Happy reading!
|
|
^Sinar matahari masuk menembus tirai kamarku, menandakan bahwa pagi telah menyapa diriku. Aku terbangun dengan keadaan setengah sadar, aku masih sangat mengantuk. Kelopak mataku masih setia menutup pada tempatnya. Hari ini aku akan sekolah jadi aku akan bersiap-siap untuk kesekolah walaupun ada sedikit rasa tak rela untuk bangkit dari nikmat nya bunga tidur ini.
Aku duduk di ranjang ku, mengumpulkan nyawa ku yang masih setengah. Aku menarik nafasku dalam dalam guna menghirup oksigen untuk menyempurnakan kesadaran ku. Aku membuka mataku lebar lebar membiarkan cahaya masuk menembus retina mataku.
Namun, ada hal yang aneh saat kelopak mataku terbuka, saat netra ku menelisik sekitar.
Aku tersentak.
Ini bukan kamarku.
Aku memandangi sekitar dengan perasaan heran, bingung, serta cemas. Aku segera bangkit dari ranjang dan melangkahkan kaki memutari kamar yang tak ku kenali ini, aku tak mengenali tempat ini. Sebuah kamar dengan nuansa yang baru bagiku. Jendela dengan tirai klasik dan beberapa peralatan yang belum pernah kulihat. Ini seperti rumah di dongeng dongeng yang selalu ku baca.
Aku menoleh ke samping melihat ada cermin besar disana, aku segera berjalan dan menuju ke arah cermin itu. Betapa kagetnya aku saat melihat sosok bayangan yang dipantulkan oleh cermin itu, itu bukanlah sosokku.
Lututku melemas, aku tak bisa berfikir.
Apa yang sedang terjadi.
Bukannya mendapati sosok diriku sendiri malah aku melihat sosok yang tak pernah kulihat seumur hidupku. Seorang gadis cantik bersurai merah semerah apel dengan netra merahnya yang juga sangat memukau. Berbeda dengan sosokku yang bersurai hitam lebat dengan netra coklat yang menjadi ciri khas ku.
Perlahan tangan kananku bergerak tanpa sadar seakan tersihir oleh sesuatu yang tak bisa ku definisikan, tangan yang bergerak menyentuh surai merah yang indah dan unik.
Aku bergerak kesana kemari sembari menatap pantulan di cermin itu, guna membuktikan bahwa sosok yang aku lihat itu adalah diriku. Dan ya, itu adalah aku. Namun ada yang salah disini, sosok itu jelas bukan diriku.
Netra ku bergulir ke arah lain, menelisik setiap sudut ruangan dan berhenti memandang ke arah jendela kamar. Kaki ku melangkah dengan langkah pelan menuju ke sesuatu yang menarik perhatianku, sesuatu yang di tangkap tepat oleh netra merah ku (?)
Aku memandang ke arah jendela, tanganku bergerak membuka tirai itu guna melihat dunia luar yang tak kukenali ini.
Tirai itu terbuka, cahaya matahari menyeruak masuk kedalam kamar itu seakan memberi cahaya pada ruang remang. Aku melihat ke luar jendela kaca itu, pemandangan yang unik sekaligus baru bagiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairytale (Hiatus)
FantasyAku sangat suka mendengarkan dongeng yang di lantunkan oleh nenekku. Sejak kecil aku selalu bermimpi untuk menjadi tokoh utama di dalam kisah itu. Namun, tiba tiba aku terbangun di tempat yang sangat asing. Tiba tiba aku teringat suatu hal, ini sepe...