.
.
.
Satu minggu setelah kejadian yang membuat Taehyung cemas, kini dirinya sedang berada di atap gedung kampus, tempat di mana akhir-akhir ini menjadi tempat favoritnya ketika tak bersama dengan Jimin. Namun setiap hari mereka tetap tak terpisahkan, hanya pada saat-saat tertentu mereka berpisah. Kedekatan mereka itulah yang membuat beberapa orang di kampus berpikir bahwa Taehyung dan Jimin berpacaran.
Keduanya tidak ingin ambil pusing, membiarkan orang berkata apa yang mereka lihat, selama tidak ada yang mengusik ketenangan mereka.
Namun meski mendapat banyak perhatian, Taehyung tetap tidak memiliki teman selain Jimin, berbeda dengan si mungil yang mudah bergaul dengan siapa saja, tingkahnya yang selalu ceria membuat orang nyaman berada di sisinya.
"Taehyung-ah!" panggil seseorang yang membuatnya tersenyum seketika. "Kau sedang apa di sini? Aku mencarimu ke mana-mana, kupikir kau di kelas," Jimin mem-pout-kan bibirnya.
"Merindukanku hm? Kau sampai terlihat panik begitu," Taehyung tersenyum melihatnya, kemudian berdiri dari tempat ia duduk.
"Iyaaa, aku merindukanmu. Saangaaat!" lalu dipeluknya Taehyung erat dan tentu saja dibalas oleh pemuda tersebut.
"Ayo turun, kau tidak mau pulang? Ini sudah jam pulang omong-omong." tanya Jimin setelah melepaskan diri dari pelukan.
Taehyung terkekeh, sudah terbiasa dengan tingkah Jimin yang baginya sangat menggemaskan, "ayo. Mau kugendong? Siapa tahu kau lelah saat naik tangga ke sini."
Dengan bibir yang masih mengerucut lucu, Jimin meenggeleng, "tidak perlu, aku masih kuat berjalan. Ayo, aku ingin makan bulgogi!"
Keduanya tertawa sebelum kemudian berjalan untuk mencari restoran. Begitulah Taehyung, hanya bisa berbicara lepas saat bersama Jimin, walau sebenarnya ia masih menyembunyikan sesuatu tentang masa lalu, yang mana ketika teman satu apartemen itu bertanya dirinya selalu mengelak dengan mengalihkan topik pembicaraan.
Taehyung merasa Jimin tidak perlu mengetahui kisah masa lalunya.
"Jimin!!"
Keduanya menoleh menuju arah datangnya suara dan melihat salah satu teman Jimin melambaikan tangan pada mereka, Taehyung mendengus, mereka hampir saja keluar dari gerbang sekolah, sekarang malah ada yang mengganggu.
Berbeda dengan Taehyung, Jimin membalas lambaian tangan tersebut seraya memberi senyum ramah pada temannya itu, "Hai, Daniel! Ada apa?"
"Ehehehe, tidak, hanya ingin menyapa saja, kau mau pulang?" seseorang yang ternyata bernama Daniel itu membalas senyum Jimin dan menghampiri mereka kian dekat.
Jimin mengenal pemuda tersebut dari salah satu temannya, Daniel sangat ramah kepada siapa pun membuat mereka mudah untuk dekat satu sama lain walaupun berbeda jurusan.
"iya," jawabnnya.
"Dengannya?" tanya pemuda itu setengah berbisik, yang dibalas anggukan oleh Jimin.
"Kau tidak tahu berita tentangnya? Tentang kabar yang sedang hangat diperbincangkan? kau kan teman dekatnya, masa tidak tahu?" tanya Daniel sepelan mungkin, berusaha agar ucapannya tak didengar oleh sosok di samping mereka.
Jimin mengerutkan kening heran dengan pertanyaan beruntun dari sang teman, memangnya Taehyung kenapa?
"Aku tidak mengerti maksud dari pertanyaan-pertanyaanmu, Niel. Tapi menurutku tidak ada yang salah dengan pulang bersama sahabatku sendiri, dan aku mengenal Taehyung jauh lebih baik darimu." ucapnya datar, entah mengapa ia merasa tak nyaman dengan pandangan tak suka yang dilayangkan Daniel pada Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Make You Mine (VMIN)
FanfictionA VMin collaboration fanfic. Written by @Rie_Maria_Lee & @ChoonHee13 Arranged by @Reika_Rei Cover by. @ChoonHee13 --- Taehyung tidak pernah menyangka akan jatuh cinta pada teman satu apartemennya sedang ia sendiri merasa tak benar-benar pantas untuk...