1 . Awalan

69 7 3
                                    

!Warn - Ada kata-kata kasar!

====

Arresia menatap pada bangunan megah bak kastil bernuansa putih didepannya. "Apa ini sekolahnya?? Daeforic Academy?"

"Yap, ini dia. Sekolah yang di bangun oleh Daero Efrotitas, salah satu ahli sihir dari Kerajaan Kuno Caedelight"

Lylian membalas. Mereka saling bertatapan sejenak, lalu Bersama melompat kegirangan.

"Uaahh!! Tak ku sangka kita diterima di sini! Academy kebanggan para penyihir benua Maglia!" sorak Lylian.

"Aku juga! Latihan kita tidak sia-sia!" balas Arresia.

"Jika kalian selesai, bisakah kita cepat masuk dan mencari kamar asrama? Aku mengantuk"

Ucapan Acrea membuat Arresia dan Lylian berhenti. "Tidur terooss, memangnya kau gak seneng kita diterima ke sini?"

"Hmph, aku sudah menebak bahwa kita di terima. Terutama aku, dengan bakatku sebagai penyihir es yang langka, sekolah mana yang mau menolakku~?"

Acrea berucap penuh percaya diri membuat kedua temannya memutuskan berjalan duluan memasuki Academy.

"Dia percaya diri sekali, beku mampus tu" ucap Lylian.

"Tau tu, bikin es teh aja ga bisa" timpal Arresia.

"Woi tungguin woi!" -Acrea

-

"Halo semua murid baru! Saya Falan Andreo. Panggil saya Senior Falan. Saya dan senior lainnya yang akan memandu kalian selama masa perkenalan Academy"

Seorang pemuda berambut abu-abu muncul di depan semua murid baru. Dia mengenakan baju putih dengan lencana emas yang menegaskan otoritasnya.

Falan mengambang dari atas tanah. Dia menatap kesemua murid baru yang datang.

"Fal kaku banget dah, udah kayak sidang kelulusan" ucap seorang Senior perempuan bernama Vivian.

"Diem aja kau Vi" balas Falan kesal.

"Yeu ngambek"

"Bapak kau ngambek"

Falan menghela nafasnya. Lelah dia tuh, kapan dia dibolehin lulus dari sekolah ini.

"Sebelum kita lanjutkan, mari lakukan sedikit tanya jawab"

Bukan hanya murid yang mengeluh, bahkan para seniorpun mengatakan 'Yyaahhhh'. Lagi pula ini jam 12 siang, siapa yang mau berdiri lama-lama di lapangan tanpa atap?

"Daeforic Academy kini berada di naungan generasi ke 3 dari The Great Magician sendiri. Siapa yang tahu Namanya? Nanti saya kasih permen" Falan bertanya seolah tuli terhadap geraman dari sekumpulan murid baru dan protesan teman seangkatannya.

Selang 2 menit keheningan, seorang murid mengangkat tangannya. Dia sontak ditatap oleh banyak pasang mata yang berbinar dengan harapan tinggi.

"Permennya rasa apa kak?"

Hening.

"Rasa susu kuda"

Hening lagi.

"Ok"

Falan masih setia di tempatnya. Dia memberikan senyum terbaiknya sembari menunggu jawaban. Toh di atasnya ada barrier sihir tembus pandang, jadi sinar matahari yang terik tak mengenainya.

"Psst, Arresia, jawab dah"

Lylian yang tidak tahan menyikut sahabatnya. Mana dia laper, pengen tes kriuk kulit ayam kantinnya Academy pula.

Daeforic AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang