2 . Tradisi

12 3 0
                                    

Enjoy~

================

"Baru juga rebahan, udah di suruh kerja lagi" Vivian mengomel. Gadis berambut hitam panjang yang di ikat satu itu terlihat cemberut sepanjang jalannya dengan salah satu teman seperbudakannya. Senior Cheasi.

"Sabar Vi, namanya juga jadi anggota" -Cheasi.

"Falan cocok banget buat dikucilin" -Vivian.

"Setuju" -Cheasi.

Mereka mendapat tugas untuk mengetuk pintu asrama anak perempuan satu persatu. Dikarenakan ini malam hari dan takutnya pengumuman lewat sihir suara akan membangunkan yang bukan murid baru, maka para anggota Organisasi dilepas untuk mengetuk satu persatu ratusan pintu kayu di kedua gedung asrama.

Falan tampaknya punya dendam pada para anggotanya sehingga dia memberikan tugas mengerikan ini.

Tok Tok!

"Woi bangun dek! Ayo sekolah tengah malem" Vivian menggedor pintu kayu putih dengan penuh kesabaran. Walau telapak tangannya merah dan masih ada total 30 pintu yang harus di gedor, dia sabar menunggu penghuni kamar bangun dan keluar.

"Ini kamarnya ga ada orang apa ya?" tanya Cheasi.

"Kalau ga ada orangnya, pintu kamar warnanya abu-abu bukan putih"

"Tapi Vi, ga ada suara nafas dari dalam sana.."

Cheasi mengerutkan alisnya. Dia adalah penyihir dengan element udara. Berlatih di bawah naungan master element udara Daeforic Academy secara langsung telah meningkatkan kepekaannya terdahap angin dan udara. 

Dia juga di sebut sebagai 'Acdito', yang berarti 'Pendengar'. Ini dikarenakan Cheasi mampu mendengar suara yang dibawa oleh angin. Dan pendengarannya tidak akan salah.

"Apa orangnya udah keluar ya?? Tapi siapa yang bangunin mereka??" Vivian balas kebingungan. Itu karena mereka belum berpapasan dengan orang lain selain murid baru yang mereka bangunkan sebelum ini.

"Eh bentar.."

Udara dingin di sekitar mereka semakin kuat. Ditambah angin yang semakin berhembus kencang, Cheasi segera menutup telinganya yang berdengung.

Kemudian, ada sebuah ledakan cahaya tanpa suara dari dalam kamar. Itu bisa dilihat dengan adanya cahaya biru yang keluar lewat celah pintu.

Vivian mengepalkan tinjunya. Mata gadis itu berubah menjadi coklat gelap dan tangannya tertutupi oleh sihir yang memadat membentuk bongkahan tanah yang menyelimuti tinjunya.

BRAK-!

"ASTAGA!"

"Weh sakit woi!"

"Ah-!"

6 gadis yang ada di tempat kejadian saling diam dan menatap satu sama lain.

"Ih kak, buka pintu baik-baik kan bisa" Lylian berucap.

"Kukira ada apa.." Arresia mengelus dadanya. Jantungan dia tuh.

"Ck..!" -Acrea yang kena bongkahan pintu.

"Kalian habis ngapain?" Vivian bertanya. Dia menatap 4 murid baru yang sedang berdiri di tengah ruangan sembari bergandengan tangan.

Cheasi ikut masuk bersama Vivian. Dia mengerutkan alisnya ketika melihat sebuah buku sihir teleportasi di lantai.

"Kalian habis nyoba sihir teleportasi??" tanya Cheasi.

"Iya kak. Tapi tadi nyasar ke benua es" jawab Lylian.

"Pantes aja ga ada suara nafas.."

Vivian mengambil buku sihir dilantai. Dia lalu menepuk-nepuk kepala Acrea yang sedikit benjol karena kelakuannya merusakkan pintu tadi. "Kamu ke ruang kesehatan aja. Sisanya pergi kelapangan utama, yang tadi siang"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daeforic AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang