Jeno is that you?

600 48 2
                                    

Seperti biasa,kebawah.













***
"Hiks...unda."
"Unda mana~~nono mau cama unda hiks."
Tangisan Jeno yang terdengar sangat lucu karena aksen cadel khas bayinya.

Yah little space seorang Lee Jeno muncul saat dirinya benar benar dalam keadaan yang tertekan.

Jeno terus saja menangis mencari sang bunda yang tidak bisa ia temukan.

20 menit berlalu,namun Jeno tetap menangis sambil mencari sang bunda ditengah lampu remang remang dipinggir danau.



***
"Astaga kita nyari Jeno kemana lagi ini?puyeng pala gue tuh nyari tuh orang,ngilang mulu kerjanya,kayak yang baca kehilangan crushhnya awokawok."ucap Haechan yang sudah mulai pusing mencari keberadaan temannya.

"Bisa diem ga lu?!kalo berisik gue turunin nih."balas Renjun yang sepertinya sudah mulai terpacing emosi.

"Lu berdua sama aja berisik!"Timpal Jaemin yang sudah lelah dengan keributan keduanya.

Sudah hampir satu jam mereka berputar putar mencari keberadaan Jeno,namun tetap saja hasilnya nihil.

"Eh Jaem coba kita cari didekat danau."usul Haechan.

"Ngapain anjir nyari Jeno malem malem didanau,lu pikir Jeno siluman buaya."Ucap Renjun yang tidak mengerti dengan pola pikir seorang Lee Haechan.

"Ya soalnya gue beberapa kali mergokin Jeno suka duduk didanau pas pulang sekolah,jadi siapa tau tuh anak lagi disitu sekarang biar kayak healing² disosmed."balas Haechan dengan panjang lebar.

Jaemin yang hanya menyimak keduanya sama sekali tidak tertarik untuk masuk ke dalam obrolan tidak
berfaedah itu.

Jaemin langsung tancap gas menuju danau seperti yang diusulkan oleh Haechan.



***
Jeno yang sudah lelah mencari keberadaan sang bunda,kini hanya duduk menutup wajahnya dengan telapak tangannya sambil menangis terisak.

"Unda mana~~nono ndak liat unda hiks."

Ya itulah kalimat yang Jeno lontarkan dari tadi.

Renjun Haechan Jaemin kini sudah sampai dijalan pinggir danau.
Mata mereka bertiga mencari keberadaan Jeno.

"Eh itu itu!"ucap Haechan dengan semangat.

"Itu itu paan woi,kalo ngomong yang jelas!"Renjun.

"Itu motor Jeno kan?"tunjuk Haechan ke arah motor Jeno.

"Eh iya itu motor Jeno,eh tapi Jenonya mana?"ucap Jaemin yang kebingungan.

Renjun Haechan hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.

"Yaudahlah ayo kesana."Jaemin.

Setibanya disana.

"Iya bener ini motornya si Jeno,tapi Jenonya kok ga ada?"Jaemin.

"Di makan buaya kali."ucap Haechan asal.

"Kalo ngomong jangan sembarang lu,nanti gue kasih ke kuntilanak baru tau rasa lu."Renjun.

"Lu kalo ngomong jangan sembarangan juga dong,ini dah tengah malem,mana didanau lagi,kalo muncul beneran gimana."balas Haechan yang mulai takut.

"Udah udah beris..."ucap Jaemin terpotong karena terdengar suara tangisan.

"Hiks...Hiks....Hiks."

"AAAAAAKH APAAN ITU WOI."teriak Haechan histeris.

"Tuh kan Jun lu si pake segala ngomong kuntilanak,muncul beneran kan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuh kan Jun lu si pake segala ngomong kuntilanak,muncul beneran kan."

"Heh mana ada kuntilanak suara nangisnya berat kayak gitu."balas Renjun yang sudah pusing dengan ketololan Haechan.

"Udah mulai lakik kali."Haechan.

Plak!

Dan yah pukulan maut dari Renjun kini mendarat mulus dikepala Haechan.

"Sakit beg*."adu Haechan.

Jaemin yang dari tadi hanya diam sambil mengedarkan pandangan matanya kini terfokus pada sesosok manusia yang terlihat sedang menangis didekat danau,
Jaemin yakin itu Jeno.
Tanpa berfikir panjang Jaemin langsung berjalan menghampiri Jeno.

Renjun dan Haechan yang melihat Jaemin pergi pun hanya mengikuti saja tanpa bertanya apa apa.

Setibanya disana.

"Hei Jen ayo pulang,udah lu ga usah sedih gitu,Guanlin kan menang curang dia ga pantes buat bersaing sama lu."
Ucap Jaemin yang berusaha memberi semangat kepada Jeno.

"Iya Jen,lu ga usah terlalu sedih,mana Jeno yang katanya berandalan sekolah yang ga pernah nangis."Haechan.

"Udah Jen lu baru kalah sekali sama Guanlin ga bakal ngebuat lu ngerasa langsung jadi yang terburuk,masih ada kesempatan selanjutnya dilain hari."Renjun.

"Jen Jen Jeno."ucap Jaemin sambil menggoyang goyangkan tubuh Jeno dengan niat agar manusia tersebut mengangkat kepalanya.

"Hiks unda nono ilang nana~~"

"HAH!"ucap ketiganya karena merasa kaget dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"Jen lu kenapa woi?kesurupan."tanya Haechan yang kaget dengan apa yang terjadi pada temannya itu.

"Jeno~~"ucap Jaemin lembut kepada Jeno yang kini tampak berbeda dari biasanya.

Mata yang sedikit memerah dan bengkak karena menangis dan hidup yang juga sedikit memerah membuat kesan lucu pada Jeno.

"Unda nono ilang nana hiks."

"Anjing cok gemes banget!"ucap Haechan yang tidak tahan dengan kegemasan seorang Lee Jeno.

"Echan bicik!"

"Heh lu jadi bocah juga masih ngeselin ya Jen."Haechan.

"Chan pak!"balas Jeno sambil mengacungkan jari tengahnya.

Haechan pun kaget bukan kepalang,dan Renjun Jaemin hanya tertawa melihat adegan lucu tersebut.

"Jeno kok lu bisa gini sih?coba jelasin."tanya Renjun.

"Ndak au injun,nono upa xixi~~"
Balas Jeno.

Namun bukannya emosi Renjun malah terserang virus gemas seorang Lee Jeno dengan versi baby.

"Ulululu lucu banget sih Jen,pengen gue karungin."ucap Renjun sambil mencubit pipi Jeno dengan lembut.

"Injun cakit!no pigang pigang!"ucap Jeno kesal.

"Injun cakit!no pigang pigang!"ucap Jeno kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahahahahah"Renjun.

Jaemin yang sudah mulai jengah kini pun mengajak untuk pulang.

"Ayo pulang aja,nanti kita jelasin dirumah Jeno ke bundanya sekalian nginep."Jaemin

"Eh tapi motor Jeno gimn?"tanya Haechan.

"Udah biar gue yang bawa."balasnya Jeamin.

Dan akhirnya mereka pun pulang menuju rumah Jeno.









Sampai disana....

two sides -LEE JENO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang