«𝗣𝗔𝗥𝗧 𝗧𝗪𝗢»

596 66 0
                                    

Chenle berjalan sendirian dimalam hari menuju ke rumahnya. Ia baru saja selesai bekerja dan itu lumayan melelahkan ditambah kakinya yang terluka tapi sudah tidak terlalu parah. Ia masih penasaran siapa yang memberikan kain kasa tadi untuknya.

"Hey manis, ingin pergi bersama?" Saat memasuki jalanan yang sepi, tiba-tiba sekelompok pemuda menghampiri Chenle. Entah mereka datang dari mana.

"Menyingkir."

"Hey. Anak manis ini menolak untuk pergi bersama kami?" Ucap salah satu dari mereka yang memiliki rambut sedikit panjang.

Chenle tidak menjawab dan memilih untuk menerobos para pemuda yang menghalangi jalannya. Oh ayolah, Chenle sangat lelah dan juga kakinya agak perih lalu kenapa para pemuda kurang kerjaan ini malah menghalanginya.

"Eits, tidak baik anak manis pulang sendirian." Tangan Chenle ditahan dan mereka semua mulai mendekat.

"Lepas, dasar bajingan!" Karena kesal, Chenle memukul perut pemuda berambut cokelat yang menahannya.

"Woah, dia mulai melawan ternyata." Sekelompok pemuda yang menghalangnya tadi langsung membantu teman mereka yang tersungkur akibat pukulan Chenle.

Chenle langsung pergi dari sana secepat mungkin dan berharap mereka tidak mengejarnya.

"Hey! Awas saja kau!"

Chenle tidak peduli dengan teriakan para pemuda itu. Dia hanya ingin pulang, mandi, dan tidur dengan tenang.

"Para pemuda sialan, hanya tahu memalak dan menggoda orang lain saja, cih."

°°°°

"Selidiki dia, aku ingin kalian sudah mendapat informasi tentangnya esok hari."

"Baik boss."

"Hm, kalian bisa pergi."

Mereka keluar dari ruangan Boss mereka setelah mendapat perintah.

"Kenapa kau ingin menyelidiki informasi tentangnya? Dia hanya seorang pelayan."

"Kau tidak tahu tentang rencanaku, Taehyun."

"Ck, katakan saja bahwa kau ingin menjadikannya sebagai mainan barumu, benar?"

"Tepat sasaran."

"Kenapa kau memilihnya? Masih banyak wanita atau bahkan laki-laki yang berstatus sub diluar sana yang bisa kau jadikan mainan mu."

"Dia menarik perhatianku. Sudahlah pergi sana, pekerjaanku banyak."

"Sialan."

°°°°

"Hhh... Melelahkan sekali, oh iya dimana uang ku tadi?" Chenle membongkar tasnya untuk mencari gaji yang baru saja diberikan oleh atasannya tadi.

"Ah! Ini dia, aku akan mengganti uang wanita tua cerewet itu."

Chenle berjalan menuju ke samping rumahnya dimana rumah wanita yang dia maksud berada.

Tok tok tok

"YA!? Tunggu sebentar!"

Chenle menunggu beberapa saat sampai akhirnya wanita setengah baya itu keluar dari rumahnya.

"Ahh, kau. Ada apa? Ingin meminjam uang lagi? Aku tidak punya uang, uang ku saja belum kau ganti sejak seminggu laluㅡ"

Chenle memberikan amplop cokelat berisikan uang tepat didepan wajah wanita itu.

"Ini uang mu. Sudahkan? Aku pamit."

Chenle langsung pergi dari sana meninggalkan si wanita yang masih terdiam didepan pintunya sambil memegang amplop yang diberikan oleh Chenle.

"Astaga kurang ajar sekali anak itu. Uangku kembali~ aku bisa menggunakan ini untuk pergi ke dokter kulit."
.
.
.
.
Chenle menghempaskan tubuhnya di ranjang setelah mandi dan mengganti pakaiannya dengan piama berwarna biru gelap.

"Apa yang akan kulakukan sekarang?"

Chenle mendudukkan dirinya di ujung ranjang lalu menatap ke sekeliling kamarnya untuk mencari hal yang menarik.

Mata Chenle menatap sebuah buku yang terselip diantara kertas-kertas catatan miliknya.

"Buku apa itu? Sepertinya aku tidak pernah membeli buku seperti itu."

Berjalan ke arah mejanya kemudian mengambil buku yang menarik perhatiannya tadi.

"Fam(ily)" Chenle membaca judul dari buku itu. Karena penasaran dengan isinya, Chenle membuka buku dengan sampul beberapa foto bunga.

Setelah melihat halaman pertama, Chenle terdiam karena melihat sebuah foto polaroid yang tertempel dibuku itu.

"Ini aku?" Tangan Chenle tergerak untuk mengambil polaroid yang ditempel disana.

"Benar ini aku dan juga....mama dan papa." Chenle menutup buku ditangannya lalu menatap lamat polaroid itu.

Ia mendadak merasa sesak pada dada saat mengingat kejadian yang membuat kedua orangtuanya pergi meninggalkan dia sendirian disini.

"Hhh..sudahlah, untuk apa aku bersedih disini. Lebih baik aku tidur."

Meletakkan kembali polaroid itu di dalam buku tadi kemudian merebahkam dirinya di ranjang dan mulai menyelami alam mimpi.

Tidur nyenyak Chenle.

TBC

Astaghfirullah ngetik apaan sih:')
Semangat puasanya bagi yg menjalankan.
Voment juseyo.

Makasih udah mau baca
-sxnyta

ALL NIGHT [𝗃𝗂𝖼𝗁𝖾𝗇]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang