ECC-3

11 2 0
                                    

Ira menatap layar ponselnya yang sedari tadi menyala, menampilkan roomchat-nya dengan seseorang yang masih kosong melompong.

"Ayo, lo pasti bisa, Ra!" monolog-nya memberi semangat pada diri sendiri.

Bang Kelan my cogan

P

Setelah memencet send, Ira bernafas lega begitu centang satu terlihat. Namun, tak berapa lama berganti menjadi centang dua dan langsung berwarna biru, tanda sudah terbaca.

Ira buru-buru keluar dari roomchat tersebut. Menggigiti ujung kuku tangannya sembari menunggu tanda typing terlihat. Namun nihil.

Saat hendak kembali membuka roomchat tersebut dan mengirimi pesan lagi, layar ponselnya tiba-tiba berganti.

Ai menelpon.

"Halo? Dengan pacarnya bang Kelan di sini," ucapnya setelah mengangkat panggilan itu.

"Gue tau lo halu. Tapi jangan sekarang. Ke kedai buruan."

"Ngapain?"

"Mau liat langsung lo halu."

"Anjir. Gue–"

"Buru. Gue tunggu."

Ira mengusap dada sabar begitu panggilan itu langsung dimatikan sepihak oleh Ai.

"Punya temen gini amat."

Ia melihat lagi layar ponselnya, menatap lamat-lamat chat miliknya yang tidak terbalas. Menghela nafas pelan, Ira bangkit dari posisi rebahannya dan bersiap-siap menuju kedai kopi milik bang Ran—kakak laki-lakinya Ai.

---

"Ra!" Panggil seseorang saat Ira baru turun dari motor Abang ojol.

Ira menoleh, mendapati Zee yang memanggilnya tadi sembari berjalan mendekat.

"Dari lama, Zee?" tanya Ira sambil memberikan uangnya pada tukang ojol itu.

Zee menggeleng, "barusan kok, tumben naik ojol. Biasanya nyuruh anak orang lo."

"Aru sok sibuk, najis. Awas aja Senin besok gue nggak bakal bantuin dia pas kena sidak upacara," kesal Ira.

"Yaudah ayok masuk," ajak Zee.

Mereka berjalan memasuki kedai kopi membuat lonceng yang diletakkan di pintu masuk itu berbunyi.

"Kurang lama datengnya." Ai mengomel begitu melihat kedua sahabatnya masuk.

"Yang penting dateng," ucap Ira dan duduk di samping Ai. Sedangkan Zee di seberang mereka.

"Bang! Kopi yang kayak biasa satu gratis sama yang buat ya!"

Ai menoyor Ira. "Lo kira Abang gue buy one get one apa?"

"Iyalah," ceplos Ira begitu saja.

"Gue kira udah rame cogan di sini," celetuk Zee membuka suara.

Kedai kopi milik bang Ran biasanya dominan oleh cogan-cogan yang nongki ketika sore, apalagi malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ECCEDENTESIASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang