Shani terlihat buru-buru kemudian masuk kedalam salah satu ruangan dengan wajah khawatir.
"Ge, kenapa hm?" Tanya Shani menghampiri Gracia yang sedang berbaring dan menangis dengan ditemani suster yang berdiri di pinggir ranjang dengan tatapan bingung.
Tentu saja, siapa yang tidak bingung melihat seseorang yang tiba-tiba menangis tanpa alasan.
Sementara yang di tanya hanya mengalihkan pandangannya dengan isakan kecil yang masih bisa didengar oleh Shani.
Tadi, ketika masih berbicara dengan Gaby tiba-tiba suster memanggil Shani dengan menggunakan alat untuk memanggil dokter di ruangan tersebut.
Suster mengatakan bahwa Gracia tiba-tiba menangis tanpa alasan, mendengar itu Shani sontak khawatir dan langsung berlari untuk memastikan bahwa sang adik baik-baik saja. Cukup kemarin dia lalai dalam menjaga Gracia yang akhirnya berakibat fatal. Tidak lagi untuk sekarang dan seterusnya.
"Sus makasih udah jagain Gracia, suster boleh keluar" ucap Shani sedikit tersenyum. Suster mengangguk kemudian keluar dari ruangan.
"Ge kenapa gak jawab aku?" Tanya Shani duduk di pinggir ranjang yang ditempati oleh Gracia.
Gracia masih terdiam tanpa mengubah posisinya meski Shani mulai mengusap rambutnya dengan lembut.
"Kamu marah sama aku?"
"Kenapa tinggalin akunya lama?" Akhirnya Gracia menjawab meski tanpa menatap kearah Shani.
Shani sedikit tersenyum "tadi ngobrol dulu sama Gaby" ucapnya masih mengelus rambut sang adik.
Gracia memejamkan matanya "aku takut, gak mau ditinggalin Ci" ucapnya.
"Tadi cuma sebentar Ge, tadi juga ditemenin suster kan?" Shani mencoba memberi pengertian agar Gracia paham.
"Aku mau pulang, aku gak suka disini" Gracia mengalihkan pembicaraan lalu menatap Shani dengan mata sembabnya.
Astaga adiknya ini, tidak pernah bisa jika ditinggalkan oleh Shani tanpa pamit.
Saat Shani meninggalkan ruangan ini, Gracia memang sedang tidur dan terpaksa Shani tidak meminta ijin karena tidak mau membangunkan Gracia.
Shani tau Gracia memang tidak pernah mau berlama-lama dirumah sakit apalagi ditinggalkan. Tapi sungguh jika Gaby tidak mengatakan bahwa ada hal penting yang harus di bicarakan, Shani tidak akan beranjak pergi dari samping Gracia.
"Yaudah kalo gitu kita pulang ya" Shani tersenyum kemudian beranjak dari duduknya untuk mengambil kursi roda milik Gracia yang ada di pojok di samping ranjang.
"Ayo Ge" Shani mengulurkan tangannya di punggung dan lutut Gracia, kemudian mengangkatnya ke kursi roda.
Setelah di rasa sudah, Shani membungkukkan badannya di depan Gracia. Menatap sang adik dengan tatapan sayang.
"Mau jalan-jalan dulu keliling taman rumah sakit?" Tanyanya sembari menggenggam tangan Gracia.
Gracia mengangguk antusias. Seperti inilah Gracia, jika sudah menyangkut taman moodnya akan kembali naik. Kata sang adik selain pantai, taman adalah salah satu tempat healing terbaik.
***
"Nona Zee udah pulang?" Sapa Bi Iyam kepala pelayan di rumah keluarga Wijaya.
Azizi yang baru saja akan masuk kedalam lift menuju kamarnya kembali berbalik Karena mendengar sapaan kemudian menjawab "iya Bi, oh iya yang lain belum pada pulang?" Tanyanya.
"Belum, baru Non aja yang pulang" beritahunya.
"Oh gitu yaudah aku ke atas dulu ya Bi" pamit Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANIA GRACIA
FanfictionSebagian orang menginginkan kehidupan sepertiku, sedangkan aku tidak menginginkan hidupku sendiri -Shania Gracia. Shania Gracia, kehidupan sempurna sepertinya telah melekat didalam dirinya. memiliki paras yang sangat cantik, orang tua yang baik dan...