Pangeran Mahkota

25.2K 3.3K 120
                                    

ALMADEO
----------

PANGERAN MAHKOTA

----------

Raja Felix saat ini tengah menunggu Almadeo untuk bangun.

Sudah sekitar satu setengah jam ia memandangi wajah Almadeo yang tidak ada tanda-tanda bangun.

Belum tau aja kalao Almadeo Pangeran Tidur.

Lama-lama ia jadi kesal sendiri.

Sampai kapan putranya ini akan memejamkan mata?!

Tunggu! Putranya?

Karena sudah tidak sabar lagi, Raja Felix membangunkan Pangeran Tidur itu.

"Oi bocah! Bangun!" Raja Felix menepuk --menggeplak-- kepala Almadeo cukup keras.

"Sakit" Almadeo berbicara pelan karena wajahnya tenggelam pada bantal.

Almadeo mendudukkan dirinya ia mengusap matanya pelan.

"Jane? Kenapa kau jadi jelek"

"Je-jelek?" Felix terbelak dengan wajah tertekannya.

Almadeo memperhatikan wajahnya.

"Kenapa Jane jadi 9.6/10??" Almadeo menatap wajah Felix kemudian mengangkat alisnya bingung.

Ia menatap sekitar,

Oh ini kamar Raja.

"!!!"

"KENAPA BARANG DISINI LEBIH BAIK DARI KAMARKU?!"

Almadeo menatap hiasan tengah kamar yang sangat kokoh. Cocok untuk kemalasannya.

Ia memperhatikan Felix lagi.

"Dimana?" Nada datar yang terkesan malas terucap dari bibir mungil itu.

Felix tertegun.

Kenapa dia tidak panik?

"Kamarku"

Almadeo hanya menangguk.

Udah? Hanya itu saja? APA-APAAN INI?

Almadeo berniat turun dari ranjang empuk ini.

Sebelum turun, ia di angkat oleh Felix kembali ke ranjangnya.

"Mau kemana hah?"

"Kau bilang aku tidak boleh menemuimu!!" Almadeo kesal. Tentu saja!

"Kau sudah menjadi pangeran kecil Mahkota, tentu saja boleh"

"Pangeran kecil mahkota?" Almadeo berpikir sejenak.

Udah kecil, dikasih mahkota.

"Kata siapa?"

"Bukankah kau sudah setuju?" Almadeo hanya mengangguk.

Inilah sifat Almadeo yang merepotkan.

Pelupa.

Sifat itu kadang dimanfaatkan oleh para temannya saat di organisasi.

Seperti memberi tahu jika dia berjanji akan membersihkan kamar atau melipat baju.

Sudah pelupa, gampang dimanfaatkan.

"Aku pangeran mahkota kan?" Felix mengangguk malas. Ia mempunyai firasat yang kurang enak.

"Antarkan aku menemui paman mesin" Mata abu-abu itu memerintah layaknya sang raja.

"Paman mesin?"

Dalam bayangan Felix, mesin yang mengeluarkan asap dan berkelamin laki-laki.

Almadeo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang