Mark - Jaemin [Sakit]

1.7K 118 1
                                    

Mark yang mulai merasakan sinar matahari mulai mengganggu tidur nyenyaknya pun menyamankan diri dengan mengeratkan pelukannya pada Jaemin. Namun, ada yang aneh.

Mark pun membuka matanya saat merasa sesuatu di pelukannya seperti bukan suaminya. Benar saja, ternyata sedari tadi yang ia peluk adalah bantal hamil milik Jaemin.

"Babeee" Teriak Mark dari kamar.

"Ah!" Tepat setelah ia berteriak, rasa pusing langsung menyerang ke kepalanya. Ia juga baru sadar akan rasa panas di matanya saat terpejam.

Jujur saja Mark benar-benar sangat letih setelah kemarin bekerja hingga larut malam. Total sudah 3 hari ia lembur karena masalah di kantor.

"Babe please" Teriak Mark sekali lagi. Kini rasa pusing sudah mulai menguasainya. Ia butuh suaminya. Ia butuh Jaemin.

"I'm here, i'm here" Jaemin yang baru saja selesai membuatkan anaknya susu segera memenuhi panggilan suaminya.

"KAK?" Jaemin yang baru sampai ke kamar dan disuguhi pemandangan Mark yang meringkuk sembari memegangi kepala nya, panik bukan main.

"Kakak kenapa, hey" Jaemin dengan segara duduk tepat di samping kepala Mark sembari membenarkan posisi tidur suaminya.

"Pusing" Hanya itu yang dapat Mark katakan.

Jaemin yang mendengar itu mencoba mengecek dahi Mark. Benar saja, rasa panaslah yang menyambut telapak tangan Jaemin.

"Aduh, panas banget" Jaemin pun beranjak dari kasur untuk mencari termometer suhu. Namun, belum sempat berdiri, tangan Jaemin sudah dicekal.

"Mau kemana? Disini aja" Dengan sisa tenaga dan suara seraknya Mark meminta Jaemin untuk tetap tinggal. Yang ia inginkan sekarang hanyalah Jaemin, Jaemin, dan Jaemin.

"Sebentar ajaaa kak, aku mau ambil termometer, makan sama obat buat kakak. Sebentar aja yaa sayang" Jaemin mengusap rambut Mark dengan satu tangannya yang masih digenggam Mark.

Hanya gelengan yang Jaemin dapat. Beginilah kalau Mark jatuh sakit. Mark sebenarnya sangat jarang sekali jatuh sakit, tetapi kalau sudah sakit ia akan menjadi super duper clingy. Benar-benar tidak mau ditinggal.

Beruntung sekarang sudah ada nanny yang dapat menjaga anaknya selagi ia mengurus Mark yang sakit.

"Hadeuh, susah nih" Ucap Jaemin dalam hati. Kini yang dapat Jaemin lakukan adalah menidurkan bayi besarnya terlebih dahulu.

"Yaudah tidur ya, nanti satu jam lagi aku bangunin ya. Kakak harus makan minum obat" Jaemin membenarkan posisi bantal Mark dan selimutnya supaya ia dapat tidur dengan nyaman.

Mark hanya menjawab dengan anggukan sembari membawa tangan Jaemin ke kepalanya, meminta Jaemin untuk melanjutkan kegiatan mengusap kepalanya yang tadi dihentikan. Ia juga memeluk kaki Jaemin dari samping seraya merapatkan dirinya di sisi samping kaki Jaemin.

"Hahaha, emang dasar bayi besarku"

---

"Kak? Bangun yuk. Makan, minum obat abis itu tidur lagi gak papa"

Sebenarnya ini sudah lewat dari satu jam yang dijanjikan tadi. Jaemin tidak tega ketika melihat wajah tenang suaminya yang sedang tertidur. Ia tau Mark sangatlah lelah, jadi ia memberikan waktu lebih untuk Mark tidur lebih lama.

"Kakak sayang, bangun yuk" Jaemin mencoba menepuk-nepuk lengan Mark yang membuat empunya menggeliat.

"Bangun dulu yuk, sebentar aja"

Mark dengan susah payah mencoba membuka matanya, mencoba melihat sekeliling yang langsung dihampiri rasa pusing. Jaemin pun membantu mark untuk duduk bersandar di headboard.

"Makan yah"

"Pusing" Mark memegang kepalanya yang terasa berat dan berdenyut.

"Iya sayang, makan dulu ya. Dikit aja gak papa biar bisa minum obat"

Dengan badan yang lemas, Mark membuka mulutnya dan mengunyah bubur buatan Jaemin.

"Udah" Mark memalingkan kepalanya enggan melanjutkan kegiatan makannya yang baru saja 4 suapan.

"Yaudah gak papa, sekarang minum obat ya" Jaemin menghela nafas, setidaknya sudah ada makanan yang masuk ke dalam tubuh suaminya.

Setelah minum obat, Mark kembali memposisikan dirinya untuk tidur.

"Dedek mana?" Tanya Mark.

"Lagi tidur siang tuh, abis nen tadi. Dedek pinter banget hari ini gak rewel. Maaf ya gak aku bawa kesini aku takut dia ketularan" Jawab Jaemin.

"Maaf ya aku sakit"

"Kok minta maaf siii, namanya sakit gak ada yang tau. Kakak juga makanya jangan lembur terus sampe gak tidur"

"Jangan ngomel, pusing" Mark memeluk badan Jaemin yang terduduk dari samping.

"Dih, awas ya kamu kalo udah sembuh"

"Puk puk lagi" Pinta Mark.

"Malu sama dedek tuh ga minta puk puk" Namun, Jaemin tetap mengusap rambut Mark penuh sayang.

"Tapi kan adek nen" Jawab Mark dengan bibir yang melengkung.

"Wah dah sembuh ni"

"Ih belum, masih pusing" Mark kembali membenamkan kepala nya di sisi samping badan Jaemin.

"Iya iya yaudah tidur, utu utu utu bayi besar aku sakit iya?"

Mark semakin menyamankan diri dan terlelap akibat usapan Jaemin. Jaemin yang ikut mengantuk pun ikut masuk ke dalam alam mimpi dengan Mark.

everyone's baby, jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang