E.L (Part 4)

1.1K 8 4
                                    

Sore itu seperti biasanya Jei, Verin, dan Ica menonton televisi bersama di ruang keluarga. Namun hanya keheningan dan volume televisi yang terdengar, tak ada satupun yang berniat memulai pembicaraan disana.

Kegiatan menonton seperti ini dulu kerap bahkan rutin mereka lakukan ketika orang tua mereka masih sering berada dirumah. Tidak seperti sekarang yang sibuk keluar negeri dengan alasan pekerjaan kantor. Hah! Itu dulu, dulu sekali ketika Jei masih berusia lima belas tahun, Verin yg berusia 11 tahun, dan si bungsu Ica berusia 8 tahun yang sekarang nyaris ia tak mengingat moment kebersamaannya bersama kedua orangtua yang ia miliki.

Ditinggal bersama kedua adik kecilnya dirumah dan hanya bersama dengan seorang pengasuh membuat Jei memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap adik adiknya. Ia sangat menyayangi kedua adiknya tersebut.

Tapi kini persetan dengan rasa tanggung jawab. Ia sudah muak dengan semua ini. Ketika usia dimana ia harusnya menikmati pertumbuhan masa remaja, ia lewati dengan menuruti keinginanan adik adiknya yang masih kecil dan belum bisa memahami keadaan disekitarnya.

Bukannya ia tak menyukuri apalagi menyesali keadaan nya yang sekarang. Tapi bagaimanapun juga ia juga punya batas kesabarannya sendiri. Dan sekarang ia sudah benar benar muak.

"Ck, kakak lagi banyak tugas Ca,Ver. Em...kakak keatas dulu deh."
Verin dan Ica hanya menganggukkan kepala mereka sebagai tanda persetujuan.

Tak lama kemudian Ica pamit pada kakaknya,mbak Verin untuk beristirahat kekamarnya. Hari ini Ica merasa sangat resah sekali, entahlah kenapa. Tapi yang pasti ia merasa sedang tidak bersemangat sama sekali.

"Ah, sudahlah! Percuma saja aku memaksakan keinginan ku untuk memiliki waktu luang bersama kak Jei maupun Ica. Mereka selalu sok sibuk." Verin sendiri juga sudah lelah dengan keadaan keluarga nya yang benar benar tidak karuan.

Ia memutuskan untuk pergi kekamarnya sendiri setelah mematikan televisi yang mereka tonton tadi. Ha, tonton? Yakin kalau mereka sempat menonton sepotong dua potong acara televisi itu? Mereka terlalu hanyut pada pemikiran mereka.

Ketika verin melangkah ditangga untuk menuju kekamarnya, ia mendengar pekikan seseorang. Awalnya ia sempat meremang, namun tiba-tiba ia ingat adik bungsunya. "Ica?" Lirih nya.

Dan ketika ia akan memastikan hal itu....

$/"':^&&&&&":/&,"'&*,"'&**,"&&*(,

Jeilano POV

"Ck, kakak lagi banyak tugas Ca,Ver. Em..kakak keatas dulu deh!" Dengan mendecak kesal, aku tinggalkan Ica dan Verin beedu'a di ruang keluarga. Ah...sudahlah! Biarkan saja mereka. Menonton lanjutan blue film yang di pinjamkan Revan kemarin seperti nya lebih seru.

Eh, siapa yang sedang naik tangga? Verin atau Ica ya? Wah, Ica tuh! "Hehehe, waktu yang tepat sayang."
Ucapku dalam hati. Akupun bersembunyi disampong tangga yang tralisnya agak lebih rapat untuk menyembunyikan tubuh besarku.

Saat Ica telah menginjak anak tangga teratas dan ia sama sekali tidak menyadari keberadaanku disana. Langsung saja kusergap tubuh kecilnya yang membuat ku begitu gemas. Kudorong tubuhnya kearah tembok disamping kamar Verin yang berada di depan kamarku.

Kulumat perlahan penuh nafsu bibir kecil namun sangat menggiurkan milik Icaku ini. Aku tidak pernah mampu menjaga diriku lagi ketika sudah nelihat Ica yang akhir-akhir ini terlihat begitu menggemaskan. Membuat ku ingin melahap habis tubuh mungilnya.

Awal pekikan kecil itu kini berubah menjadi alunan suara erangan malu-malu dari Ica. Ia memang masih sangat polos dan tidak tahu apa-apa sehingga yang bisa ia lakukan hanyalah mengikuti permainanku. Dengan perlahan dan penuh keragu-raguan ia membuka mulutnya, namun aku terus meyakinkannya dengan semakin gencar aku menusuk-nusukkan lidahku pada giginya yang terkatup. Memaksanya untuk membuka mulut.

Saat akhirnya Ica membuka mulutnya menurutiku. Tidak aku sia-siakan kesempatan ini. "Enggh..! Kak Jei!" Terdengar suara Ica yang sudah terengah. "Iya Ica sayang! Sebut namaku..." balasku di depan mulut mungil milik Ica.

Ketika pertahananku hampir runtuh, aku gendong secara bridal Ica menuju kedalam kamarku.
Oh Ica, mengapa kamu membuat ku selalu bergairah saat di dekatmu sayang?

Kulempar tubuh Ica diatas ranjang tidurku dan aku tindih ia. Mata yang indah, kini memancarkan keraguan namun terpancar sinar yang begitu teduh.

"Sayang, aku akan memiliki mu semalaman ini.bersiaplah menerimaku di dalammu." Ucapku padanya. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diriku ketika melihatnya menganggukkan kepala cantik itu.

Di dalam otakku sekarang hanyalah menguasainya semalaman ini, kakak sungguh-sungguh menginginkanmu sayang.


#####^#^#^^^^^####^^^^^###^^^^###^^^^###^^^####^^^^###^^^###

Aloha,kawan! Wessss tumben cepet nih author satu ini. Aku tambahin deh satu part lagi buat kaliqn yang masih setia menunggu cerita aku, ya meskipun aku sadar kalau cerita yang aku bikin masih abal abal dan taypo yang tersebar dimana-mana.

Tapi aku tetap bersikap profesional dengan usaha menyelesaikan tulisanku. Hehehe abaikan saja kalau aku sudah mulai ngelantur ya kawan!

Aku mohon tolong usahain untuk voments ya, supaya aku lebih semangat lagi dan terus berusaha melanjutkan cerita ini.
Oh iya, adegan 18+ nya masih aku simpan di part selanjutnya ya kawan. So, untuk membaca part lanjutan aku nanti siapin Kipas y.hehehe!

Always stay tuned ok,guys!
Slam cantik...

D_Amor


Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang