05. Jealous

2.4K 153 0
                                    

Sebelumnya aku mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa bagi pembaca aku yang muslim, semoga kalian kuat ya puasanya! 💕

***

"Buset, Nam?! Lo ngapain pakai seragam seketat itu?! Ketahuan Sade mampus lo" Padahal masih sangat pagi, tetapi Naura sudah mengoceh hal-hal yang belum tentu terjadi.

"Yaelah, lagian tuh orang pasti lagi sibuk di ruang OSIS kali, gak bakal ketauan! Jadi tenang aja," ucap Namira santai. Gadis ini memang suka sekali mencari masalah, tetapi jika sudah di hukum, dia akan mengamuk, padahal biru adalah salahnya sendiri.

Baru saja Naura ingin menimpali ucapan dari Namira, namun seseorang di belakang Namira membuatnya bungkam.

Mata Naura sedaritadi sudah mengode Namira bahwa di belakangnya ada seseorang yang akan membuatnya terkena masalah pagi ini, namun Namira sama sekali tidak peka. Bagaimana bisa ada gadis seperti Namira di peradaban ini?

"Lo kenapa diem?" tanya Namira bingung melihat tingkah aneh dari Naura yang tadinya mendumel tidak jelas, kini beralih diam bak patung.

"I-itu di belakang lo," ucap Naura terbata-bata.

Karena bingung, Namira akhirnya menoleh ke belakang dan ternyata di belakangnya terdapat sosok gadis termenyebalkan sejagat raya bagi Namira. Sarah. "Ngapain lo di belakang gue?"

Tanpa menjawab pertanyaan dari Namira, Sarah menarik tangan Namira dengan kasar menuju ruang OSIS. Sedangkan Naura? Gadis itu masih berdiri sembari memutar bola matanya malas. Lagi dan lagi sahabatnya itu terlibat masalah.

"Belum juga gue selesai ngomong, udah kejadian aja" Tidak ingin membuang waktu nya, Naura ikut berjalan mengikuti Namira dan Sarah. Jangan sampai nenek lampir itu membuat sahabatnya sengsara.

***

Sadewa yang sedang berkutat dengan laptopnya di ruang OSIS menoleh saat ada tiga gadis yang memasuki ruang OSIS itu dengan suasana yang tidak mengenakkan. Yang paling menarik perhatian Sadewa adalah gadis yang sedang mengenakan seragam ketat itu, "Ini kenapa?" tanya Sadewa bingung.

Sarah melepaskan cekalan tangannya pada tangan Namira, "Lo liat nih biang kerok satu, seragamnya seketat itu bisa-bisanya di pakai ke sekolah? Gila kali" omel Sarah merasa lelah dengan tingkah Namira, benar-benar tidak ada kapoknya.

Mendengar itu, mata Sadewa meneliti seragam yang digunakan oleh Namira. Memang benar, seragam yang Namira kenakan saat ini sangat ketat, apa gadis itu bisa bernafas dengan seragam seketat itu?

"Ganti seragam lo. Habis itu lari keliling lapangan sebanyak 20 kali." ucap Sadewa tidak ingin mendengar bantahan sedikitpun, dikarenakan wajah Sadewa yang sangat menyeramkan itu, Namira akhirnya menuruti kemauan laki-laki itu saja, daripada dirinya yang kena masalah, kan? Lagipula itu salahnya sendiri karena memakai seragam seperti ini.

Benar-benar hari yang buruk, padahal masih pagi, bisa-bisanya dia sudah dapat kesialan seperti ini. Bagaimana jika kulitnya hangus?! Dasar Ketua OSIS tidak punya hati!

Daripada menunda waktu, lebih baik Namira segera melaksanakan hukumannya, daripada di tunda-tunda? Bisa-bisa matahari makin panas nantinya. Sialan

Dengan raut wajah penuh permusuhan, Namira menatap kesal wajah dua orang yang berbeda jenis itu dengan tatapan membunuh. Bahkan Naura pun kena tatapan itu. Apa Naura juga bersalah di mata Namira? "Liat aja! Lo bakal nyesel karena ngehukum gue pagi ini! Awas ya lo!" Setelah memberikan ancaman kepada Sadewa, Namira berjalan keluar menuju loker nya untuk mengambil seragam cadangan yang biasanya dia simpan disana.

BACKSTREET WITH KETOS GANTENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang