Hai, ini cerita tentang Ari dan orang orang yang dia kenal di sekitarnya. Ari, adalah anak yang cukup unik dan periang, entah dia sedang bersedih atau memang benar benar bahagia, dia akan tetap tersenyum bagaimana pun caranya.
Ari berubah secara drastis ketika mengenal salah satu anak di sekolahnya yang bernama Esha. Awal mulanya, Ari biasa saja saat pertama kali bertemu dengan Esha dan menjadi sahabatnya, namun, lama kelamaan setelah mengenal Esha lebih dari 3 bulan, Ari mulai merasa aneh."Halo! Kamu Ari ya? kenalin ya, Esha" Ucap Esha saat pertama kali berkenalan dengan Ari. Mereka berkenalan setelah pulang sekolah. Saat itu, Ari masih menjadi anak yang periang dan ingin menjadi teman siapa saja. "Halo juga! Aku Ari, salam kenal ya, Esha!"
Sesudah mereka berkenalan dan bertukar nomor, mereka berdua berpisah dan saling tersenyum, mengatakan "Sampai jumpa dilain waktu!" Ari tersenyum manis dan pergi pulang menuju rumahnya. Sesampainya Ari di rumah, ia bergegas mengganti baju dan duduk diam di atas kasurnya."ARI, JALAN YUUU!" teriak temannya yang sudah berada di luar rumahnya. Ari yang mendengar suara temannya segera keluar dari kamarnya dan berpamitan terlebih dahulu kepada papanya.
Temannya yang bernama Erva tengah menunggunya di depan rumah. Erva tersenyum meledek ke arah Ari yang baru saja keluar dari dalam rumahnya, Ari menghampirinya lalu berkata "NGELEDEK YA?!, ledekin apa lo".
"HAHAHAH SANTAI RI, ekhemm yaa gua mau nanya nih. " ucap Erva kepada Ari. Ari langsung duduk di jok belakang motor Erva dan menjawab "Mau nanya apaan?" .
"TADI, gua liat lo sama cowo pas pulang, sampe sampe gua manggil lo aja ga nyaut, siapa tuh? pacar lo ya?" tanya Erva meledek dan menyalakan motornya, kekeh Erva sembari melajukan motornya pelan. Ari mencubit pinggang Erva, lalu berkata "Pacar apanya yang pacar, temen baru itu, cakep kan?"
Wajah Ari sedikit memerah karna Erva meledeknya seperti itu. Erva melihat wajah Ari lewat kaca spion dan tersenyum karna melihat sahabatnya yang terlihat senang. Erva sedikit menaikkan kecepatan motornya agar cepat sampai tujuan.
Mereka pun sampai di depan museum, tepat di seberang museum itu, ada sebuah cafe yang lumayan besar, mereka menyempatkan diri untuk mampir sebentar ke sana.
"Ke sana sebentar yu ri? Gua haus pengen beli minum dulu, lu haus ga? Gua traktir nih." tanya Erva.
Ari mengangkat alisnya dan menunjuk ke arah Erva "Beneran nih ya lo yang traktir", Erva melihat Ari sinis serta mengangguk kecil, lalu berjalan kecil menuju cafe itu. Ari tertawa senang lalu menyusul Erva dari belakangTing!
Bunyi notifikasi pesan dari ponsel milik Ari. Ari berhenti sebentar untuk membuka ponselnya dan melihat siapa yang mengiriminya pesan. Setelah dilihat, ternyata pesan dari Esha, Ari pun segera membuka pesan itu.
Eshaa
Haii Arii, kayanya tadi aku liat kamu di deket museum *****, mungkin aku salah liat?
Ah haloo Esha, mungkin yang kamu liat
barusan ituu akuu
karna aku juga lagi ada di cafe depan museumKalo gitu aku bener ya ga salah liat
Ya udah makasih ya..
Maaf mendadak nanya yang anehSantai aja esha, kalo mau kamu ikut
gabung sama aku juga boleh
Aku lagi mau ngerjain tugas sekolah juga
kalo mauu ke sini aja ya eshaa!!.
Erva membalikkan badannya menghadap Ari, menunggu Ari yang sedang senyam senyum sendiri. Erva hanya terdiam di depan cafe dan memanggil Ari "ARI!! sini, lelet amat lo jalan, awas, jangan jalan sambil main hp".
Ari langsung melihat kedepan dan berlari kecil menghampiri Erva. Ari berlari seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah dari orang lain, Ari yang sangat lucu itu membuat Erva tersenyum lebar.
"Maaf lama ya, nanti kayanya bakal ada orang yang ikut kita ke sini." Erva mengangkat satu alisnya dan melirik ke kiri sebelah Ari, Erva sedikit terkejut namun berusaha terlihat cool. Ya, Erva melihat Esha berdiri di sebelah Ari.
LANJUT NTARAN MAGER YG