Satu minggu telah berlalu, dan banyak hal telah terjadi. Winwin memutuskan untuk bekerja pada sebuah restoran untuk mengumpulkan uang sebelum ia akan pergi bersama Jaehyun menuju Nevada, untuk menemui Kun.
Meanwhile, Jaehyun, ia bekerja paruh waktu pada sebuah minimarket.
"Why are you wearing shades all the time? It's dark outside" Tanya seorang wanita ketika ia hendak membayar beberapa kaleng bir.
"I'm color blind," jawab Jaehyun cuek.
"Does that make sense?"
"Well"
"Stupid Casper," jawab wanita itu dengan nada rendah sambil menyodorkan beberapa lembar uang untuk membayar belanjaannya.
Dan, ada banyak perubahan yang terjadi pada Jaehyun, ia membiarkan rambutnya tumbuh panjang, change his hair color to a darker color, and he's gaining a weight. He eats alot.
Jaehyun selalu bercerita tentang keluarganya, ia bahagia memiliki keluarga yang mencintainya, dan merasa depresi di waktu yang bersamaan.
"How can you be happy to have them and depressed at the same time?" tanya Winwin sambil menyenderkan kepalanya pada bahu Jaehyun, ia merengkuh pinggang Winwin untuk semakin mendekat.
"I know my parents love me, but sometimes I think they're not capable of being a parent. They often hurt my feelings, they don't know about boundaries, they left a deep huge scar on my heart, but I can't get away from them"
Winwin menatap Jaehyun, deep in his eyes.
"I just have to let go of my childhood trauma"
"You're free now, you're free of the conservatorship they made," balas Winwin sambil mengecup punggung tangan Jaehyun, and he kisses his lips.
And that's how they spend their weekend, talking about life and having lazy sex after.
Winwin terbangun dari tidurnya, lengan Jaehyun masih melingkar pada bahunya, dan ia memindahkannya perlahan. Ia mencari kaos dan celana yang entah berada dimana, lalu meraih ponselnya yang terus bergetar.
Ketika ia meraih ponselnya yang tergeletak diatas kitchen counter, ia menatap jam yang menunjukan pukul tujuh pagi. He wake up too early, and see three voicemails, all of them are from Jungwoo, his work mate.
Winwin mengeceknya lalu mendengarkan apa yang ia ucapkan.
"Can you replace me when I'm away? The boss will pay you for $20 per hour," ucapnya lalu voice message berakhir.
Winwin menghela nafasnya, siapa yang akan menolak extra shift dengan bayaran yang cukup?
Ia tidak dapat kembali tidur, langit tampak cukup terang diluar, maka Winwin memutuskan untuk menyiapkan sarapan.
Entah apa yang akan ia masak, ia hanya menyatukan semua leftover yang berada di lemari pendingin.
He can feel Jaehyun coming by the sound of his footstep that he already knows so well.
"Good morning," he says, and kissing the back of his neck, he put his arms around his waist gently, trying to sneak his hands in under his shirt. Now he tickles his stomach.
"It's too early," Winwin says, while he's trying to focus on cutting the bread.
Jaehyun makes a disappointed face but it only makes Winwin smile, "You're cute""You're cuter, darling, I love you," balas Jaehyun sambil mencium pipinya, dan kini ia mengambil sekotak susu dan meminumnya.
"I'll come home late tonight, extra shift"
"I'll wait at Ten's place then"
---
Winwin datang seperti biasa, ia memakai pakaian kerjanya dan langsung menemui the big boss, sebutan yang para pekerja sematkan pada manager.
"Aku akan menggantikan Jungwoo hari ini, he's on sick leave"
"Kita memiliki tamu spesial hari ini, jangan lakukan sedikit kesalahan!"
Winwin mengangguk, ia langsung menuju restaurant. Tidak terlalu banyak pengunjung hari ini, ia menghela nafas lega. Namun, ia melihat dua orang yang duduk berhadap - hadapan, di sebuah meja yang menghadap pada pemandangan luar.
Mereka adalah Johnny dan Taeyong. Winwin menghampiri keduanya, ia hendak mengucapkan kalimat pembuka.
"I'd like a glass of champagne for both of us, please," potong Johnny sebelum Winwin mengucapkan sepatah kalimat.
Winwin mengangguk, ia memberikan pesanan pada crew yang bertugas, dan kembali pada meja tersebut untuk menyiapkan peralatan makan.
"It's been a week or two, right?" ucap Taeyong pada Johnny.
"Is he gone somewhere, or kill himself, or? gosh it's a big puzzle, I hate it"
Winwin dapat menebak jika keduanya sedang membicarakan tentang Jaehyun, ia melambatkan gerakannya agar ia dapat mendengarkan seluruh percakapan keduanya.
"There's only two pieces of evidence, his phone, and the blood"
"Yuta still a suspect? or the police has released him?" tanya Johnny.
Jantung Winwin berdebar, he knows Yuta, teman baik Jaehyun yang is hubungi terakhir kalinya, dan pemilik mobil yang Jaehyun kendarai selama ini.
Winwin menerima sinyal bahwa champagne telah siap, namun ia enggan untuk meninggalkan tempat, tetapi ia terpaksa harus melakukannya. Ia bergerak cepat untuk mengambil botol champagne tersebut, dan menuangkan pada gelas.
"Anything else?" tanya Winwin setelah selesaikan menuangkan champagne pada gelas Taeyong.
"I'll call you later," balas Taeyong.
Winwin berdiri tidak jauh dari meja yang mereka tempati agar ia bisa mendengar percakapan keduanya walaupun samar.
"But his disappearance has nothing to do with us," Johnny meraih punggung tangan Taeyong dan mengecupnya.
"What if he—"
"Do you love him in the first place?"
Winwin menatap Taeyong, kedua matanya tampak indah, no wonder Jaehyun likes him. He has a scar under his eyes that looks like a rose, it is what makes him beautiful. He gives Johnny a blank stare while he bit his lips.
"I didn't" balas Taeyong dan kalimat tersebut membuat Winwin menahan nafasnya, ia berpura - pura melihat kearah langit.
What if Jaehyun hears this conversation? but doesn't he has me? I'm his official boyfriend now, he even talked about marrying me, pikir Winwin untuk menenangkan hatinya.
"Everything about Jaehyun is complicated, you know, his family ruined his life"
"You don't need to act as if you love him, you only, you know—" Johnny bit his lips, there's a nervous silence, "You just care about him, but you didn't have to pretend that you love him, it'll just gonna hurt him"
Tak lama seorang tamu datang dan Winwinpun meninggalkan tempat, ia merasa cukup mendengarkan percakapn tersebut.
---
Winwin kembali pukul 12 malam, ia menuju tempat Ten dan ia melihat Jaehyun menikmati waktunya bersama dengan Ten dan Hendery.
Ia merengkuh tubuh Jaehyun ketika dirinya menyambut kedatangannya. Ia merasakan hangat tubuhnya pada dirinya, seketika ia teringat akan percakapan yang ia dengar siang hari ini, dan iapun memberikan usapan - usapan lembut pada punggung Jaehyun.
"Awh, you both should get married," Hendery teases.
Jaehyun tertawa pelan, "I will, it's only a matter of time," he throws his glance toward Winwin
Winwin tidak ingin merusak malam ini dengan memulai pembicaraan yang ia dengar, ia meraih segelas wine dan menikmatinya bersama dengan beberapa snacks yang sudah Ten siapkan.
Jaehyun duduk bersebelahan dengannya, ia merengkuh pinggangnya untuk mendekat, dan beberapa kali ia mencium pipinya. Winwin tidak dapat berhenti tersenyum namun pikirannya terus tertuju pada Taeyong dan juga Johhny.
tbc.
YOU ARE READING
Call Me Casper [JaeWin 🔞]
FanfictionJung Jaehyun, a rising pop sensation, vanished without a trace, leaving only his smashed phone and bloodstains on his mansion's floor. He gives up everything, including his family, lover, closest friend, and, most significantly, his notoriety. But...