memikirkan

495 66 7
                                    

Bel berbunyi 15 menit yang lalu, namun Jeno engan meninggalkan kelas yang sepi tanpa seseorang

"Dibaca aja terus, gakpapa kok" Jeno tersenyum hambar

Ting..

Ayang cy
Jen
Jeno
Beb jennn
Jemput bisa?

Jeno
10 menit lagi sampai

Jeno pun kemudian berjalan pergi meninggalkan kelas dan menuju parkiran dimana letak sepeda motor kesayangannya. Dalam matanya yang terus menatap jalan raya, sesekali Jeno tersenyum seperti orang gila ketika mengenang kejadian yang baru dialaminya dengan adik kelas satu itu. Dia merasa jatung nya akan meloncat keluar setiap memikirkan giselle

"Ini melebihi 20 menit beb"

"Maaf, tadi macet parah. Ayo naik"

"Mau cari makan sebelum pulang"

"Mau makan apa?"

"Bakso"

Jeno menyalakan motor dan meninggalkan halaman sekolah yang masih terlihat ramai seperti kuburan, sesampainya mereka segera memesan sebelum ramai

"Beb, mau pedas banget atau kagak?" yang ditanya malah bengong "jeno" panggilannya sambil melambai-lambaikan di wajahnya

"Iya gis- nancy"

"Gis? Siapa dia?"

"Kamu salah dengar kali, mana sambal nya biar aku yang takar"

"Kamu? Jeno, gue merhatiin daritadi pembicaraan lo gak seperti biasanya"

"Memangnya bicara aku bagaimana dulu, kenapa kamu bilang berbeda"

"Dulu kamu panggil aku ayang bukan kamu, dan tadi lo bilang gue salah dengar? Lo gak ingat kata dokter? Kalau gue bisa dengar 2x lebih jelas daripada orang normal"

"Maaf"

"Gak nafsu lagi, gue pulang duluan"

"Biar aku yang anter"

"No, hubungan kita sampai disini saja"

Jeno merasa bersalah kepada nancy yang selama ini menemaninya dari kecil hingga sekarang, malah pergi dan memutuskan hubungan secara sepihak

"Fine, semoga kamu bisa mendapatkan yang lebih baik dari aku. Dan semoga kamu masih mau berteman dengan ku"

"Kalau itu, kita masih berteman tapi untuk sekarang gue belum bisa nganggap lo teman karena lo sekarang adalah mantan gue"

"Aku yang akan anterin kamu pulang, tidak ada penolakan"

FIRST LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang