Sabtu sore ini hujan turun sangat deras mengguyur kota Jakarta, namun Alena─Si gadis barbar dan keras kepala yang nekat mengendarai mobil sedan hitam-nya diatas jalan yang setengah banjir.
Ia berhenti didepan sebuah supermarket dan mengeluarkan payung saat pintu mobil terbuka lalu bergegas masuk kedalam bangunan ber-Ac tersebut. Payung hitam itu ia letakkan didekat tong sampah besi yang terletak disana.
Dengan langkah yang tergesa - gesa, gadis itu menelusuri berbagai rak dan berhenti di rak yang dipenuhi berbagai obat-obatan. Matanya menyidik barisan-barisan di rak tersebut dan lantas menyambar dua buah bungkusan panjang berwarna pink yang menjadi objek pencariannya sedari tadi. Setelah itu berjalan ke arah kasir untuk membayarnya. Suasana supermarket lumayan sepi dikarenakan hujan yang melanda cukup deras dan lebih enak untuk bersantai dirumah sambil menikmati yang hangat-hangat. Dan harusnya Alena juga begitu, namun saat memesan ojek online untuk membelikannya "benda pink" itu tak satupun diterima dengan alasan hujan. Huh, ya terpaksa ia sendiri yang berangkat. Dan nekat menerobos jalan yang banjir agar kegelisahan dan keanehan pada tubuhnya itu terpecahkan.
Wanita kasir itu tersenyum simpul saat Alena meletakkan dua barang yang ia beli tadi untuk di scan harganya.
"Semoga positif ya, mba." Ucap wanita berseragam yang berdiri dibalik kasir itu.
Alena tersenyum canggung. "Si tolol malah di doain positif astaga!!!" Batinnya tambah resah. Lantas pergi setelah membayar.
⚞T h e . B a d⚟Alena hampir menjerit histeris tatkala hasil dua testpack yang telah digunakannya menunjukkan dua garis. Ia menangis dan menyalakan keran wastafel agar suara tangisnya dapat teredam sebab suara hujan mulai agak reda.
Sepuluh menit berlalu, Alena membasuh wajah sembabnya dengan air lalu keluar dari kamar mandi. Ia menyambar ponselnya yang diletakkan diatas nakas lalu mengetikkan pesan pada seseorang. Seseorang yang sama sekali ia tidak kenal dan baru kali ini menghubunginya.
Me :
Bisa ketemuan besok?
Cukup lama untuk menunggu balasan.
Bastard :
OkSetelah mendapat balasan, Alena segera mematikan ponsel dan melemparnya ke sofa dekat pintu. Ia mengubah posisi menjadi berbaring lalu menghentak-hentakkan kakinya cepat seperti anak kecil.
"Gue baru kuliah delapan bulan bangs*at! Aaarrgghh!" Gerutunya pada diri sendiri.
Keesokan harinya, hari minggu. Alena telah siap pagi ini dengan setelah casual yang biasa ia gunakan untuk hang out atau keluaran. Tapi kali ini bukan untuk urusan untuk bersenang-senang! Ia akan berbicara serius dengan lelaki biadab yang telah menghamilinya itu!
Ia bergegas turun ke bawah dan melihat keluarganya tengah berkumpul di meja makan bersiap untuk sarapan.
"Mau kemana udah rapih?" Edwin, kakak laki-lakinya itu bertanya seraya memoleskan mentega pada roti ditangannya.
Alena tak menanggapi dan menoleh pada Silvi sang mamah yang tengah memindahkan nasi goreng dari kuali ke piring besar. "Mah, aku mau ketemu sama temen ya di cafe. Urgent banget nih!" Ujar gadis itu agak ketar-ketir.
"Sarapan dulu napa, dek." Cindy, kakak sulungnya yang baru datang itu berujar lalu duduk di salah satu kursi meja makan. Mamah Silvi ikut mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad
FanficApa peristiwa terburuk yang pernah kalian rasakan atau alami? Yang pasti itu sangat menyakitkan dan akan membuat hati kalian terpuruk bukan? Menurut Alena, peristiwa paling buruk dari sepanjang hidupnya adalah, Terlibat hubungan suatu malam bers...