Dua bulan berlalu Seokjin lupa akan satu bulan kencan dengan Namjoon karena, ya setiap hari saja sudah sering bertemu dan semakin lengket Namjoon juga tak ambil pusing toh Seokjin sudah menjadi miliknya walau belum seutuhnya tapi tidak apa sebentar lagi mungkin Namjoon harus menikahi Seokjin.
"Heum.. nyamannya."
"Joon, kau mengganggu Seokjin yang sedang membantu Eomma."
Namjoon pelaku yang mengganggu kegiatan Eommanya dan Seokjin di dapur dengan memeluk Seokjin dari belakang dan menaruh kepalanya di bahu.
"Kapan selesainya?"Namjoon malah bertanya sambil berbisik di telinga Seokjin.
"Masih lama Joon."
Eomma Namjoon yang di hiraukan pun menepuk keras pundak Namjoon yang mengaduh sakit."Eomma!"
"Bukannya bekerja kau kenapa sih hari ini Joon? Nempel terus sama Seokjin, Eomma rasa Seokjin risih dengan mu."
"Benarkah yang di bilang Eomma Jinie?"
"Lihat dia Seokjin, seperti bocah."
Seokjin hanya tertawa melihat pertikaian kecil antara ibu dan anak.
"Namjoon-ah duduk sana nanti Eomma semakin marah pada mu."Imbuh Seokjin akhirnya di turuti tapi..
"Kiss."
"H-hah?"
Namjoon memajukan bibirnya dan di bekap oleh tangan Seokjin."No, your Eomma is here."
"Please."
"Berikan saja Seokjin Eomma ke toilet sebentar agar tidak mengganggu."
Seokjin tersipu mendengarnya, Eomma Namjoon sampai mengerti.
Ia mengusap wajah Namjoon, ia kecup beberapa kali bibir itu namun Namjoon yang merasa kurang menarik tengkuk Seokjin dan terjadi percumbuan bibir antara keduanya.
"A..Ah Joon stop."
Namjoon tak mau mendengarkannya, Seokjin kewalahan menerima sesapan Namjoon pada bibirnya.
"St..stop!"Akhirnya Seokjin menggunakan tenaganya untuk menjauhkan wajah Namjoon darinya.
Namjoon nampak kecewa terpancar dari manik matanya.
"Nanti lagi ya Joonie aku sedang masak setelah selesai makan, kau boleh mencium ku kembali jangan sekarang."
"Okay Jinie."
Hal paling di senangi Namjoon adalah mencium Seokjin banyak banyak sampai Seokjin melenguh dan kewalahan menghadapi ciumannya.
ㄷㄷㄷㄷ
"Mengapa hanya di diamkan? Kau tak nafsu makan?"Tanya Seokjin agak gemas, habisnya Namjoon cuma memegang sumpit dan mengaduk aduk makanannya.
"Aku tidak mau makan ini, aku ingin spaghetti."Ungkapnya.
Eomma Namjoon dan Seokjin bertukar pandang, tumben sekali Namjoon meminta sesuatu di tengah makanan yang telah siap santap.
"Benar benar ingin?"
"Iya."
"Coba makan dulu Eomma dan aku sudah memasak."
"Tidak mau Jinie."
Okay, dalam seminggu Namjoon bertingkah menyebalkan bagi Seokjin entah itu meminta makanan yang aneh hingga sedikit pelupa tapi ada kalanya Seokjin sedih sebab Namjoon sakit, mual dan muntah terus menerus suhu tubuhnya pun ikut naik.
Pada akhirnya Eomma Namjoon bicara padanya, sebaiknya Namjoon bawa saja ke rumah sakit daripada di rumah keduanya juga tak tega.
Di rumah sakit Namjoon di beri ruang rawat setelah di periksa oleh dokter, dokter yang memeriksa tidak langsung bilang keadaan Namjoon bagaimana malah meminta waktu Eomma Namjoon dan Seokjin untuk berbicara ke ruangannya.
"Sebenarnya putra saya kenapa?"Eomma Namjoon mengajukan pertanyaan.
"Keadaan Tuan Kim baik Nyonya hanya saja apakah Tuan ini pasangan dari putra anda?"
"Benar.."Seokjin mengangguk.
"Saya sarankan anda memeriksa kan diri ke dokter kandungan supaya hasilnya pasti."
Seokjin tidak mengerti mengapa jadi ia yang di minta periksa, ia sehat kok.
"Perkiraan saya pasangan dari putra anda tengah isi dan Tuan Kim Namjoon yang mengalami perubahan mood sampai morning sickneess."
Seokjin melongo, hah masa sih?
ㄷㄷㄷㄷ
Dan terbukti lah setelah di bujuk lembut oleh Eomma Namjoon, Seokjin mau memeriksa kan diri.
"Apa akhir akhir ini anda mengalami serangkaian perubahan mood dan morning sickneess?"Tanya seorang dokter kandungan.
Seokjin menggeleng."Saya sama sekali tidak merasakannya dok, malah biasa saja."
Dokter itu tersenyum, sembari mengoleskan cairan gel dingin di perut rata Seokjin dan memantau perkembangan janin di layar.
"Sepertinya calon bayi anda tidak mau merepotkan Anda dan membuat ayahnya yang mengalaminya, tenang saja pengalaman ini sudah biasa di kalangan pasangan.. usianya sudah memasuki satu bulan ya."
"Bolehkah saya meminta salinan foto janin?"
"Tentu boleh.."
Seokjin keluar dari ruang pemeriksaan kandungan, Eomma Namjoon yang menunggu di luar nampak khawatir.
"Bagaimana sayang?"
Lantas Seokjin memeluk Eomma Namjoon."Namjoon akan jadi Ayah."
Eomma Namjoon berseru senang,"Eomma akan jadi Halmeoni, terimakasih Seokjinie."
Seokjin harap dengan kehadiran calon bayinya menambah kebahagiaan.
Mungkin Seokjin harus memberi suprise kecil untuk Namjoon yang tidak tahu menahu.
ㄷㄷㄷㄷ
Namjoon tidak berlama lama di rumah sakit cuma sehari lalu pulang, sementara Seokjin masih menyusun strategi bersama Eomma Namjoon untuk memberi tahu kabar baik.
Namjoon pergi bekerja jadi Seokjin bisa berpikir leluasa."Aku ingin yang simple saja Eomma."
"Apapun mau mu Seokjinie, biar Eomma bantu."
Seokjin memulainya dengan mencari spidol hitam dan merah permanen, gelas berwarna putih susu lalu ia menulis sesuatu di dalamnya.
Ia akan memberi tahu sewaktu makan malam
TO BE CONTINUED
👁️👄👁️
KAMU SEDANG MEMBACA
Dad -Namjin-
Fanfiction⟨END⟩ Seokjin tidak habis pikir dengan Kim Namjoon yang membuat permohonan gila kepadanya kala dia mempunyai tunangan.