01 - Rumah

0 0 0
                                    

Mereka tidak akan mengerti apa yang kamu alami. Jika mereka tidak berada diposisi yang kamu alami.

-Elhana-
*
*
*
                    *                    

                       Happy Reading.

Seorang gadis berparas cantik berdiri terdiam di depan gerbang rumahnya. Tatapan Elhana lurus menatap kediamannya yang gelap. Terkadang gadis itu berpikir apakah rumah yang dia tinggali itu pantas disebut rumah, dia merasa rumah yang dia tinggali seperti dineraka tidak ada kehangatan di rumah itu.

Orang mengatakan rumah itu tempat ternyaman tapi dia tak pernah merasakan kenyamanan dan kehangatan di rumah itu. Setelah lama terdiam ia membuka gerbang dan berjalan masuk.

Embusan nafas gusar terdengar dari Elhana. Dia membuka pintu rumah dan disuguhi pemandangan yang membuat hatinya sakit, melihat papanya sedang bermesraan dengan wanita lain, wanita itu memakai baju kurang bahan.

Tak ambil pusing ia berjalan melewati papanya yang sedang duduk bersama wanita asing. beberapa langkah Elhana berjalan brams papanya Elhana berteriak ia membalikan badan dan melihat  tatapan papanya penuh amarah.

"MASIH INGAT PULANG TERNYATA." kata brams papanya dengan suara lantang.

Elhana tak menjawab dia terlalu lelah hati nya sakit untuk melawan, lidah  terasa keluh untuk mengucapkan kata kata.

Brams berdiri menghampiri, Elhana dan menarik tangannya lalu mendorongnya sampai tersungkur.

Elhana berdiri menatap papanya. "Apa peduli papa sama El?" ia melawan. "Papa sama mama dari dulu sampai sekarang gak peduli sama El, bahkan saat El sakit mama sama papa gak mau tau akan hal itu.

"PLAK" Tamparan keras pun melayang dan tepat mengenai pipi kanannya, hingga memerah.

"DASAR GAK ANAK TAU DIRI, SUDAH BERANI MELAWAN SAYA?"

Elhana menyentuh pipinya, panas di pipi nya tak sebanding apa yang hati nya rasakan. Elhana menatap papa nya dengan tajam.

"Yang buat El ngelawan papa itu karna papa yang buat El harus melawan papa," Kata Elhana dengan tegas.

"PLAK," Tamparan keras melayang dipipi kirinya hingga memerah.

Elhana terjatuh menunduk menahan isak tangis. Papanya berbalik dan berjalan pergi membawa wanita asing  itu keluar.

Elhana berdiri, berjalan menuju kamarnya ia menutup pintu dan terduduk dibawah melipat lutut menenggelamkan wajahnya.

Dia tak bisa menahan rasa sakit didada ku, memukul dada nya berharap rasa sesak itu hilang.

"Hiks ... Hiks..."

"Pah ... El sakit."

"Pah ... aku anak papa bukan sih?"

"Pah ... el buat salah apa?"

Berdiri berjalan dengan wajah yang berantakan berjalan membuka pintu balkon. Semilir angin menebus kulit  matanya mengandah keatas langit, air mata nya terus mengalir ia tak bisa menahannya lagi. Saat masih kecil kedua orang tua tak menyayanginya bibi mila lah yang mengurus dan merawatnya. Tetapi mau sebenci apapun orang tuanya Elhana tetap menyayangi mereka dia hanya terlalu lelah. Dulunya ia juga memiliki seorang adik laki-laki Michael Alandra namanya tetapi Tuhan lebih menyayangi adiknya dan mengambilnya kembali. Kedua orang tua elhana sangat menyayangi adiknya sampai pada saat adiknya pergi keluarganya semakin hancur kedua orang tuanya bercerai, papanya semakin membencinya dan Elhana sering mendapat kekerasan untuk pelampiasaan kemarahan brams.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang