Ira merasakan telinganya berdenging lelah. Sepanjang perjalanan dari rumah menuju sekolah, Aru terus saja mengomel padanya.Seperti saat ini.
"Drakor mulu sih lo. Sampe nggak mikir waktu."
"Kan tadi malem udah gue ingetin, jangan begadang! Batu banget."
"Kalo nggak gue guyur pake air segayung, gue rasa lo nggak bakal bangun-bangun."
Ira yang tadinya hanya mengusap-usap telinga mendengar ocehan itu, kini wajahnya berseri lantaran melihat penampakan seonggok manusia mageran tengah duduk sendirian di kursi taman tak jauh dari Mading berada.
"Itu ada Ai," ucap Ira mampu membuat Aru terdiam.
Sebanyak omongnya Aru, tetap akan kalah dengan satu ucapan yang keluar dari mulut seorang Rainy Dyandta a.k.a Ai yang merupakan sahabat dari Feyra Putri Malik ini.
"Gue mau ke sana, dadahhhh!" Ira berlari meninggalkan Aru begitu saja. Agaknya ia sedikit bernafas lega karena sudah terbebas dari laki-laki macam Aru. Setidaknya... untuk pagi ini.
"Aii!" teriak Ira mendekat.
"Apa sih, Ra," ujar Ai malas. Ia bersandar pada kursi taman, dan Ira ikut duduk di sampingnya.
"Lemes amat lo. Kayak gak punya gairah idup gitu," ucap Ira sembari menatap sekitar. Tepatnya pada Mading yang kini sudah agak lengang.
"Ra, ntar tolong sekalian liatin nama gue, ya," ucap Ai memejamkan mata.
"Tidur mulu lo." Ira menyentil kening Ai. Membuat Ai refleks membuka mata dan balas menoyor kepala Ira.
"Udah sepi noh," ujar Ira bangkit dari duduknya.
Dia berjalan lebih dulu dan Ai ikut mengekor di belakang. Entah gadis itu berjalan sambil menutup mata atau berjalan dengan tak niat. Memang, magernya nggak ketulungan.
Ira melihat satu gadis yang tak asing lagi di matanya, tengah menatap selebaran kertas yang ditempel di Mading.
Ira berdiri di samping gadis itu dan melirik dengan alis yang terangkat satu, memberi kode perihal bagaimana hasilnya.
Gadis itu mengangguk dengan wajah sumringah, membuat Ira langsung terpekik senang dan melompat-lompat tak jelas layaknya kangguru bersama gadis itu yang tertarik pasrah.
Gadis itu biasa dipanggil Zee, yang memiliki nama lengkap Auzora Zecta. Juga merupakan sahabat Ira.
"Apa sih?" tanya Ai menghentikan aksi Ira dan Zee yang melompat-lompat tak jelas.
"Kita sekelas!" Zecta dan Ira berseru kompak.
"Kelas apa?"
Mereka kompak menoleh ketika suara bariton itu terdengar, salah satu tangan pria itu juga bersandar pada bahu Zee.
"MIPA 2," jawab Zee.
"Sama," ucap pria yang Ira paling musuhi. Kenapa? Karena pria itu sudah sangat sering melukai sahabatnya—Zee.
"Oh ya?!" tanya Zecta dengan excited.
Pria itu mengangguk, sedangkan Ira dan Ai yang melihat itu memutar bola matanya malas.
Sebenarnya pria yang bernama Albiru yang merupakan mantan Zee itu sudah kelas 12, artinya dia mendapat kelas 12 MIPA 2.
"Lo berdua nih apa sih sebenernya?" pancing Ira walaupun dengan nada malas.
Zee yang mendengar itu memukul pelan lengan Ira.
"Ish. Abis gue gedeg liat kalian, dibilang pacar tapi udah mantan, dibilang mantan tapi kayak pacaran," sambung Ira.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST
Teen FictionGadis periang dengan sifatnya yang meledak-ledak itu tak lain dan tak bukan bernama Feyra Putri Malik. Banyak orang mengenalnya karena gadis ini selalu mengisi kekosongan, ditambah kedua sahabatnya yang masing-masing memiliki sifat saling bertolak b...