Bagian Dua

12 6 6
                                    

      " Betapa bodohnya aku bukan? " Gumamnya sambil memaksakan senyum pada wajahnya. " Tentu saja banyak alasan bagiku untuk tetap hidup.aku percaya padamu, dokter. Aku bersedia melakukan apa yang anda perintahkan. "

          Dan Dokter Daniel memegang tangan anak ini erat erat, sesaat kemudian pria itu telah meninggalkan dirinya. Itu adalah kejadian tujuh minggu lalu. Kinikesehatan anak ini semakin pulih. Ia telah bosan berbaring di tempat tidur. Iaingin berjalan jalan di taman, berjemurmatahari, dan tentu saja ingin berduaan dengan.... Dokter Daniel.

          Berapa usia laki laki itu? Jelas terlihat sudah tidak muda lagi... Tiga puluh ? Ini berarti dokter Daniel sepuluh tahun lebih muda darinya. Ya, ia akui bahwa dirinya mengagumi dorter itu, mmm mungkin telah jatuh cinta. Tapi ia harus sadar diri, manamungkin seorang Dokter Daniel seorang gay seperti dirinya. Betapa menyenangkan bila cintanya di balas oleh laki laki itu.

         Betapa Aneh dirinya bukan ?yang membayangkan hal yang tidak tidak. Bagi dokter Daniel ia hanyalah salah seorang pasien yang harus di sembuhkan.  Tidak lebih dari itu.

         Kini bekas bekas luka di wajahnya telah hampir hilang, kecuali ada goresan halus di kening, yang di sembunyikan di bawah rambut.

           "Tidak akan ada orang yang melihat bekas luka kecil ini. " Kata ibunya dengan prasaan bahagia menyaksikan wajah putrinya yang kembali mulus.

         Tapi Dika merasa bahwa ia akan selalu merasakan bekas luka itu, dan juga yang telah menandai jiwanya untuk selama lamanya. Ia tau ia tidak mungkin melupakan Dokter Daniel samapai kapanpun.

           "Betapa Bahagianya kami sayang! " Kata Ayunia ibunya Andika, sambil memeluk putranya waktu berada dalam mobil menuji rumah. "Tidakkah anak kita tampak lebih manis, pak? "
   
       " Tentu saja" Sahut pak rio. Dika menatap tak percaya pada kedua orang tuanya, bagaimana wajah tampannya di bilang manis, " Aku ini tampan" Protes Andika yang di tanggapi kekehan kedua orang tuanya.

          " Kita harus selalu hati hati menjaga seorang laki laki tampan, eh tapitarlihat manis Bukankah begitu, bu? "

             Dika memaksakan diri tersenyum, apa apaan ayahnya ini, kini Dika di perlakukan seperti anak gadis. Ya walaupun begitu, ia tahu kedua orang tuanya amat sayang pada dirinya. Bagaimana tidak dia anak satu satunya daripasangan suami istri itu. Padahal prasaan anak itu tak secerah perasaan ayah dan ibunya. Ia menyesal harus meninggalkan rumah sakit.



  Banyak typo di mana mana, mohon maklum saja:v
    Ini prasaan nulis udah panjang banget gitukan, pas di baca. Eh kok masih dikit.
   Gak papa lah, hari ini aku update lagi, sengaja biar kalian yang udah mau baca gak nunggu lama:)

DanielAndika (Sacrifice Love) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang