Malam hari, Jisung terbangun karena mendengar suara kegaduhan yang berasal dari lantai bawah.Masih dengan mengenakan seragam dan nyawa yang belum terkumpul. Jisung berjalan keluar dari kamar, ketika sampai di anak tangga. Pemuda itu menyirit bingung begitu mendapati sang adik dan ayahnya yang tengah bersitegang.
Ada apa ini? Sangat jarang Chris akan memarahi Felix, putra kesayangannya tersebut.
"Daddy sudah katakan, Felix. Kau tidak boleh pergi bersama anak berandalan itu! Ini demi kebaikan mu!" Chris berteriak dengan nada tegasnya.
Felix menggeleng, pemuda manis itu bahkan sudah berlinang air mata.
"Aku bukan lagi anak-anak, dad! Dan kak Changbin bukan anak berandalan!"
Ah, sekarang Jisung mengerti duduk perkaranya. Changbin yang Felix sebut adalah seseorang yang kini sedang dekat dengannya. Jisung tau Felix menyukai Changbin, kakak kelas mereka yang berpenampilan urakan itu. Jisung juga tau, Changbin menyukai Felix, terlihat dari cara pemuda itu menatap Felix ketika mereka berbicara.
Tapi masalahnya, Chris itu adalah sosok
ayah yang protektif terhadap anak-anaknya. Ah, lebih tepatnya hanya pada Felix dan Hyunjin. Tidak pada Jisung.Chris memiliki peraturan penting yang bila dilanggar akan membuatnya sangat marah. Pria dewasa itu tidak akan membiarkan anak-anaknya terjerumus kedalam pergaulan bebas. Sehingga ia akan mencari tau siapa saja yang berteman dengan putranya. Namun, menurut Felix, cara ayahnya itu sangat berlebihan.
Dia bukan lagi bocah berumur lima tahun yang harus selalu dikontrol. Felix pun ingin bebas berteman dan menjalin hubungan dengan siapa saja yang ia mau tanpa harus dibayang-bayangi kekangan menyebalkan seperti ini.
.
"Ini demi kebaikan mu! Di usia mu sekarang, daddy hanya ingin kau fokus pada pendidikan!" Kali ini Chris tidak berteriak, namun tetap saja nada bicaranya tak enak didengar.
Chris akan berikan apapun itu yang Felix inginkan, tapi tidak untuk hal ini. Menurutnya, usia Felix masih sangat muda untuk berurusan dengan hal semacam percintaan dan juga pergaulan bebas. Dia tidak ingin anak-anaknya terjerumus.
Felix masihlah remaja labil berusia enam belas tahun. Belum saatnya dia mengenal hal semacam itu bukan?
"Tapi aku sudah janji padanya, dad!"
"Daddy tidak perduli, sekarang kembali ke kamarmu dan segera tidur!"
Felix bergeming, kedua tangan kecil itu terkepal di sisi tubuhnya.
"Aku tak mau," ucapnya pelan lalu mengalihkan tatapan ke arah lain.
Chris menarik nafas dalam, berusaha menahan emosinya. "Pergi ke kamar mu sekarang juga sebelum daddy marah," perintahnya lagi.
"AKU TAK MAU! KENAPA DADDY SELALU MENGURUSI URUSANKU?"
"FELIX!"
"Daddy, jangan!"
Plak
Suara tamparan bergema dengan keras. Felix mematung melihat Jisung yang tersungkur ke lantai dengan pipi yang memerah karena tamparan yang Chris layangkan.
Chris menatap telapak tangannya, pria itu lalu beralih menatap Felix penuh sesal. Dia hampir saja melukai Felix, tapi untungnya Jisung lebih dulu memasang badan untuk melindungi sang adik. Jika tidak, Chris tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.
Ini adalah perdebatan terbesar yang pernah terjadi di antara Chris dan Felix. Entah apa yang dia pikirkan hingga berakhir dengan mengangkat tangannya untuk dilayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Daddy!
Fanfiction"Apakah aku benar anakmu?" Itu tidaklah se-menyakitkan ketika pertanyaan itu berubah menjadi, "apakah kau benar daddy ku?" Kalimat tanya itu terlontar dari mulut putranya yang kini menatapnya dengan jutaan rasa kecewa dan tumpukan air mata. Putranya...