Lembar Pertama

29 3 4
                                    

"Aku pamit ya bun, dadah" gadis berkuncir itu melambaikan tangan dan menutup pintu.

"Iya, hati-hati di jalan. Jangan lupa selalu berdo'a!" Ucap wanita berkerudung hitam itu.

Gadis itu hanya membalas dengan senyuman dan mulai melangkahkan kaki menuju sekolah.

Gadis bernama Nashira Fazila Zenitha yang kerap disapa Nara itu selalu berangkat lebih awal daripada teman-teman kelasnya. Hal ini berlangsung sejak ia masih duduk dibangku sekolah dasar.

Jarak antara rumah menuju sekolah cukup jauh untuk waktu 25 menit dengan berjalan kaki. Ia tidak ada pilihan lain selain berjalan. Karena menurutnya itung-itung sambil berolahraga.

🧚🏻‍♀️ 🧚🏻‍♀️ 🧚🏻‍♀️

Kini gadis berwajah datar dengan mata coklat itu sudah sampai didepan gerbang sekolah, ia melirik kekiri dan kekanan kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Gadis itu menghela nafas dan membuka perlahan pintu kelas. "Aman" ucapnya.

"Oh ternyata lu udah dateng ya" ucap seseorang dibelakang nya.

Nashira menutup mata dan menggembungkan pipinya. Dengan perlahan dia membalikkan tubuhnya ke belakang.

"Hallaw babu.." ucap remehnya sambil melambai jahil.

Nashira tersenyum. "Mau apa lu?"

Perempuan itu mengerutkan dahinya. "Masih nanya lagi lu, sekarang gue gamau tau lu kerjain tuh tugas sejarah gue." perempuan berambut curly itu melempar bukunya ke arah Nashira.

"Inget, kalau sampai belum selesai. Gue tunggu lu ditaman sekolah" ancamnya kemudian pergi meninggalkan kelas.

Perempuan itu berbalik dan melempar tasnya. "Nih, simpen baik baik"

Refleks Nashira langsung menangkap dan memeluk tas perempuan itu.

"Ck, tuh kan gini lagi" kesalnya sambil memukul tas perempuan tadi.

Tidak ada pilihan lain, ia sudah diperintah jadi mau tidak mau dia harus segera melaksakan nya. Itu adalah prinsip seorang Nashira.

"disuruh lagi?" gadis berambut lurus berkacamata itu nampak lesu memandang ke arah Nashira.

"Hmm"

Gadis itu menaruh tas dibangku nya. Dan duduk didepan bangku Nashira.

Gadis itu cemberut "kok lu mau sih" kesalnya.

Nashira terus menulis tanpa menatap sedikit pun kearah gadis itu.

"Shira! Kalau orang denger itu ngomong!" Kesalnya sambil menggebrak meja didepannya.

Nashira menatap gadis belibet itu dan melipat tangannya dimeja. "Kamu ngomong juga aku udah denger, ya mau gimana lagi. Udah tugas aku kan?" Gadis itu kembali menulis.

"Ya gabisa gitu, kamu harus ngelawan. Gaboleh diem aja, aku tau kamu berani!" Titahnya.

Sambil menulis gadis itu hanya tersenyum mendengar ucapan temannya tersebut.

15 menit kemudian bel sekolah berbunyi tanda pelajaran pertama akan dimulai.

"Baik untuk tugas sejarah wajib silahkan kumpulkan dimeja ibu dan ibu tidak mau mendengar dikelas ini ada yang mengerjakan dikelas dengan alasan lupa ada tugas"

Itu bu Nisa, guru sejarah kelas 11. Beliau ini orangnya sangat tegas dan tidak main main dengan ucapannya.

"Bu!" Gadis berambut curly itu tiba tiba mengacungkan tangan.

"Iya, Celine silahkan" jawabnya sambil tersenyum.

"Kalau ada yang nyontek dikasih hukumannya apa bu?" Tanyanya.

"Pertanyaan bagus, untuk yang mencontek sudah jelas akan ibu hukum membersihkan wc setelah pulang sekolah, ingat tanpa penolakan" ucapnya.

"Kalau gitu, ibu tau ga? Kalau si Nashira itu nyontek bu!" Ekspresi nya menunjukan ia terkejut.

Seisi kelas serentak memandang ke arah yang dimaksud.

"Beneran? Masa ranking 1 nyontek" timbal gadis berambut sebahu.

"Nashira! Lihat ibu!"

Gadis itu sedaritadi hanya diam sambil memutar-mutar pulpennya. Sepertinya daritadi ia tidak memperhatikan kalau guru sudah tiba. Bahkan saat namanya dipanggil ia sama sekali tidak menoleh.

*Takk

Spidol hitam itu mendarat tepat dikepala Nashira.

"Woy, guru dateng tuh perhatiin" gadis curly itu tertawa.

"Celine! Maksud lu apa lempar Shira pake spidol?" Gadis berkacamata itu emosi.

"Sudah, sudah jangan bertengkar"

"Ibu? Hellow...? Mata ibu masih normal kan? Ga burem kaya saya kan? Masa ibu liat si bunglon ini lempar Shira pake spidol ibu diem aja?" Herannya.

"Bukan urusan ibu, itu salah Nashira sendiri kenapa tidak memperhatikan"

"Lahh? Nggak adil banget dong kalau gitu bu?"

"Sudah diam, Nashira kenapa kamu mencontek Celine?"

Gadis itu tidak menoleh. "Maksud ibu ini?" Dengan senyum sinis nya Nashira menunjukan buku bertuliskan "Celine Anggulina Putri" dengan hanya mengangkat ujungbukunya.

"Kenapa buku itu ada dikamu? Sekarang berdiri didepan kelas sampai pelajaran ibu selesai"

"Gamau, kenapa nggak anak kesayangan ibu aja? Kan dia udah nyuruh aku. Otomatis dia yang salah dong" Nashira menatap dingin kearah sang guru.

"MELAWAN KAMU YA?" Kesalnya.

"Kenapa? Salah?" Ucapnya dengan nada datar.

Seisi kelas tercengang mendengar jawaban yang keluar dari anak yang dikenal ceria dan pintar itu.

😵 😵 😵

Hai semuanya👋 Makasih banyak udah mau mampir, semoga suka sama hasil ceritanya 👍 jangan lupa tinggalin jejak dengan follow, kasih bintang, share, kalau ada saran atau kritik komentar terbuka untuk kalian ya🥰

Sampai ketemu rabu depan👋

Aksara RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang