s a t u

1.7K 148 135
                                    

"Sukuna, bangun!"

Suara cempreng itu kembali mengudara, yang menjadi sasaran amukan menutupi kedua telinganya menggunakan bantal.

"Papa~~ Aku baru saja tidur satu jam yang lalu!" Rengeknya namun tidak membuat Yuuji, sang ayah luluh.

Laki-laki yang berusia kepala tiga itu mendengus, tangannya dengan lincah menata baju yang akan di pakai Sukuna hari ini.

"Sudah papa bilang, jangan bermain game terus! Hari ini kan ada kelas pagi, kau tidak ingat?!"

Akhirnya dengan rasa dongkol Sukuna mendudukkan diri. Kedua matanya masih tertutup.

"Salah sendiri, aku tidak di perbolehkan tidur di kamarmu! Makannya tidak bisa tidur."
Bela Sukuna dengan suara serak-nya.

Yuuji ingin sekali menjewer telinga yang dengan beraninya di pakaikan anting-anting itu. Namun niatnya di urungkan ketika dia kesulitan mencari pasangan kaus kaki yang ia pegang.

"Sukuna! Kau kemanakan kaus kaki yang satunya?!" Teriak Yuuji yang kini mulai memeriksa rak paling bawah.

Sukuna membuka matanya, oh shit, apa-apaan itu. Pemuda ini sering mengalami ereksi pagi. Namun entah sudah keberapa kali dirinya mendapati papa-nya yang menungging seksi seperti itu setiap dirinya membuka mata. Minta di perkosa, ya?

"Yuuji, jangan menungging seperti itu."
Cerocosnya pelan namun masih bisa di dengar oleh yang lebih tua.

Yang di panggil menggeram, melempar kaus kaki yang ia pegang namun sukses di hindari oleh anak itu,
"Aku ayah-mu, bodoh! Panggil aku dengan benar!"

Sukuna terkekeh, dia mulai turun dari ranjang, sedikit meregangkan ototnya yang sudah terbentuk. Yuuji menyaksikan itu semua dengan perasaan kesal. Dia itu Papa-nya, masak tubuhnya kalah tinggi dengan anak sendiri?! Dia setinggi dagu Sukuna, dan untuk otot, dia hanya punya empat kotak di perutnya, berbeda dengan Sukuna yang memiliki delapan.

"Mau sarapan apa?" Tanya Yuuji yang kini kembali menata lemari anak-nya.

Sukuna mendekat, dan dengan cepat tangan kekar itu melingkari pinggang yang lebih tua.

"Haish! Jangan membuatku kaget! Bagaimana kalau aku jantungan?" Gerutunya.

Sukuna kembali terkekeh, dia menghirup aroma permen kapas dari tengkuk ayahnya itu.

Yuuji membiarkannya, karena ini kebiaaan mereka setiap pagi.

"Kau mau sarapan apa?!" Tanya Yuuji sekali lagi, namun suaranya lebih tinggi.

Sukuna tersenyum aneh, bibirnya menciumi berkali-kali tengkuk sang ayah,
"Aku mau makan Papa saja."

Dan berikutnya Yuuji memukuli brutal anaknya itu karena dengan kurang ajar pantatnya di remas oleh Sukuna.

"Cepat mandi sana!"

Yuuji pergi dengan langkah kaki yang di hentakkan, lucu.

Dia tidak seperti orang berumur tiga puluhan, malah seperti adiknya Sukuna. Salah sendiri tampang boros anak itu.

Mereka selesai sarapan, namun melihat Yuuji berdandan manis cukup untuk membuat pergi ke kampusnya tertunda. Dia menerka Ayah-nya itu akan pergi ke mana.

"Apa Papa akan menemui si ubanan itu lagi?"

Yuuji mengangguk,
"Ya, dan namanya Satoru, di sana juga ada Utahime."

Sukuna memutar bola matanya malas,
"Kalau dengan Utahime-san tidak masalah, tapi dengan si Satoru-Satoru itu aku tidak suka. Dia menatapmu mesum terus."

selfish boy | sukuitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang