Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini kapan selesainya?"
"Sabar, baru 30 menit"
Malam ini Jay terpaksa menemani pacarnya menonton drama korea. Padahal setaunya Valin nggak begitu suka drakor, dia lebih ke kpop fans.
"Cewenya bohong?" tanya Jay.
"He'em. Gue di spoil Ningning, katanya cowoknya tetep mau sama si cewek. Padahal udah dibohongin"
"Kayak gua dong?"
"Apanya?"
Jay tersenyum kecut. "Ya gua kayak cowoknya. Lu ceweknya, tukang bohong"
"Anjing," Valin memukul Jay keras. "Kapan gue bohong?"
"Sering. Jaman pdkt aja lo seri—"
"ITU KAN DEMI MEMBANGUN IMAGE BAIK" Valin bersedekap dada.
"Kita kenal dari bocil, image lu emang dah jelek," Jay tertawa sejenak. "Kenapa sih? Masih aja pengen terlihat perfect?"
"Engga, gue berusaha lebih baik aja" sangkal Valin. Padahal omongan Jay tidak sepenuhnya salah, Valin memang selalu ingin terlihat baik dari aspek manapun.
"Lebih baik dengan sakit? Lu liat nih, gua meluk lo udah kayak meluk kerangka" Jay mulai bawel.
"Gue cuma mau cantik?"
"Udah cantik, sayang" Jay mengapit kedua pipi chubby Valin.
"LO JANGAN GITU, gue deg-degan" cicit Valin di akhir kata.
"Letoy, gitu doang deg-degan"
Valin kembali fokus dengan laptopnya, berusaha menetralkan detak jantungnya yang masih belum terbiasa sejak 4 tahun lalu.
"Tadi ke Jogja?" Jay mulai mencari topik karena bosan melihat drama.
"Kok tau?"
"Apa yang gak gue tau tentang lo?"
"Ukuran beha?"
"Val anjirrr, kebiasaan" Jay menyentil dahinya pelan.
Sedangkan Valin malah ketawa cekikikan sambil mematikan laptop miliknya. "Yuk jalan-jalan, mumpung Chaeyeon gaada di rumah"
Jay menyentil dahi Valin. "Yang sopan sama kakak" peringatnya.
Keduanya berjalan keluar perumahan Valin hanya untuk mencari udara segar. Padahal ini sudah jam 11 malam tetapi masih banyak orang berkeliaran, padahal ini weekdays.
"Mau jajan?" tanya Jay.
"Enggak. Lupa bawa duit"
"Pesen aja dulu, paling ntar cuci piring" canda Jay yang dihadiahi tawa pacarnya.
Tawa Valin perlahan redup akibat tatapan orang-orang yang sedikit mengganggunya. Mereka melihat Valin dengan tatapan bingung, aneh, bahkan satu dua orang langsung berbisik ketika melihat Valin tertawa.
"NAJIS JAYEN PEDE BANGET" seru Valin mulai tidak mempedulikan pandangan orang-orang.
Jay sempat tertawa sebelum membalas. "Sekali aja deh, jangan mikir apa yang orang pikirkan ketika mereka lihat lo. Paham gak?"
Valin menggeleng lalu mengangguk lagi. Hingga mereka menghabiskan waktu di tempat duduk taman bermain anak untuk sekedar melempar lelucon penghibur.
Sebagai orang yang mengisi lebih dari setengah umur hidup Valin. Jay sangat paham sifat perempuan ini yang kurang pede, Valin selalu ingin terlihat perfect dalam aspek apapun.
Jay tidak bisa membayangkan kesakitan apa saja yang harus Valin hadapi demi terlihat 'sempurna' di kacamata orang.
"Hari ulang tahun lo udah mau berakhir, sedih nggak?"
"Enggak, kan sama lo."
"Ih, lo belajar sama siapa sih?" Valin terkekeh pelan.
"Selamat 20 tahun ya, Jayen. Gue ucap makasih udah nemenin gue selama 12 tahun. Gue juga gak nyangka kita bakal pacaran sampai jalan 4 tahun. Gue pasti selalu sama lo kok, kayak janji kemarin! Kalau lo tanya apa yang gue mau dari lo gue bakal jawab.."
"..Gue mau ikut lo, kemanapun. Boleh ya?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
