"anjing lu ya, maksud lu apaan deketin zidan gua?? Zidan punya gua, gua pacarnya anjing." Ucap perempuan itu yang membuat hati Zahra terasa sakit. "maaf kak, aku gatau kalo kak zidan udah punya pacar." Ucap Zahra dengan kepala menunduk. "lain kali cari tau dulu ya bangsat." Adzkia, Felicia dan wanda mendekati Zahra, dan dia kebingungan apa yang terjadi,Zahra menangis sedangkan Adzkia kebingungan apa yang terjadi. "zahraa, kenapa sayang? Ayo ke kelas dulu yok." Ajak Felicia kepada Zahra untuk menenangkan dirinya di kelas, dan Zahra mengangguk.
"hiks, tega banget kak zidan ternyata udah punya pacar." Ucap Zahra kepada kawan kawannya itu dan Felicia hanya ketawa, "hahaha, pasti clara yang bilang, dia tuu cewe yang terobsesi dengan zidan, dan dia gamau kalo ada orang yang deketin zidan, udah ya sayang aku tau kamu suka sama zidan, kita pasti bantu, dan kamu pasti bakal jadi pacarnya." Ucap Felicia sembari megusap usap punggunya. Tangisan Zahra pun berhenti setelah mendengarkan penjelasan Felicia.
Sepulang sekolah adzkia menyuruh Zahra untuk nongkrong di lapangan basket, sesampainya di lapangan, Zahra tidak melihat kehadiran 3 temannya itu,malahan dia malah melihat zidan sedang bermain basket sendiri dengan baju lengan yang dilipat keatas dengan keringatnya yang membuat bajunya basah sehingga roti sobeknya terlihat jelas.
Zidan terlihat sangat kesal, Zahra duduk di kursi penonton sambil memerhatikan zidan memasukan bola satu persatu. "mau diem aja disitu, ato mau ikut main?" teriak zidan mengajaknya untuk turun dari kursi penonton dan bermain basket. "emang boleh ya, takut pacar kakak marahin aku lagi." Zahra percaya akan ucapan Felicia, namun Zahra ingin memastikannya sekali lagi. "hah?? Pacar??AHAHHAA." Ketawa kencang zidan yang membuat Zahra kesal. "sini, aku jelasin." Ucap zidan sambil melempar bola. Zahra menghampirinya. "siapa yang bilang?" tanya zidan sambil menundukan badannya. "c-clara kak." Ucap Zahra. "AHAHHA, dahlah orang itumah kebanyakan ngarep ra, jangan percaya." Ucap zidan sambil menepuk nepuk kepalanya. Zahra bukannya malah tenang dia malah menangis.
"aaaa, kak zidan kenapa sihh, akutu suka sama kak zi-" ucapannya tiba tiba terpotong seakan akan rahasia yang dia ucapkan tiba tiba terbongkar. "HAH?? SIAPA??" zidan merasa aneh dan terkejut secara bersamaan, "n-ngga k-kak, aku pulang dulu, dadah." Ucap Zahra sambil berlari, lalu zidan tersenyum dan tiba tiba teriak "AKU JUGA, AKU SUKA SAMA KAMU RA." Zahra yang tadi berlari tiba tiba berhenti karena ia juga terkejut.
Zidan pun mulai mengungkapkan perasaannya kepada perempuan yang sangat ia suka. "oke, aku suka sama kamu ra, i-ini pertama kali aku su-suka sama seseorang, karena kamu taulah, jadi.... would u be my girlfriend?" Zahra terkejut sehingga tidak bisa mengucapkan apa apa seperti membeku begitu saja. "I-iya k-kak a-aku mau jadi pacar kamu." ucap Zahra dengan ucapannya yang sangat nervous. Zidan tersenyum salah tingkah, sama seperti Zahra, lalu zidan memeluknya dengan erat. "CIEEEEE UDAH JADIAN NIH YEE" teriak adzkia, terkejut zidan dan Zahra sampai zidan mendorong Zahra. "ahh sakit.." reflek Zahra karena kesakitan. "eh maaf ra, maaff.. lagian si kia sih, ngagetin....marahin sana" Ucap zidan sembari menyalahkan adzkia karena Zahra terjatuh. "LOH KOK GUA SIH, bodoamat dah, yang penting lu pada dah jadian, gua seneng banget." Ucap adzkia.
"mau pulang bareng gak?" ucap zidan. "gapapa emang kak? Gakan ngerepotin?" tanya Zahra seperti yang ingin menolak,tetapi Zahra sangat menginginkannya, apalagi Porsche yang dibawa zidan. "udah naik aja kalo mauuu." Zahra pun menaiki mobil tersebut dengan sangat senang. "kak, kakak tiap hari sekolah naik mobil ini?" tanya Zahra denganrasa penuh penasaran. "kalo bosen sih ganti mobill" ucapan itu membuat Zahra bengong. "emang kak zidan punya mobil berapa?" pertanyaan Zahra yang seperti sangat penasaran. "gausah dibahas yaa." "okee,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me
RomanceKetika Maximmus Zidan seorang murid terpintar di sekolahnya, bertemu dengan Zahra Nabilla Rosita sang periang, melalui supermarket, akankah pertemuan itu berbuah menjadi percintaan?