Chapter 3

18.8K 38 0
                                    

"pep.....pak..... bapak mau emm.. makan", sapa Atun ,
"oh... enggak Tun, sudah makan... tolong bikinkan kopi saja", jawab saya sambil saya perhatikan wajahnya. Ternyata wajah Atun terlihat pucat dengan tangan yang agak gemetaran.

"eeh...kamu kenapa Tun,.....sakit yaa ?", tanya saya
"ah , tidak pak..... saya cuma sedikit pusing aja", jawab Atun
"Iyaa...Tun....saya juga sedikit pusing... apa kamu bisa mijitin kepala saya"

"beb...bis...bisa pak", jawab Atun tergagap, sembari matanya terus menerus melirik kearah ****** saya yang menyembul. Sayapun masuk kekamar dan mengganti handuk dengan sarung tanpa memakai celana dalam lagi, dan tidak lupa memeriksa isteri saya; setelah saya perhatikan ternyata isteri saya tetap tertidur dengan pulas sekali. Sayapun duduk disofa didepan televisi sambil menunggu Atun membawa kopi, yang kemudian ditaruhnya dimeja didepan saya.
"Tun....tolong nyalakan tv-nya"

Atun berjalan kearah televisi untuk menyalakan , saat televisi telah menyala saya bisa melihat bayangan tubuh Atun dari balik dasternya. "wah....boleh juga", terasa denyutan di ****** saya, nafsu saya mulai memuncak.

"Tun.... tolong kecilkan sedikit suaranya", kata saya, Saat ia mengecilkan suara televisi itu, Atun sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali , Atun ternyata tidak memakai BH dan puting teteknya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.

"lagi sedikit Tun...." kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas. Aduh , denyutan di ****** saya pun makin keras saja.
"Ayo ..Tun..pijitin kepala saya" kata saya sambil bersandar pada sofa. Dengan agak ragu, Atun mulai memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.
"nah..gitu....baru enak, kata saya lagi, "tapi film-nya kok jelek banget yaa..."
"iya..pak...film-nya film tua.." katanya.

🔞PembantukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang