chapter 1

173 16 2
                                    

Hujan kini tengah mewarnai langit di sore hari , kepadatan manusia terjadi di berbagai emperan toko untuk sekedar berlindung menghindar dari tangisan alam.

Tak terkecuali gadis itu . Gadis itu tetap saja melangkahkan kakinya menuju tempat yang kini menjadi tujuannya , tidak perduli akan pakaian yang ia kenakan menjadi basah dan membuatnya akan terserang penyakit.

Sakit , kata itu sama sekali tidak ada dalan kamus nya . Hanya menjalankan hidup tanpa tujuan yang tercetak jelas dalam kamusnya maupun pikirannya . Tinggal sendiri di dunia membuatnya tidak seperti gadis kebanyakan yang penuh tangis , tragedi , dan sinetron . Gadis itu sangat gengsi mengeluarkan air mata . Bukan karna ia sombong . Gadis itu mempunyai alasan tersendiri yang tidak akan ia bocorkan kepada siapapun .

Gadis cantik dan Rupawan , itu adalah dia namun gadis itu selalu menyembunyikan kecantikan yang ia punya dengan sebuah jaket dan masker . Dia bukan seorang teroris dia hanya ingin mengasingkan dirinya sendiri . Aneh bukan?

Gadis itu tetap melangkahkan kakinya , badan yang kini setengah basah tak menjadi penghalang, alas kaki yang ia kenakan pun telah basah menciptakan rasa ketidak nyamanan untuk memakainya kembali . Namun apa ? Gadis itu tidak pernah perduli .

Genangan air kini telah banyak menghiasi jalanan yang berlubang , hujan semakin deras , namun gadis itu tetap bersih kukuh akan menerjang derasnya hujan demi sampai pada tempat tujuannya . Hujan hanyalah milyaran titik air sedangkan dia seorang manusia yang lebih mempunyai fisik yang kuat dibandingkan dengan setetes hujan , Menurutnya

Dari arah berjauhan terlihat sebuah mobil sedan berwarna hitam melaju dengan kecepatan tinggi , tidak memperhatikan orang-orang yang satu jalur dengnnya yang juga tengah mengemudi dengan pelan agar tidak jatuh mengingat jalanan yang lincin , mobil itu membuat genangan air beterbangan membuat siapa saja yang berada di dekat mobil tersebut akan terkena percikan air tanah yang pastinya sangat berbau dan kotor .

Masih dengan kecepatannya, mobil itu melewati gadis yag tengah asik menunduk menghindar dari tatapan aneh para pengendara , dan "crikkkk" percikan air itu kini mengenai tubuh gadis itu, si pengemudi sepertinya menghiraukan apa yang baru saja ia lakukan . Sementara pergerakan kaki gadis itu terhenti dan mengambil sebuah balok kayu yang berada tepat disamping gadis itu lalu melemparkan ke arah mobil sedan itu .

Tidak perduli akan terkena orang lain atau tidak yang jelas amarah yang tersulut harus ia lampiaskan entah itu butuh banyak korban.

Gadis itu kini melanjutkan perjalananya dan tak sengaja indra pendengarnnya mendengar suara aneh dari belakang , gadis itu hendak menoleh namun tangannya tiba- tiba dicekal okeh seorang pemuda , matanya mencari-cari sosok mobil yang ia jadikan target atau adakah pihak lain yang menjadi korban akibat kekesalan gadis itu pada sebuah mobil hitam sialan .

Namun jalanan terlihat seperti biasa saja , seakan tidak terjadi apa-apa , matanya terpaku melihat pemuda yang kini mencekal tangan gadis itu erat seakan ingin memakannya , gadis itu tidak meringis kesakitan ataupun bergidik ngeri. Gadis itu hanya diam menunggu pemuda asing yang tiba tiba mencekal tangannya untuk berbicara .

Tatapan mata yang sangat lama membuat gadis itu muak , merasa waktunya akan terbuang percuma karna pandang berpandang yang tidak ada artinya . Tidak menumbuhkan getaran aneh yang biasanya terdapat pada novel dan cerita murahan. Gadis itu menghentakkan tangannya hingga membuat cekalan itu terlepas gadis itu memandang pria di depannya dengan sengit lalu membalikkan badannya , melanjutkan perjalanannya .

Ekor matanya melihat pria asing itu kembali , seringaian puas tergambar diwajahnya . Kini gadis itu tidak lagi menunduk , mengangkat wajahnya keatas membiarkan air hujun membasahi wajahnya yang memang sudah basah .

Laisse Moi[edit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang