Dua minggu pasca kejadian tak terduga, hubungan antara Jimin dan Taehyungsedikitnya mulai membaik, keduanya kembali pergi kuliah bersama. Memang tidakseperti biasanya, karena Jimin masih belum benar-benar merasa tenang, rasa takuttetap ada dalam dirinya, hanya saja sekarang ia mencoba untuk mengesampingkanrasa tersebut sebisanya.
Desas desus perihal tempramen Taehyung kian menjadi di kalangan para mahasiswa,seperti sekarang ketika keduanya kembali jadi pusat perhatian. Jimin dapatmendengar salah satu di antara mereka berbisik, mengatakan bahwa Taehyungpunya kepribadian ganda, tidak berperikemanusiaan, juga wajahnya yang tenangdianggap hanyalah topeng semata.
Tapi aneh rasanya, jika memang semua ucapan mereka tentang Taehyung itu benar,harusnya Jimin akan dibiarkan mati di tempat kemarin. Nyatanya Taehyung justrumenyelamatkannya, tak peduli dengan hukuman yang harus dia terima.Jimin yakin, pasti Taehyung punya alasan mengapa dirinya menjadi seperti itu.Sekilas ia melirik ke samping, tahu bahwa Taehyung sedang berusaha menahanamarahnya, bisa dilihat dari kepalan di kedua tangannya, mendadak Jimin merasawas-was, apakah Taehyung akan hilang kendali lagi? Namun, sampai akhirnyamereka tiba di depan kelas, Taehyung tidak berkata apa pun, hanya berpamitanpadanya, karena memang kelas mereka berbeda.
---
Waktu makan siang telah tiba, Jimin bergegas menuju kantin. Akan tetapi, setibanyadi sana, perhatiannya teralihkan pada seseorang yang ia kenal betul. Ya, sahabatnya,Kim Taehyung, yang tengah mengaduk-aduk minuman sambil menatap kosong padagelas di hadapannya. Entah mengapa, meski ia merasa hubungan mereka sudahmulai membaik, tetap saja ada tembok pembatas tak kasat mata di antara dirinyadan Taehyung.
Dengan penuh keyakinan, akhirnya Jimin memberanikan diri berjalan menuju mejadi mana Taehyung berada, mendudukkan diri tepat di sampingnya, lalu menyapanya,"Taehyung-ah, kau sedang memikirkan apa? Tidak berniat untuk meminumnya?"tanyanya, tak lupa mengulas senyum.
"Eoh? Jimin?" Terkejut, itulah reaksi awal yang diberikannya, Taehyung tidakmenyangka Jimin akan menyapanya terlebih dahulu. Degup jantungnya mendadakbekerja lebih cepat dari seharusnya, apa hanya karena ia melihat Jimin tersenyum dihadapannya saat ini? Oh, ingatkan Taehyung untuk tidak melayang sekarang,wajahnya bahkan terasa mulai memanas. Refleks, ia sedikit menghindar, memberijarak antara dirinya dan Jimin, tapi bukan Jimin namanya jika ia membiarkanTaehyung menghindarinya, pemuda mungil itu kini justru memeluk lengan Taehyungkuat.
Jimin ingat ucapan Yoongi, bahwa ia harus belajar membiasakan diri lagi denganTaehyung, bukan menjauhinya, Taehyung butuh seseorang yang mengerti akandirinya dan sekarang Jimin setidaknya harus mampu melawan rasa takutnya, jika iatidak mencoba, maka dirinya tidak akan pernah tahu hasilnya.
"Kau kenapa, sih? Masih marah denganku, ya? Aku minta maaf." Jimin masih setiadengan posisinya yang memeluk lengan Taehyung. Sedangkan yang dipeluk refleksmelihat sekitar, karena apa yang tengah dilakukan Jimin padanya kini menjadiperhatian hampir seluruh pengunjung kantin.
Beberapa mahasiswa berbisik "Hei, kasihan sekali Jimin, dia tidak takut ditendangoleh Si Kim?", "Berani sekali dia, sepertinya dia mencari mati" kira-kira seperti ituyang terdengar olehnya.
"J-Jimin, lebih baik k-kau jangan terlalu dekat denganku, dan juga kau tidak perluminta maaf, di sini akulah yang salah, aku egois. Jika kau berteman denganku, oranglain akan berpikir buruk tentangmu," jawab taehyung, namun matanya menataplurus sepatunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Make You Mine (VMIN)
FanfictionA VMin collaboration fanfic. Written by @Rie_Maria_Lee & @ChoonHee13 Arranged by @Reika_Rei Cover by. @ChoonHee13 --- Taehyung tidak pernah menyangka akan jatuh cinta pada teman satu apartemennya sedang ia sendiri merasa tak benar-benar pantas untuk...