris sang papa, jika Roy sedang rapat membuat syafana akhirnya menunggu Roy di ruang kerja nya .Hampir dua jam syafana menunggu akhirnya Roy keluar dengan wajah lelah yang terpatri namun senyum nya tak hilang dengan gadis seumuran nya merangkul manja lengan sang papa.
Roy sempat terkejut dengan kehadiran sang putri nya, yang kini hanya terdiam.
" Kamu kenapa kesini?" Suara datar Roy membuat atensi syafana yang berfokus pada gadis di samping Roy beralih kepada Roy sang papa.
Syafana berjalan mendekati Roy, yang kini memperhatikan nya.
"Pa"
"Pa pulang ya, mama butuh papa" lirih syafana membuat Roy menatap lama putrinya.
" Ini keputusan saya, kamu seharusnya paham" seru Roy dengan tegas.
" Pa apa papa gak sayang lagi sama aku dan mama?"
"Papa lebih mempedulikan keluarga baru papa yang sekarang?"
"Apa ini masih papa aku Syifa dan kak Arkan?"
Roy membuang pandangannya dari putri nya, putri yang dulu sangat di sayangnya.
" Bukan, saya bukan orang yang kamu kenal lagi, dan benar saya lebih menyayangi keluarga baru saya" jawaban Roy membuat hati syafana seperti di remuk sangat sakit bahkan membuat nya seperti tak bisa bernafas.
" Lo Uda dengarlah apa yang di ucapkan papi gue, sekarang pergi urusin nyokap gila Lo" seru gadis yang kini tersenyum mengejek
" Belum puas Lo ngerebut semua milik gua Alana! Belum puas?" Teriak syafana menatap nyalang gadis yang berada di samping papanya.
Alana berjalan mendekat ke arah syafana yang kini Mengepal tangan nya.menatao muak gadis yang kini berstatus saudara tirinya.
" Karna yang gue ambil memang seharusnya milik gue" Alana mengangkat jari telunjuk nya di hadapan syafana.
" Lo itu cuma menjadi pengganti sementara gue, di saat gue belum datang, paham!"
KAMU SEDANG MEMBACA
syafana
Teen Fictionkata mereka kebahagian itu akan hadir, ketika kau sudah berusaha untuk menanti nya... namun kini yang kurasa masih pada rasa sakit yang tak kunjung pergi... bahkan saat aku tertawa lepas pun aku masih merasa luka itu... perkenalkan aku syafana gadi...