1. ABEL to ABEL

12 2 0
                                    

Eit! Ada yang baru

Ini cerita isekai pertamaku, hehe

Semoga kalian suka!!

•ABEL to ABEL•

Seorang gadis tampak tengah menatap nanar langit-langit kamar rawatnya. Plafon gypsum putih itu seakan sedang mengejeknya. Mengejek betapa lemahnya seorang Abel Savira Tanaka yang hanya bisa berbaring lemah diatas bangsal.

Sebagai pasien kanker stadium akhir seperti Abel untuk bisa bangkit dari tempat tidur adalah keajaiban sekaligus harapan semu. Ia tidak berani berharap, lalu akhirnya dijatuhkan ekspetasinya sendiri.

Sejak umur lima tahun Abel didiagnosa menderita kanker. Sejak saat itu juga Abel perlahan kehilangan banyak hal dalam hidupnya. Disaat anak-anak seumurannya tengah bersekolah dan bermain riang gembira ia malah harus bolak-balik ke rumah sakit. Jangankan untuk bersekolah, Abel capek sedikit saja gadis itu bisa collapse.

Beruntung Abel masih memiliki kedua orang tua dan kumpulan buku bacaan yang menemani kesehariannya. Setidaknya, itu sedikit menghibur rasa sepinya.

Namun, takdir kembali mempermainkan Abel. Belum cukup menambah penderitaan gadis kecil itu, tiga tahun kemudian orangtuanya meninggal dunia karena kecelakaan. Nenek Yuni. Satu-satunya keluarga yang tersisa malah membenci Abel. Menganggap bahwa kehadiran gadis itu hanya membawa sial untuk keluarganya.

Karena kejadian itu Abel hampir menyerah, merasa sudah tidak punya lagi alasan untuk sembuh. Hidupnya sudah hacur, jadi untuk apa bertahan?

Sayangnya, setiap upaya bunuh diri yang ia lakukan selalu gagal. Selalu saja ada yang menolongnya. Hingga lama-kelamaan Abel lelah sendiri.

Tanpa disadari, Abel menjelma menjadi boneka hidup. Hidupnya terasa hampa, tidak punya tujuan dan apalagi gairah. Tinggal menunggu kapan malaikat akan mencabut nyawanya.

Lamunan Abel buyar begitu netranya menatap pintu bercat putih yang perlahan terbuka, seorang suster bernama Saras berjalan menghampirinya.

Wanita akhir tiga puluhan itu tersenyum lebar. Tidak main-main, aura yang dipancarkannya berhasil membuat Abel ikut bersemangat.

"Selamat pagi, Abel!" Sapa Saras sambil mengeluarkan map guna mengecek kondisi tubuh Abel.

"Selamat pagi, suster Saras. Kamu terlihat sangat bahagia, ada apa?" Balas Abel.

Saras berdeham pelan. "Ada hal bagus terjadi. Aku tidak sengaja mendengar ucapan Dokter Ferdian dengan Dokter Bianca, aku tahu ini masih rahasia. Tapi Abel, kamu tahu kata mereka kondisimu perlahan membaik dan—"

Abel buru-buru menyela ucapan Saras. "Aku tetap tidak bisa sembuh, Sus. Seisi rumah sakit tahu itu."

"Jangan menelan mentah-mentah ucapan seseorang, Sus. Yang terdengar bisa saja berkebalikan dari faktanya." Sambung Abel.

Wanita yang sudah bekerja sebagai suster selama delapan tahun itu menggeleng tidak setuju. Menurutnya, Abel masih punya harapan untuk sembuh walaupun hanya 0,01%. Abel hanya terlalu pesimis dengan penyakitnya.

"Kamu masih punya harapan, sayang..." Ujar Saras lembut. Ia ingin Abel sembuh dan kembali hidup normal.

Abel diam tak menyahut. Percuma menurutnya untuk membalas ucapan Saras. Wanita yang sudah dianggap sebagai kakaknya itu sangat keras kepala.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABEL to ABELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang