"arghhhh! To-tolonghh lepaskan ...aku."
Rintihan kesakitan itu terdengar mengalun di ruangan bawah tanah, pemuda dengan Surai cokelat itu terus-menerus merintih.
Dirinya terlalu sering di cambuk, kenapa orang ini melakukan itu padanya?
"Kau pikir, selama ini aku mengurusmu dengan ikhlas karena kemauan'ku sendiri? Tentu saja tidak!" Seru laki-laki yang sedari tadi mencambuknya.
Pemuda itu, Kafael, anak kedua Alarice.
Ah, seharusnya dia tahu jika berurusan dengan Alarice.
"Ji-jika kau tidak mau, maka kau bisa membuangku!" Seru Kafael.
Dia lebih baik mati di jalanan dari pada di cambuk terus-menerus tanpa di beri makan.
Dia juga lapar!
"Hahahaha... Membuangmu? Aku masih sayang nyawaku, Kafael."
Orang gila!
Kafael tidak menjawab, dia hanya diam dengan wajah datarnya. Terlalu malas juga menanggapi laki-laki aneh di hadapannya ini.
"Aku bisa saja membunuhmu, dan aku bisa memberi alasan jika kau di makan serigala hahahaha."
Kafael menggelengkan kepalanya, apakah dia gila? Jika iya, maka Kafael akan membawanya ke psikiater sekarang juga. Sayang sekali, pengusaha seperti dia hanya mempunyai sedikit kewarasan.
"Aku selalu berdo'a, agar kau cepat sembuh, paman." Ujar Kafael. Pemuda itu sedang berusaha berdiri dengan sedikit tenaganya.
"Kau pikir aku gila?! Sialan!"
CTARRRR!!!
"ARGHHH!!"
Oh ayolah, punggung dia sudah benar-benar ngilu, rasanya, semua tulang rusuknya serasa sudah remuk.
"Ku mohon ssshhhh... He-hentikan,"
"Ahaha.. aku suka saat kau memohon."
Seketika itu pula, laki-laki itu beranjak dari sana.
Jika kalian pikir anak kedua Alarice ini mendapat tempat yang baik, nyatanya salah. Anak buah Alarice yang satu ini, bertingkah layaknya pengkhianat, di depan Tuan dan Nyonya Alarice, dia akan berlagak so pahlawan dan orang yang berwibawa. Padahal, nyeleneh.
Kafael terbaring tak berdaya, jika seperti ini, dia lebih memilih mati saja. Dalam hati dia berharap, jika kakaknya bisa menemukan keadaannya.
®®®
PLAKK PLAKK PLAKKK
Puluhan butir telur terlempar ke arah Elfara, gadis itu sudah pasrah. Ini di awali dengan Zephanie, gadis itu tiba-tiba saja melemparkan telur dan tepung ke arahnya.
Dan sialnya lagi, Felix sedang ada urusan di ruang guru, temannya yang lain juga tidak bisa datang. Ah benar-benar menyebalkan. Kenapa Chester harus memberi mereka misi sampingan? Dan kenapa Elfara tidak di ikut sertakan?
"Ouuu,, benar-benar menjijikan." Suara Zephanie, di ikuti gelak tawa siswa dan siswi lainnya.
"Keliatan banget gembelnya, kasian." Seru Vio.
"Ahahahaha lu cocok kalo setiap hari kaya gitu!" Sahut Sarah.
Elfara hanya diam, dia terlalu malas menanggapi.
"Ssttt, Fara," suara yang lebih seperti bisikan terdengar di samping Elfara. Dapat dia lihat melalui sudut matanya, Clara berdiri dengan wajah menahan tawa.
"Kenapa gak kamu lawan sih, sekalian hancurin ini sekolah." Ujar gadis hantu itu.
"Padahal buat apa sekolah elite tapi murid-muridnya tukang bully."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coldest Agent
ActionSekali baca pasti ketagihan, makanya ayo mampir, follow dulu sebelum membaca! No description -Elfara Naladipha Alarice ®®® Bijaklah dalam berkomentar! ®®® Rabu, 16 Maret 2022