BAB 11

399 297 79
                                    

🌷🌷🌷🌷🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷🌷🌷

“Oliv! Gimana, mau?” tanya ulang Om Bram.

Oliv bingung harus menjawab apa. Om Bram memandang Oliv.

“Tapi Om, Oliv kan masih kecil,” jawab Oliv.

“Karena kamu masih kecil pasti kamu bisa muasin saya,” ucap om Bram dengan tersenyum smirk.

Oliv yang mendengarnya pun terkejut.
“M-maksud Om apa? Oliv bukan perempuan pemuas seperti yang Om pikir!” ucap Oliv tidak terima.

“Halah jangan sok suci. Kamu pasti udah nggak segel, kan? Pasti kamu sering lah sama cowok-cowok. Iya, kan?”

“Bisalah kamu puasin saya juga? Hm?” ucap om Bram dan semakin lama semakin maju mendekat ke Oliv.

Oliv mundur dengan menahan air matanya agar tidak turun. Ia takut sekarang, apalagi suasana mall yang sangat sepi.

Oliv ingin kabur tapi telat karena Om Bram sudah terlebih dulu mencekal tangannya kuat-kuat.

Oliv pun tertarik dan menubruk dada Om Bram. Oliv takut sekarang, ia ingin lari tapi apa daya kekuatannya tak sebanding dengan Om Bram.

Oliv menangis tanpa suara.

Om Bram semakin memajukan wajahnya pada wajah Oliv sembari menatap bibir pink Oliv.

Mata Oliv terpejam, tetapi terus mengeluarkan air mata.

Oliv berdoa dalam dalam hati, semoga ada seseorang yang menolongnya. Abang, Papah, tolongin Oliv! batin Oliv.

Saat jarak bibir mereka sudah tinggal dua cm lagi tiba-tiba ...

BUGH!

“BAJINGAN LO! BERANINYA SAMA CEWEK!”
BUGH!

“ANJING LO!”

BUGH!

“MAU NGAPAIN LO, HAH?!”

BUGH!

“JAUH-JAUH LO, ANJING!”

BUGH! KREK! BUGH!

Yaps, tiba-tiba seseorang datang dan langsung memukul kepala belakang Om Bram lalu menariknya menjauh dan memukulinya.

Ia sudah membabi buta, ia pukuli habis Om Bram tanpa ampun dengan melontarkan kata kasar.

Terdengar sangat nyaring bunyi pukulannya dan bunyi patahan tulangnya.

Oliv yang melihat itu pun shock dan langsung terduduk sembari bersandar di tembok.

Ia bersyukur, ia belum tersentuh dengan Om Bram, tetapi ia masih sangat shock.

Om Bram yang tak siap pun tak bisa melawan apa-apa, ia merasa lemah sekali.

MY BEST ENEMY (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang