I

43 12 1
                                    

Beri aku satu vote darimu. Maka akan ku sajikan cerita ini untukmu.

.

.

.

Happy reading


"Bunda, Zea berangkat dulu ya" pamit Zea menyalim tangan sang ibu, lalu beralih mencium kedua pipi ibunya itu.

Bunda mengelus pucuk kepala putrinya dengan lembut sembari tersenyum. "Hati-hati! Yang rajin belajarnya" Ucap bunda lagi.

Kemudian Zea melangkah menuju halaman rumah, dimana sang sopir sudah menunggu di dalam mobil, siap untuk mengantar Zea ke kampus. Di halaman samping, ada kakak iparnya yang sedang menyiram bunga, melambai ke arahnya seraya mengatakan 'hati-hati'.

Pak Danu, sopir pribadi yang selalu mengantar Zea dan keluarganya kemana-mana, tak terkecuali mengantar Zea ke kampus. Beliau sudah bekerja dirumah keluarga Zea sejak tiga tahun terakhir. Jadi bisa dikatakan pak Danu ini sudah cukup kenal sosok nona mudanya ini.

Ayah Zea sudah pergi terlebih dahulu bersama Zeo ke kantor. Jadi, hanya Zea yang akan pak Danu antar hari ini.

"Sudah siap non?" tanya pak Danu melihat kaca mobil, menampilkan Zea yang mengangguk menanggapi pertanyaan pak Danu. Mobil pun dijalankan menyusuri jalan raya yang mulai memadat.




Memasuki semester akhir, Zea Queena Carletta sebagai salah satu mahasiswi yang cukup famous di kampusnya itu tak jarang mengalami stress dan frustasi. Bukan hanya karena skripsinya yang tak kunjung selesai, terkadang ia juga sering mendapat perlakuan tidak baik dikampusnya. Wajar bukan, semakin banyak yang menyenangi semakin banyak pula yang membenci?

Bagaimana tidak? Paman Zea adalah salah satu dosen di kampus itu. Ayahnya direktur utama suatu perusahaan pertambangan. Dan Zea memiliki seorang kakak laki-laki yang bekerja sebagai notaris. Wajah cantik dan kehidupan mewah itulah yang membuat beberapa orang iri, yang berakhir membencinya.

Tapi Zea tak mempedulikan itu. Sebab masih ada dua orang sahabat yang selalu setia berada disampingnya.

"Zea!"

Dua orang yang sedang Zea fikirkan tadi datang menghampiri Zea yang tengah berjalan menuju gedung fakultasnya.

"Pulang nanti, lo ke sirkuit kan?" cerocos cowok yang paling tinggi, Kean namanya.

"Cowok lo nanti bakal balapan lawan Nathan anak kampus sebelah" tambah Byan, cowok bermata indah seperti rubah.

Zea syok. "Kenapa Ghevin gak bilang ke gue?" Kedua cowok dihadapan Zea menggedikkan bahu tak tau.




Selesai kelas, Zea melangkahkan kakinya menuju kantin Fakultas Teknik untuk menemui sahabat-sahabatnya. Sengaja berkumpul disana karena Kean masih belum selesai kelas. Jadi nanti dia tidak usah jauh-jauh untuk menemui yang lainnya.

Lagi pula, jarak gedung fakultasnya dari gedung Fakultas Teknik Kean tidak begitu jauh.

"Lama banget lo" bentak Zea begitu Kean sampai dikantin.

"Elah. Semangat bener lo mau semangatin si ayang balapan" Balas Kean.

Karena tak mau keduanya beradu mulut makin jauh, Byan melerai agar mereka bisa cepat-cepat sampai di lokasi balapan Ghevin. Ghevin juga salah satu sahabat mereka. Karena Ghevin menyimpan rasa terhadap Zea, ia pun mengungkapkannya setelah kelulusan SMA. Zea mengaku juga menyukai Ghevin, jadi mereka pun sepakat untuk menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Byan dan Kean tidak melarang. Bahkan mereka mendukung hubungan keduanya. Wajar bukan, disetiap persahabatan antarlawan jenis ada yang saling jatuh cinta?

BUKAN BODYGUARD BIASA | SUNGHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang