chapter 4 (perpect wife)

1.5K 21 2
                                    

Di kala saat Jimin pergi bekerja
Yuna masih terduduk lesu di sofa itu sampai tengah hari karena tubuhnya benar-benar kurang fit.
Jika ia bergerak sedikit saja
kepalanya pusing dan oyong rasanya ia ingin pingsan, namun ia tahanan saja untuk meraih segelas air putih yg sudah dia tuang tadi ke dalam gelas.

Di tempat lain sesaat ketika ingin mematahkan besi besar itu jemari Jimin tersayat dan berdarah
ia benar-benar tidak focus karena sejak berangkat tadi pikirannya hanya pada Yuna.
segera di ambilnya di basuhnya jemarinya yg luka itu lalu di oles obat merah kemudian di perban.

"maaf tuan mengganggu
ada yg bisa saya bantu ?"
tanya salah seorang anggota Jimin.

"Eehh..tidak tidak .
aku baik-baik saja
terimakasih, kembalilah bekerja aku bisa atasi sendiri !"
Jimin beranjak dan lepas sarung tangan sebelah nya.

Yuna memijiti betisnya
karena terlihat bengkak dan sedikit keram dan ia menangis menginginkan pelukan hangat Jimin.
sembari di elusnya perutnya itu
dan mendesis-desis kesakitan.

"Aadduhh...
kok makin sakit sih..!"
Keluh Yuna serius.

malam pun tiba
syukurlah rasa perihnya sudah mulai hilang dan kini Yuna tengah membaca buku sambil memakan kiwi.

"Yuna...!"
Sebut Jimin yg udah tiba dirumah
sembari lepas sepatunya di dekat
pintu.

dan menaiki anak tangga setelah melemparkan tasnya entah kemana

sesampainya di kamar ia langsung memeluk tubuh Yuna erat

"sayang...
astaga..
aku rindu sekali padamu entah apa sebabnya apa kamu baik-baik saja ?"
Tanya Jimin penuh kekwatiran.

"yaa..
aku baik-baik saja..."
Yuna usap punggung suaminya itu.

"masih mual gak ?"
lagi tanya Jimin.

"enggak kok!!
kan papa nya udah datang..!"
Yuna tersenyum hangat

Jimin lega sekali mendengarnya
ia lalu menghela nafas dan mulai
melepas pakaiannya selapis
sesaat itu Yuna melihat jemarinya yg terpasang perban itu

"jiminshi..!?"
Yuna menyebut dgn wajah risau.

"eehm..aku..
Aku..
aku tidak apa-apa sayang..
hanya sedikit saja!"
sela Jimin supaya Yuna gk kwatir.

"tanganmu ..
kok di perban gini??
kenapa kamu??
jatuh? terpotong ?
atau..??"
Yuna tetap saja kwatir

"Sst.. sst... sayang...
aku baik-baik saja...!"
jawab Jimin lagi.

"beneran ?"
desak Yuna

"Iyah..!"
jawab Jimin .

"heem...
jangan sakiti dirimu ..
kalau lelah kan bisa istirahat..!"
Yuna memeluk Jimin kini.
dan Jimin merasakan
kedua buah dada yg indah milik Yuna menyentuh dadanya
dan ia memejamkan mata.

Jimin lalu
melepas pelukan itu dan memandangi  wajah Yuna dgn tatapan penuh hasrat

"sayang..
aku bisa memasukimu kan
malam ini?"
suara Jimin terdengar berat
dan penuh isyarat.

"aku menunggu kamu mengatakan ini daritadi !"
jawab Yuna yg gk mau kalah.

Jimin tersenyum lebar
sontak saja ia langsung melumati bibir istrinya itu seraya memegang-megang tubuhnya
dari atas kebawah dari kiri ke kanan.

"auuhmm..
lepas bajumu sayang ..,!"
bisik Yuna hangat menusuk ke telinga Jimin.

Segera dgn gesa-gesa Jimin melepas bajunya dan kembali cumbui Yuna manja.

"kita di kamar mandi saja yahh?"
ajak Jimin

"heem...
gak mau disini saja aku takut
jatuh!"
jawab Yuna pelan.

Yuna benar-benar menggila sekali
melihat tubuh Jimin yg bening itu
belum lagi dadanya yg mulus
dan kekar
Yuna pun mengelus-elus nya
dan mencium nya dari atas ke bawah dari bawah ke atas

"cupp...ccup..ccuup..
eeuhm..aarrgh..!"
desah yuna ringan

perlahan ia memutar-mutar puting susu yg  ada di dada suaminya itu
secara bergantian
terkadang juga ia mengumulnya
pakai lidah.

terus sampai lidahnya memerah .

"Euuhmm...
hmm..hhhmm
sayang...
aku mau juga..
Hhmmhhh..!"
bisik nya pada Jimin.

lalu di angkat jimin tubuhnya itu
dekat dan di lepasnya
pengait bra Yuna
dan terlihat payudara yg indah
yg mengingini untuk di hisap.

dgn ganas Jimin menghisap putingnya
yg sudah membengkak itu secara bergantian

"Cclleppp..cclleepp..cclleepp..
fflep..flep..Fleep...!"
berulang-ulang sampai Yuna merasa puas.

"hmm..hmm.hm..
yahh...
aahhk...sayang...
Eeuhhm...
kenapa ini sangat nikmat...
Aaargghk....!!"
desah yuna dgn wajahnya
yg merona itu.

beralih lagi ke mulut
Jimin memeleti mulut Yuna kini
dengan lidahnya
sampai dagu Yuna lembab
mereka terus saja bertukar air liur
terkadang Jimin menjulurkan lidah lebih dan Yuna mengemutnya
Keluar masuk ke mulutnya dgn durasi cepat .

"Hhee.m..hm..hhm..hm..hmm.hmm.
haarg..euuhmm...
sudahlah .aku tidak tahan lagi ...
Aaarrghkk ..!"
Desah yuna keras.

segera Jimin melepas
bawahan Yuna dan menembus
v*g*na nya yg sudah becek itu
dengan adik nya
pertama perlahan kemudian
semakin cepat .

ia membuka lebar selangkang
Yuna dan menaruh kakinya
di bahu.

dan mulai menggoyangkan
goyangan maut secara seksotis

"Pllook..plook..plookk...plokk..
plok..plokk..plook!!"
kedua membran inti bergesekan
dan mengeluarkan suara menyenangkan.

"aah..aah..ah ..ah..ah..aaaishhm.
Euuhmm...aaahmm.ah..
jiminah..
astaga ..
aaaa...aa..rrghh...
sayang...!"
Yuna tenggelam dalam kenikmatan yg tiada ganti.

Jimin terus saja men*oc**nya
sampai cairan putih kental itu
terlepas ke rahim Yuna.

Yuna sampai memegang tiang
kasurnya agar dia kuat

"Aarrgghkkk..
Yuna..hh..
aarrgghhh...!"
desis Jimin deep.

"Hhm..heerrgh..
Aaarghhm..
Ah ah ah ah ah .ah.ahh...
Jiminah...ottoke..aaahuuhmm.
sayang......eeuhmm...!"
Yuna semakin terguncang karena
hentakan Jimin semakin dalam dan cepat.

gk lama kemudian Yuna pun menerima cairan itu
dan terasa hangat menembak ke rahimnya

Yuna masih tersendak-sendak
dan menggeliat kelelahan seraya memegangi kepalanya upah kepuasan .

"Aaarrgh...
hm..kamu gila...!"
sebut Yuna pelan .

Dan lagi Jimin menembakkan
cairan putih itu ke wajah Yuna
dan Yuna menutup matanya
sambil mulutnya menganga

"Haaahlpl..
hhaappl..!"
sentaknya seraya terpejam.

TO BE CONTINUE....

In The Middle Of NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang