"Liat Shen aku tuh risi liat orang yang keg begituan" Reyna sahabatnya berbisik, sambil meletakkan gelas dengan kasar.
Shenna memutar bola matanya.
"kamu kira aku gak ngerasa panas dari tadi duduk disini heh" ia berdecak, mengambil tissue, membersihkan sisa air yang sedikit tumpah dari gelas Reyna, disamping kursi mereka ada dua orang entah lagi pacaran atau apalah istilahnya, intinya sedang saling merayu,
"Diihh buayaa" celetuk Reyna, yang membuat sepasang sejoli itu mendelik tidak suka. Shenna yang faham, segera berdiri dan langsung memegang tangan Reyna, ia tahu apa yang akan dilakukan sahabatnya itu selanjutnya, daripada memperpanjang masalah sebaiknya ia bergegas mengajak bocah curut ini pergi.
"Apaan sih Shen aku tu kan gemes"
"gausa perpanjang masalah"
"masalah? Aku gak buat masalah"
"ikut campur urusan orang lain itu masalah Rey"
Rey berdecak kesal tapi tetap mengalah, membereskan barang dengan wajaah masam
"yauda ayo cepetan, katanya pengen minta bantuan Zac" Shenna mengabil minuman yang sudah ia pesankan untuk saudara kembarnya itu, dan beranjak pergi.
------------------------------------
'Ting......, Ting....., Ting....."
Suara bell depan membangunkan Zacvion dari tidurnya, dia meraba nakas berusaha mengambil handphone yang sejak tadi juga berdering, matanya menyipit melihat nama seseorang pada log panggilan tidak terjawab
"astaga, zav" ia meringis, segera bangun, membereskan rambutnya yang masih berantakkan, dan mengabaikan barang-barang yang tergeletak di lantai.
Dibelakang pintu, Shenna sudah memasang wajah sinis
"Vion sayang, kenapa sandi apartemenmu di ganti hmm?" Tanya Reyna sarkas, yang ditanya hanya mengaruk kepalanya dengan linglung karna nyawanya masih belum terkumpul , Shenna berdecak bodo amat dengan alasan apapun yang dikarang saudaranya itu lagi, ia langsung menerobos masuk dan tidak sengaja menginjak kaos kaki dan sepatu yang berceceran.
Shenna menghela nafas, mengambil semua barang yang berceceran, Zacvion yang sudah terbisa melihat Shenna membereskan apartemennya hanya diam,
"tumben kalian datang pagi-pagi, ibu gk ikut kan?" Zacvion berjalan menuju ruang makan, menuang air dan meneguknya sekaligus,
"engga, kami cuma datang berdua, tadi diantar Pak Dimas" jawab Shenna, di tangannya sudah penuh dengan pakaian yang belum di cuci,
"noh temenin Reyna di depan, gw udah beliin kopi kesukaan lo" mendengar itu mata Zacvion berbinar, dia segera berlari ke meja ruang depan, langsung mengambil minuman yang ada di atas meja.
"woy itu punya gw Yon!" protes Reyna
"lah terus punya gw yang mana?"
"lah mana gw tau, noh tanya Shenna tadi dia yang bawa"
Zacvion berdecak, kembali mengahampiri Shenna yang lagi mencuci piring.
"kopi nya mana Zav?"
"lah, Bukannya di meja depan?"
"gaada, itu punya Rey" keluhnya, mendengar itu Shenna segera mencuci tangannya dan berjalan kedepan
"Rey, kopi buat Zac mana?"
"eit, bukannya tadi sama lo?" Reyna menyernyit bingung
"tar, perasaan minuman lo tadi udah habis kan Rey, tadi yang sempet tumpah lu kemana ini"
Reyna terdiam, dan seketika nyengir,
"hehee, maaf Yon kopi lu gw minum"
"Ckckck Rey, Rey, kelakuannya kumat deh" tegur Shenna, Reyna hanya cekikikan,
"sumpah gw lupa Yon," Zacvion menghela nafas, megeleng pasrah,
"dahlah gw pen balik tidur aja"
"astaga Yon, sensi amat sih, gw kan udah minta maaf" rengek Reyna, Zacvion yang acuh tidak memperdulikan ucapan reyna, mengambil remote TV
"emang lu gak ada matkul hari ini Zac?" Tanya Shenna, jam segini biasanya Zacvion pasti sudah rapi di depan layar Zoom. ucapan shenna membuat dia urung untuk kembali kekamar.
"gaada diganti entar siangan, kalian juga tumben pagi udah kesini" jawabnya,karna ia masih kesal dengan sengaja mengambi cemilan yang tadi di makan Reyna.
Reyna hanya terdiam, masih merasa bersalah
"Noh Rey, dia yang ngajak kesini, katanya pengen minta bantuan lo"
"dih amit-amit gw bantuin lo" ejek Zacvion,
"Dengerin dulu Zac, kan lu belum tau dia pen minta bantuan apa, ikhlas dikit dong, lagian kan tadi Rey gak sengaja"
"yes! Dibelain"
"gw gak ngebela lu ya Rey, lu juga knapa mesti lupa sih, itu kan minuman kesukaan Zac, lagian kan minuman itu tadi juga buat ngogok Zac, astaga"
"mamp--" ucapan Zacvion terhenti, melihat Shenna yang sudah mendelik kearahnya,
"udahlah lupain masalah tadi, noh ceritain apa yang pengen lu mintain bantuan ke Zac, gw pen masak" Shenna melegos pergi meninggalkan Zacvion dan Reyna yang terdiam,
"lu tau kan Yon kalo Shenna uda ngomong panjang kaya tadi, berarti gimana"
" hmmm gw tau"
"yauda maapin"
"yaela Rey, cuma masalah kopi aja sampe keg bocah segala dah, sans gw gk marah" Zacvion mengubah posisi duduknya,
"emng lu mau minta bantuan apa?"
"Tolong jadi pacar gw sebulan Yon"
Kaget mendengar ucapan itu seketika Zacvion mundur,
"Gawaras Rey!, sumpah lu gawaras!" rutuknya, syok tidak percaya
"lu suka ma gw Rey, wah parah, gw gak nyangka"
Reyna yang paham maksud Zacvion langsung menjitak kepalanya,
"amit-amit gw suka ma lu sumpah, gw cuma minta tolong Yon, minta tolong bentar astaga, denger gak sih" seketika Zacvion tergelak,
"astagfirullah, ampuni dosa hamba yarabb" sungut Zacvion
"Lah lo kog malah gitu, plis lah Yon bantuin gw, tar gw kasi deh apa yang lu mau, sumpah beneran" tangan Reyna terangkat membentuk tanda peace, mata Zacvion menyerit ragu,
"pliss Zacvion ganteng, cakep, royal, dan rajin menabung, tar gw beliin action figure yang lo mau dah" dia sekarang bukan sedang bercanda apalagi ngeprank segala, ini tentang harga dirinya, tentang rasa malu yang udah mencapai ubun-ubun, mata Zacvion menatap tajam Reyna di sampingnya
"DEAl" senyuman miring tercetak di wajah zacvion,
Disaat yang sama di tempat yang berbeda, seseorang sedang tersenyum melihat kelakuan sahabat dan keembarannya itu
----------------------------------
.
.
.
Happy reading ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkside
Ficção AdolescenteShenna Zaverin, Cewek cantik yang selalu telihat kuat namun tak seperti yang terlihat, terdapat sisi gelap yang harus dihentikan atau bahkan sisi gelap itu yang akan menyelamatkan seluruh masa depannya.