Chapter 2⚘

2 1 0
                                    

⚘⚘⚘

Keesokan harinya setelah sehari ia berada didunia ini, Selvyna masih tidak bisa menyesuaikan dirinya ditubuh anak kecil dan hidup serba mewah seperti ini

Bahkan semalam saja ia sengaja begadang hanya untuk bisa terbiasa dengan tubuh mongel ini dan juga ia mulai sedikit-sedikit mencoba menulis tulisan kekaisaran yang ternyata tidak sesusah kelihatannya

"Oke saatnya menjalankan plan 1"

Kaki kecil milik Selvyna membawanya ke arah dapur, karena tiba-tiba tadi pagi saat sarapan sang ayah mengajak untuk minum teh siang hari ditaman, jadi saat itu juga dia akan membawakankan makanan kesukaan ayahnya

"Loh nona Selvyna? apa yang anda lakukan disini, disini bukan tempat bermain" tanya Nana lalu tanpa babibu lagi ia menggendong Selvyna dan membawanya ketempat biasanya Selvyna bermain

"Tapi Selvyna ingin melihat koki memasak" balas Selvyna sambil menunjukkan puppy eyes-nya

"Ugghhh... nona tolong jangan menampilakan wajah imut seperti itu" Nana yang melihat itu langsung menutup matanya dengan salah satu tangannya, tidak tahan dengan ke-imutan nona-nya ini

"Tempat itu berbahaya untuk nona, jadi nona tidak boleh kesitu ya" bujuk Nana yang sepertinya melihat majikan kecilnya ingin mencoba merayunya lagi

"Kalau begitu saya pamit bekerja lagi" segera Nana pergi dari hadapan Selvyna

"Baru aja mulai udah gagal aja Rencana 1" monolog Selvyna melihat kepergian Nana tergesa-gesa

(●'◡'●)(❁'◡'❁)(●'◡'●)

Waktu berlalu hingga sampai waktu jam siang, sedangkan Selvyna mungkin sudah puluhan kali ia mencoba untuk memasuki area dapur tapi selalu saja ada pelayan yang menghalanginya

"Nona tuan duke sudah menunggu" ucap Eliy yang menghampiri nona-nya yang sedang terlihat putus asa

Saat ini Selvyna sedang berada diatas kursi yang berhadapan dengan sang ayah dan hanya berbatas dengan meja bulat dengan ukiran yang indah

"Kudengar dari pelayan, kau sudah berkali-kali ingin mamasuki dapur" ucap Eric membuka percakapan

"Apa kau tidak tau bahwa tempat itu bukan tempat yang bagus untuk anak seumuranmu?" lanjutnya, walaupun kelihatannya ia tidak peduli pada anak satu-satunya tapi sebenarnya ia sangat peduli pada Selvyna hanya saja ia tidak tau bagaimana cara menunjukannya

"He'em" balas Selvyna lalu mencomot kue stroberi yang sudah dipotong lalu memakannya dengan lahap hingga cream kue tersebut mengotori pipinya

"Aku anggap responmu itu sebagai tanda mengerti" setelah mengatakan itu Eric melanjutkan meminum secangkir teh yang tadi sudah ia minum

Setelah itu tidak ada percakapan lain, Selvyna yang sibuk menghabiskan makanan manis yang dihidangkan oleh pelyan dan Eric yang diam-diam tersenyum melihat putrinya yang lahap hingga tidak sadar bahwa pipinya terkena cream dan sibuk memakan makanan itu hingga pipinya naik seakan-akan meledak kapan saja 'menggemaskan' batinnya

Ni orang kenapa diam-diam bae sih, oh iya ya kan emang itu pesonannya, tetap cool dimanapun dan kapanpun

Rencana yang aku buat kemaren kayaknya bakal gagal totol deh... apa aku coba langsung cara lain aja ya...

Kalo gagal yaudah bodo amat lah batin Selvyna

"Daddy!" panggil Selvyna tiba-tiba dengan nada di imut-imutin

"Ukhuuukk" mendengar anaknya memanggil daddy bukan ayah seperti biasanya, membuat Eric tersedak saat dia lagi meminum teh

"A-apa yang kau katakan?"

"Daddy?" ucapnya lalu melanjutkan kata-katanya "Selvyna boleh manggil daddy dengan sebutan daddy kan?" tanyanya menampilkan puppy eyes andalnnya

"Ekhem! ekhem terserahmu saja" Eric terlihat salah tingkah

Bisa-bisanya nih duda salting cuman karena anaknya manggil dia daddy ucap Selvyna dalam hati cekikikan

(●'◡'●)(❁'◡'❁)(●'◡'●)

"Aaaaaaaaaaaakkkhhhhhhhh!!!!" teriak Selvyna tanpa suara

Kenapa tadi aku manggil dia daddy, kenapa gak ayah aja sihhhh.... ucap Selvyna menyesal dan malu mengingat tingkah bocahnya saat memanggil Eric daddy

"Ck! jadi ga bisa tidur karena terbayang-bayang kejadian siang tadi" monolognya lagi

"Tapi kalo ga gitu kapan bisa dekatnya"

"Mumpung udah terjadi mending dilanjutin lagi" ocehnya sedari tadi

Setelah itu Selvyna bangkit dari tidurnya berjalan keluar menuju sebuah ruangan yang tak jauh dari kamarnya dan ruangan itu adalah ruang kerja ayahnya

Tok tok tok

"Masuk" sahut orang yang didalam

Dibalik pintu yang besar dengan ukiran yang terkesan mewah muncul manusia kecil yang sangat imut menghampiri orang yang berada dikursi kerjanya

"Selvyna? kau belum tidur?" tanya Eric yang melihat putri manis nan lucunya itu berjalan mendekatinya, berjalan saja dia sangat lucu batinnya

Selvyna menatap dengan kedua bola matanya yang besar dan juga dia menganggkat kedua tangannya pertanda ingin digendong, tingkah Selvyna itu mampu membuat Eric menahan napas saking gemasnya terhadap anak semata wayangnya

"Ada apa? apa ada yang kau inginkan?" tanya Eric lagi yang mendapat respon gelengan kecil Selvyna

"Selvyna gak bisa tidur karna belum mendapatkan ucapan selamat tidur dari daddy dan-" Selvyna dengan sengaja memggantungkan ucapannya

"Dan?" ulang Eric sambil melihat anaknya yang berada di pangkuannya

Muah💋

"Hehehe" setelah menge-cup pipi ayahnya secara tiba-tiba, Selvyna melompat turun dari pangkuan ayahnya dan berlari keluar sambil cekikikan

Mendapat perlakuan itu Eric diam membatu seperti seakan-akan rohnya keluar dari tubuhnya

Lalu ia tersenyum sambil mengingat mendiang istrinya yang sangat mirip dengan putrinya

"Mereka berdua sangat mirip" monolognya

⚘⚘⚘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Si Protagonis JahatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang