Hujan membasahi perkotaan Jakarta, badai petir ikut menghantam menemani si hujan, sepertinya dewa langit sedang marah.
Lelaki kecil yang hari esok akan menginjak usia ke sebelas tahun, tubuhnya yang bertambah tinggi, tentu menambah kadar ketampanannya, ia terbangun kala sebuah suara gunturan dari langit, ia mengucek matanya lalu turun dari kasurnya. Ia mendengar suara dari dalam rumahnya, bukan dari langit, ia membuka pintu kamar yang langsung menampilkan rumah bagian lantai bawah, terlihat kedua orang tuanya tengah bertengkar hebat,
"KAMU CAPEK SAMA AKU?! IYA?! AKU LEBIH MAS!" Wanita itu menghentakkan kakinya dengan air mata yang tak henti-hentinya keluar,
"SETIAP KALI AKU SELALU TANYA KAMU, DAN KAMU JAWAB BOHONG? IYA KAN!"Agam, masih menunggu apa yang akan istrinya bicarakan,
"AKU TAU ITU! TAPI AKU SABAR, AKU SELALU COBA PERCAYA SAMA KAMU, SELAMA INI AKU TULUS SAMA KAMU!" Lussy menahan tangisnya,
"LALU SETELAH ITU KAMU PERGI DENGAN PRIA ITU!"Ujar Agam tak terima, ia memegang lengan lussy yang bergetar,
"Jangan bawa-bawa Dika!" Bela lussy,
"Belain nih?" Agam menyeringai, membuat lussy semakin ingin angkat kaki, ia bahkan tak sadar ada buah hati mereka yang masih berdiri di atas menonton adegan nya dengan suaminya, di pikirannya hanya ingin pergi jauh dan sendiri,"Aku capek sama kamu!" Lussy melepas cincin dan kalung yang melingkari leher nya dan membuang tepat di depan Agam, suaminya,
"Aku pergi, aku mau sendiri" Agam masih datar menatap apa yang dilakukan istrinya hingga lussy berlari keluar mengangkat kan kakinya dari rumah ini,
"MAMA!!!" Agam menoleh kala mendengar teriakan dari lantai atas, ia menatap anak lelakinya yang ingin turun ke tangga,
"ERGAN! MASUKK!!" Perintah Agam, membuat Ergan menghentikan langkahnya, dada Ergan naik turun,
"PAPA JAHAT!!" Ergan berlari masuk ke kamarnya, membanting tubuhnya di kasur bersprei karakter avengers,
Ergan menatap langit kamarnya, "Mama pulang, Ergan kan mau ulang tahun, ma" ia membayangkan seakan sedang berbicara dengan mamanya yang begitu baik,
"Ergan sayang mama" Ergan memeluk tubuhnya sendiri seakan sedang memeluk wanita yang selalu ia sayangi,
"Mama juga sayang Abang," bayangan mamanya terus ada di pikirannya hingga matanya tertutup membawanya ke alam bawah sadar.***
"Ergan bangun, ayo ikut papa" Agam menggoyangkan tubuh Ergan yang masih memeluk guling nya,
"Aah sebentar" ujar Ergan yang nyawanya baru terkumpul 50%,
"Ergan, ayo ketemu mama kamu" ujar Agam membuat Ergan membuka matanya, "mama?"
"Hm"
"Ayo!" ujar Ergan semangat langsung turun dari kasurnya,
"Ayo pa!" Teriak Ergan yang sudah meninggalkan Papanya di dalam kamarnya,"Maaf, nak" gumam Agam.
Ia memikirkan bagaimana nasib putranya kedepannya.***
"Mama gak mau rayain ulang tahun Abang, ma?" Ergan mengusap tangan mamanya yang sudah dingin,
"Mama bangun dong maa, Abang nanti main sama siapa?"
"Mama bangun ya, bikinin Abang omelet!"Agam menatap sendu putranya yang terus berbicara dengan ibunya, ia tahu, Ergan paham namun laki-laki kecil itu masih susah untuk ikhlas. Ia teringat kejadian tadi pagi yang menjadi bagian terpedih di hidupnya,
Agam mengangkat ponselnya yang bergetar, siapa yang menelepon jam 6 pagi begini, Ia menarik tombol hijau di layar ponselnya,
"Ya, halo?"
"Atas nama pak Agam Wiraguna suami dari ibu Kiraya eh kirana Lussy?"
tanya seseorang di seberang sana,
"Ya benar, ada apa ya?"
"Istri anda mengalami kecelakaan yang sangat parah semalam, pada pukul 23.12, dan kami baru saja menemukan identitas korban di dalam mobil, anda bisa menemui korban di Kuncara Hospital untuk melihat kondisinya, lukanya cukup parah, termasuk bagian kepala, kami dari pihak kepolisian hanya dapat memberi tahu itu, selengkapnya bisa anda bicarakan dengan dokter dan perawat, terimakasih" jelas sang polisi di seberang,
"T-terimakasih pak," Agam menahan air matanya,
"Ya, sama-sama" panggilan terputusJantung Agam berdegup kencang, ia takut, ini salahnya, apa yang akan terjadi setelah ini?
"Ergan sayang mama usy," Ergan mengecup dahi ibunya, ibunya benar-benar sangat cantik, nurunnya sampai ke putranya. Ergan tersenyum mencoba menerima apa yang terjadi, walau sangat berat, ia tak mau mamanya disana sedih, ia akan menjadi anak yang kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADERGAN (Slow Up)
Novela JuvenilErgan Wiraguna, siapa yang tak mengenalnya? Ergan dengan sejuta gombalan receh nya dan senyum manis yang membuat kaum hawa ingin menjadi miliknya, suka menggoda tidak berarti harus punya pacar ya kan? seperti Ergan yang tidak pernah merasakan cint...