Blurb : [Short Story]
Irene tidak punya pilihan selain menyeberangi hutan berbahaya hanya untuk melihat Pangeran Kerajaan Daegu, Kim "Vante" Taehyung. Pangeran itu mengisolasi dirinya dari semua orang dan memilih untuk hidup seperti pertapa di tenga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku terpesona oleh cuaca panas sesaat turun dari pesawat.
Mengenakan celana denim longgar, kemeja putih, sepatu kets, topi dan kacamata hitam besar, tidak ada yang bisa mengenaliku, sebagai Yang Mulia Putri Irene Romanov dari Kerajaan Kazakhstan -- urutan kedua takhta.
Kakakku Denis, juga dikenal sebagai Yang Mulia Raja Ismailov naik takhta ketika kakekku, Raja Mostovoi meninggal. Putranya, bayi lucu menggemaskan Pangeran Kainov berada di urutan berikutnya, kemudian diikuti oleh anakku nantinya.
Aku mengambil penerbangan komersial dari Kazakhstan ke Semenanjung Korea. Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, aku sendirian. Akhirnya aku bebas dari pengawalku yang terlalu protektif.
Sebulan yang lalu, ini mungkin diluar rencana. Aku bertengkar semalaman dengan Raja yang tidak mengizinkanku memasuki Kerajaan Daegu Korea tanpa membawa sekelompok tim keamanan Kerajaan Kazakhstan, yang biasanya selalu berada disekitarku guna melakukan prosedur keamanan kerajaan.
"Tidak aman bagimu untuk bepergian sendirian. Kamu seorang wanita dan pergi ke negara yang berpenduduk lebih banyak pria daripada wanita. Dengan rambut coklat keemasan milikmu itu, kamu akan menarik perhatian yang tidak diinginkan." Ucap Raja.
"Saya tahu bahwa dengan hati saudara, anda akan mengizinkan, karena saya sedang membuat penelitian. Bisakah Anda mempercayai saya."
"Bagaimana saya bisa? Tidak ada yang bisa menyelamatkan Anda jika sesuatu yang buruk akan terjadi. Anda bahkan tidak tahu bela diri! Anda akan mengundang paparazzi untuk berpesta dengan mengambil foto Anda. Dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam, Anda akan membuat skandal dalam keluarga!" Imbuh Raja.
Aku membersihkan tenggorokanku. Alisku terangkat memberinya tatapan mengejek dan mengalihkan pandanganku ke istrinya, Yang Mulia Ratu Natasha. Aku memberi tahu mereka bahwa satu-satunya skandal yang membuat kekacauan di keluarga Kerajaan adalah yang mereka buat dua tahun lalu.
"Umurku dua puluh sembilan, Denis. Lagipula, aku bisa menanganinya sendiri. Janji, aku akan sangat berhati-hati. Aku akan menyamar." Ucapku untuk menyakinkan orang didepanku ini.
"Ya, itulah yang akan saya sarankan. Kenakan wig hitam ... atau Anda dapat menggunakan pewarna rambut hitam sementara yang saya dapatkan dari Jepang. Hanya dalam sekali bilas, rambut Anda akan kembali ke warna emasnya." Mata zamrud bersinar mendukung keputusanku.
"Aku bilang tidak dan itu perintah." Raja mengertak padaku, dia lalu menatap istrinya dengan tatapan tidak setuju sebelum mengalihkan pandangannya ke arahku lagi. "Keselamatan Anda adalah prioritas saya. Anda bisa menarik para penculik dan teroris untuk menahan Anda demi uang tebusan. Kerajaan ini melarang! Kami tidak akan mengambil risiko." Ucap Denis, Raja sekaligus kakakku.
"Tapi aku mempertaruhkan kebahagiaanku sendiri. Aku harus menemukannya."
"Sudah waktunya untuk menyerah Irene. Apa lagi yang kau inginkan? Sangat jelas bahwa dia tidak ingin berbicara denganmu atau melihatmu lagi. Dia tidak peduli tentangmu! Di mana dia selama momen buruk yang kau alami, huh? Aku bahkan menghubunginya beberapa kali tapi dia mengabaikanku." Tukas Denis.
"Itulah kenapa aku harus menemuinya. Itu satu-satunya cara untuk mengetahui kenapa dia bertingkah aneh, bersembunyi dari kita semua. Tolong Denis, aku perlu menemuinya agar aku bisa melanjutkan hidupku. Ini akan membantuku membuat keputusan untuk masa depanku." Aku tetap kekeuh dengan keputusanku.
Kakakku menatapku sejenak lalu menghela nafas. Dia tahu apa yang saya maksud.
Jika semuanya gagal dalam kehidupan cintaku, dia ingin aku mempertimbangkan tawaran pernikahan oleh Yang Mulia, Pangeran Raphael dari Prancis, sebagai pewaris takhta berikutnya.
"Oke, aku setuju denganmu. Tapi, kita harus melakukannya dengan caraku. Aku akan mengirim anak buahku untuk menemukannya."
"Lalu apa? Menurutmu undangan bisa meyakinkannya untuk datang ke Kazakhtan untuk sekedar menemuiku... atau kau sahabatnya? Percayalah, itu bukan ide yang bagus, dia bisa tersinggung." Ucapku tak setuju dengan ide konyol tersebut.
"Buatlah surat. Tulis apa pun yang ingin kamu katakan padanya di suratmu. Setelah mengetahui segalanya, biarkan dia yang menilai apakah dia ingin melihatmu atau tidak."
Aku menggelengkan kepalaku dengan tidak setuju. "Tidak. Aku harus memberitahunya sendiri secara langsung." Apakah kau suka atau tidak.
Sebulan kemudian, kakakku Raja Ismailov dan keluarganya pergi ke Prancis untuk menghadiri pernikahan kerajaan. Mereka akan pergi selama seminggu. Itu adalah kesempatan yang aku tunggu. Untuk melarikan diri.
Aku berpura-pura sakit agar tidak bisa pergi bersama mereka ke Prancis. Karena sebagai adik Raja sekaligus pewaris tahta kedua, keberadaanku di acara kerajaan sangat penting. Raja kecewa karena Pangeran Raphael sudah mengantisipasi kedatanganku. Tapi tidak. Itu hanya akan memberi kesempatan pangeran dungu itu untuk merencanakan prosedur pernikahan kerajaan lainnya.
Saat mereka pergi, aku sedang dalam perjalanan ke bandara, mengambil penerbangan komersial ke Korean Peninsula, Kerajaan Korea Daegu.
Aku membawa ransel kulit coklatku. Di dalamnya ada dokumen perjalananku, dua kemeja, jeans, pakaian dalam, produk perawatan pribadi, dan pewarna rambut Jepang yang diberikan Yuna kepadaku.
Masa depanku akan tergantung pada hasil perjalanan ini. Aku harus menemukan seseorang yang belum pernah aku dengar keberadaannya selama lebih dari setahun. Pangeran Korea Daegu, Kim Taehyung.
Aku meneleponnya, mengirim email kepadanya dan menggunakan semua platform media sosial untuk menghubunginya tetapi dia tidak pernah menjawab. Dia tiba-tiba menghilang begitu saja. Taehyung telah menarik diri dari keluarga dan teman-temannya.
Aku belajar dari sepupunya Namjoon bahwa Taehyung telah hidup sebagai pertapa di tengah hutan selama satu tahun. Hanya ada satu cara untuk melihatnya dan itu adalah melintasi area luas dataran penuh pohon dan bukit dengan menunggang kuda. Butuh sepuluh hingga dua belas jam untuk sampai ke sana.
Aku tidak keberatan bahkan jika itu akan memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Aku tidak akan memiliki ketenangan pikiran sampai aku melihat Taehyung secara langsung. Aku membutuhkan penyelesaian sehingga aku bisa melanjutkan hidupku lagi. . . . . . To be continued.......
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hallo, Jeon disini--- aku kembali lagi setelah sekian purnama hilang, banyak hal yg terjadi. Tapi yg pasti aku kembali dengan cerita baru 😊