Pertemuan

71 9 1
                                    



Aku Kim Doyoung.

Pagi ini aku sudah kejar-kejaran dengan sekelompok pria berdasi dengan pakaian formal. Sepertinya ini akan menjadi salah satu rutinitas harianku.

Kenapa mereka mengejarku ?

" Hei dasar pencuri kau !!! "

" Kembalikan makananku dasar maling kau !!!! "

Tentu saja karena ini....

Satu kantong plastik putih berukuran besar di tangan kananku, yang sudah bisa ditebak kalau isinya adalah makanan yang lumayan banyak.

Aku terus berlari dan sesekali memutar kepalaku ke belakang. Sial, mereka masih saja mengejarku.

Di depanku ada perempatan, aku bingung mau memilih yang mana. Tapi instingku mengatakan aku harus ke kanan. Jadilah aku ke kanan.

' BUGH !!! '

" Akh aduh "

Aku seketika merasakan sakit di bokongku. Plastik putih di tanganku jatuh begitu saja dan isinya berceceran ke aspal.

Aku melihat ke depanku. Ada seorang anak laki-laki seumuran denganku yang juga terduduk di aspal, dia mengusap-usap bokongnya juga. Sepertinya kesakitan juga sepertiku.

" Hei maling kau !!! "

Sial, dua pria tua ini masih mengejarku ternyata.

" Mau lari kemana kau hah ?! Dasar pencuri, ayo sini kau !!! Masih kecil sudah mencuri, kau harus dihukum !!! "

" Akh aduh pak, tolong maafkan aku "

Aku hanya bisa pasrah saat tangan keriput itu memukul-mukul punggungku dengan lumayan keras. Entahlah bagaimana nasib punggungku, semoga baik-baik saja.

" Dasar pencuri.... Rasakan ini !!! Kau tau hah ? Itu burger limited edition, kau tidak akan mampu membelinya "

' BUGH '

' BUGH '

' BUGH '

" Pak tolong hentikan dulu pak- "

" Diam Taehyun !!! Dia ini harus diberikan pelajaran "

' BUGH '

' BUGH '

" Pak, direktur Seo membatalkan pertemuan "

Pukulannya tiba-tiba berhenti. Aku mendongakkan kepalaku. Tangan pak tua itu menggantung di udara, matanya melotot dan bibirnya terbuka lebar.

Pfftt... Ingin rasanya aku tertawa.

" Kau tidak berbohong kan Taehyun ?! "

" Tidak pak, lihat ini chattingan dari darinya ", pria yang dipanggil Taehyun itu memberikan ponselnya.

Dan tiba-tiba saja, pak tua itu jatuh terduduk di lantai sambil memegang dada kirinya. " Taehyun.... Tolong katakan padaku ini mimpi.... Tolong tampar aku "

' PLAKKKK '

" AKHHHHH "

" Pak kau tau kan, Direktur Seo itu sangat disiplin dan kita sudah terlambat satu menit dari waktu yang ditentukan "

Pak tua itu memandang pria yang dipanggil Taehyun tadi, lalu menatap wajahku.... Lumayan lama.... Sampai.....


























" INI SEMUA GARA-GARA KAU !!! AWAS SAJA NANTI JIKA KITA BERTEMU LAGI, AKAN KUBUNUH KAU WAHAI ANAK MUDA !!! "

" Pak tolong tenanglah, ingat darah tinggimu, ayo kita pergi dari sini "






















Aku hanya tertawa melihat pak tua itu diseret oleh anak buahnya. Lalu aku menolehkan kepalaku ke belakang, ternyata orang yang kutabrak tadi masih terduduk di situ dengan raut wajah yang tampak bingung. 

Aku menjulurkan tangan kananku padanya. " Berdirilah ", ujarku.

Dia menyambut uluran tanganku, tapi entah kenapa, dia tidak berekspresi sama sekali. Harusnya dia bilang terima kasih kan ?

Aku berdehem sebentar. " Apa kau terluka ? ", aku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah. Pakaiannya tidak ada yang robek, syukurlah... Itu berarti dia baik-baik saja. " Maafkan aku ya, aku tidak melihatmu, kau lihat sendiri tadi kan ? Aku lari-larian gara-gara dikejar dua orang bau tanah itu "

Dia hanya diam saja. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun, bahkan dia tidak menanggapi omonganku.

Kepalanya celingak-celinguk, menatap aspal, seolah mencari-cari sesuatu.

Aku pun ikut menunduk, mencari apa yang dia cari, meskipun aku tidak tau apa itu. " Apa yang kau cari ? "

Dia tetap tidak menjawabku. Astaga... Bikin kesal saja, apa aku ini bicara dengan manusia robot ?

" Kenapa kau tidak menjawabku ? Kau punya telinga- "

Perkataanku terhenti begitu saja ketika aku melihat sebuah benda putih berukuran kecil yang tergeletak di sisi jalan. Langsung saja aku mengambilnya.

" Ini kan.... "

Aku menepuk bahunya lalu memperlihatkan benda itu di depan wajahnya.

Secepat kilat dia merebut benda itu dari tanganku dan memakaikannya ke telinga kanannya.

Jadi dia ini....

Tuli ?

" Siapa namamu ? Mungkin kita bisa berteman "

Tapi dia malah memberikan ponselnya ke tanganku. Aku membaca sesuatu yang tertulis di sana.

Jadi.... Selain tuli, dia juga bisu ?

' Jangan berteman denganku '

HEH ?!

Manusia macam apa ini ? Orang ingin berteman, bukannya diterima malah ditolak secara langsung.

" Kau tidak mau berteman denganku ? Baiklah itu hakmu, tapi- "

Belum sempat aku bicara, dia sudah merebut ponselnya dengan kasar, lalu berlari menjauh dariku.

Aku hanya diam mematung.




























Kenapa semua orang menjauhiku ? Aku kan hanya ingin berteman. Apa aku terlihat jahat dimata mereka ?

Ck ! Manusia memang hanya bisa menilai dari cover saja.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-


Direvisi ulang.

Soalnya yang pertama, rasanya terlalu jelek ya.... Berantakan dan kurang enak dibaca.

Jadilah aku revisi ulang bagian ini.

Bagi yang baru baca, salam kenal ya.... Dan juga semoga kalian suka sama cerita ini.

Btw, ini cerita pertama aku.

See you next di chapter selanjutnya.

Bye.... Byeeee

BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang