Two

1 1 0
                                    

Ternyata, lo baik juga.

-Tasya-

***

Bugh

Bugh

Bugh

Langit melayangkan bogeman mentah ke wajah serta perut Aldi. Ia tak memberikan sedikitpun laki-laki itu celah untuk melawan. Semua orang yang melihat kejadian itu, mendekat mengerumuni mereka. Sayangnya tidak ada yang berani merelai.

Tasya yang tadinya hanya mematung, menjadi bingung sendiri. Ia harus bagaimana?

Baiklah Tasya yang akan merelai mereka. Pada dasarnya mereka begini karena dirinya bukan?

Tasya melangkah menarik lengan langit, tetapi laki-laki itu langsung menghempaskan tangannya kasar. Ia masih membabi buta pada Aldi.

Aldi memejamkan matanya, merasakan sakit dan nyeri di seluruh tubuhnya. Ia menahan sisi gelapnya untuk tidak keluar. Kepalanya sangat pening ketika Langit memukul kepalanya hingga terbentur keras pada tanah.

"Stop Kak, please," mohon Tasya tapi tak diindahkan oleh Langit.Tasya bernekat memasuki celah antara Langit dan Aldi.

Bugh

Langit yang tak menyadari kehadiran Tasya, tak sengaja melayangkan pukulan keras yang pas mengenai pipi mulus Tasya dan membuat gadis itu terjatuh. Semua yang melihat hal itu terjadi, hanya bisa menutup mulutnya kaget.

"Shit!" umpat Tasya. Ia memegangi pipi kanannya yang panas akibat pukulan Langit. Matanya menatap nyalang laki-laki itu.

"So-sorry, Tasy. G-gue gak sengaja," ujar Langit gelagapan. Baru saja ia menyentuh lengan Tasya untuk membantu gadis itu berdiri. Namun, tangannya langsung di tepis kasar begitu saja.

Tasya berdiri lalu membersihkan roknya yang kotor karena debu.

"Lo, sama aja kayak dia!" Tasya menatap nyalang ke dua nya.

"ARGGHHHH."

***

Tasya memutuskan untuk duduk di halte yang tak jauh dari sekolahnya. Harusnya, hari ini Raga yang menjemputnya. Namun, Kakaknya itu memiliki kesibukan mendadak. Jadilah Tasya menunggu angkot disini.

Hari ini benar-benar sial untuk seorang Tasya. Hari yang ia kira akan menyenangkan, tetapi malah sebaliknya.

Apa lagi ia bingung sekarang harus pulang bagaimana. Tiga puluh menit sudah ia menunggu dan tidak ada satupun angkot yang lewat.

"Pulang sama gue." Suara bariton itu membuyarkan lamunan Tasya. Tasya mendongakkan kepalanya, melihat siapa laki-laki itu.

Seorang siswa yang berseragam sama sepertinya dengan motor kawasaki ninja 250R, tak lupa helm full face yang menutupi wajahnya.

Tasya mengerutkan keningnya. "Siapa lo?" tanyanya.

"Aldi," ucap laki-laki itu membuat Tasya tak bergairah untuk menerima ajakan Aldi.

"Kesurupan apa lo, sampe nawarin gue tebengan? Sorry, gak mau gue," sinis Tasya.

"Siapa yang nawarin? Lebih tepatnya, ini perintah! Dan gue gak terima penolakan." Aldi berjalan lalu menarik tangan gadis itu kemudian menyuruhnya untuk duduk di boncengan motornya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang