07. Terbongkar?

2.2K 155 3
                                    

Dengan semangat, Amelia menyiapkan begitu banyak makanan di meja makan untuk menyambut Sadewa dan teman-temannya ketika datang nanti.

Hanya membutuhkan beberapa waktu saja untuk menunggu Sadewa dan teman-temannya sampai di rumah.

"Eh? Udah Dateng ternyata, sini-sini masuk!" Amelia terlihat sangat bahagia saat melihat banyak anak remaja yang memenuhi rumahnya itu.

Melihat temannya yang tampak sungkan, Sadewa mempersilahkan para temannya untuk menuju ke meja makan, "Langsung ke meja makan aja, gue ke kamar dulu ganti baju," setelah memastikan teman-temannya telah duduk di meja makan, Sadewa beralih pergi ke kamarnya untuk mengganti seragamnya.

"Di makan, gak usah sungkan, anggap rumah sendiri aja," ucap Amelia dengan ramah. Senyum wanita paruh baya itu benar-benar tidak luntur sejak tadi.

Melihat seorang gadis yang belum menyentuh makanannya sama sekali membuat Amelia bertanya-tanya. Apa masakannya kurang enak? "Kamu kenapa gak makan? Makanannya kurang enak, ya?" tanya Amelia dengan wajah murung.

Melihat reaksi Amelia yang tiba-tiba berubah dari bahagia ke murung membuat gadis itu menggeleng dengan cepat, "Gak kok! Aku lagi nungguin Sadewa, Tante. Biar bisa makan bareng," jelas Sarah memberitahu Amelia agar wanita paruh baya itu tidak salah paham.

"Dek! Jalannya cepetan dikit, dong! Ini temen kamu gak mau makan kalau gak ada kamu," panggil Amelia pada Sadewa agar laki-laki itu lebih cepat berjalan.

"Kenapa, Sar?" tanya Sadewa mengambil tempat tepat di depan Sarah.

"Gak papa, Sa. Ayo makan bareng!"

Di tengah-tengah acara makan anak-anak itu, Amelia tampak seperti menunggu seseorang. Entah siapa orang itu.

Selang beberapa menit, seorang gadis berpakaian casual muncul di balik pintu. "Nah itu dia! Sini masuk, Nam!"

Sontak semua yang berada di meja makan itu berbalik untuk melihat siapakah yang di tunggu-tunggu Amelia sejak tadi.

"Namira? Lo ngapain disini? Lo nguntitin kita?" Sarah berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah Namira yang sedang berdiri kaku. Namira berani bersumpah! Dia benar-benar tidak tau bahwa ada Sarah bersama anggota OSIS lainnya di rumah ini.

Namira hanya mengikuti kemauan dari Amelia saja. Wanita paruh baya itu memintanya datang ke rumah untuk makan bersama, namun ternyata pemandangan ini benar-benar membuatnya blank! Sial! Apa sekarang dia akan ketahuan?! Oh sial!

"Dih? Perlu banget gue nguntit lo dari sekolah sampai sini? Gini-gini gue sibuk, ya." ujar Namira berjalan ke arah Amelia sembari memikirkan alasan apa yang akan dia gunakan agar orang-orang ini tidak curiga.

Di sisi lain, ada Sadewa yang menatap Namira dari pertama melangkahkan kakinya ke dalam rumah ini, sampai Namira berada di samping Amelia pun laki-laki itu masih menatap Namira lekat. Gadisnya itu benar-benar cantik.

"Suatu objek indah yang gak bakal pernah bisa gue lewatin. Wistara ku selalu terlihat indah," batin Sadewa.

"Ngedip, bos!" ledek Narel yang tiba-tiba mengambil tempat duduk di samping Sadewa. Darimana munculnya laki-laki ini?!

"Kok lo ada di sini, sih? Yang di undang kan cuma anak OSIS doang? Gak di sekolah gak di rumah ternyata lo emang suka banget cari masalah" Antara Sarah iri atau bagaimana, intinya saat ini gadis itu benar-benar mengintimidasi Namira dengan berbagai pertanyaan.

BACKSTREET WITH KETOS GANTENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang