BAB 3 Membeli Hak Paten.

139 28 0
                                    

7 April 1901, setelah musim dingin yang panjang bagi Muhammad. Sekarang adalah Bulan April dimana ini ada di pertengahan musim panas.

Di kamar, Muhammad yang hanya mengenakan celana pendek sambil duduk di depan jendela yang terbuka. Dimana tidak ada angin yang datang, bahkan semakin panas. Yap, panas bagi standar orang eropa.

Kemudian kamar terbuka dan sesosok pembantu wanita paruh baya masuk dan terkejut melihat Tuan Mudanya hanya memakai celana di kamarnya.

'uh.... Ini panas! Aku kangen AC rumahku dulu.... Tunggu, AC! Jika aku ingan AC diciptakan tahun 1960, sepertinya aku bisa memanfaatkan ini.... Tapi aku tidak tahu apa yang diperlukan. Hmm mungkin kipas... Kompresor...' pikir Muhammad lalu mendengar seruan seorang wanita yang akrab.

"Ya ampun, Tuan Muda! Kenapa kamu telanjang dada lagi?." Tanya Pembantu tersebut terkejut.

"Oh Erika? Yah, karena panas.... Ngomong - ngomong tolong panggilkan Sebastian, aku ingin berbicara dengannya." Jawab Muhammad tanpa berbalik, lalu menyuruh Erika yang merupakan pembantunya untuk memanggilkan kepala pelayan bernama Sebastian.

"Uhm... Baiklah. Kalau begitu saya permisi." Ucap Erika sedikit ragu tapi masih mengiyakan.

'sepertinya aku perlu membeli hak paten kipas milik Philip Diehl dan membeli saham Perusahaan Linde.' Pikir Muhammad lagi sambil mengelus dagunya.

Tentu saja dengan penghasilan ayahnya yang seorang pengusaha dan milik ibunya yang kebetulan memiliki pabrik pengecoran baja kecil di Daerah Schlesien atau Silesia dimana daerah juga kaya akan mineral besi dan aluminium selain Wilayah Ruhr di Barat.

Walaupun mereka kaya, karena prinsip bersedekah ayahnya. Mereka tidak terlihat terlalu kaya, karena 40% pengasilan keluarga biasanya disumbangkan ke fakir miskin di sekitar atau kota terdekat, terkadang ibunya juga melakukan bakti sosial di beberapa rumah panti asuhan swasta.

*Tok* *Tok*

"Masuk!." Ucap Muhammad.

Tidak berlangsung lama, Seorang pria tua dengan pakaian formal mendatangi Muhammad, dia adalah Sébatien Arsenault. Seorang Prancis - Jerman yang berasal dari Alsace - Lorthigen yang bekerja sebagai kepala pelayan Rumah Türgay - Steinberg.

"Tuan Muda memanggil saya?." Tanya Sébastien dengan hormat.

"Sébas, aku ingin kamu membeli hak paten Kipas Angin milik Philip Diehl dan Membeli setengah saham Perusahaan Linde." Perintah Muhammad berbalik.

"....." Sebastian terdiam sesaat ketika menerima perintah itu, sangat aneh melihat bocah berumur 10 tahun tiba - tiba mengatakan ingin membeli hak paten dan saham sebuah perusahaan. Biasanya mereka akan meminta dibuatkan jus limun atau minuman dingin lainnya, tapi ini?.

"Tuan Muda, apakah anda terkena sengatan panas?." Ucap Sébastien dengan mata khawatir mengingat suhu rumah cukup panas dan gerah.

"Tidak! Aku tiba - tiba kepikiran dengan berita yang dibuat di sebuah artikel beberapa dekade lalu tentang penemuan kipas angin, lalu aku berpikir ini akan berguna jika kita bisa memproduksi masalnya." Ucap Muhammad.

" Lalu apa hubungannya dengan Perusahaan Linde ini? Mereka hanya perusahaan kecil, apa yang membuatmu tertarik tuan muda?." Tanya Sébastien masih agak bingung.

" Mungkin teori dari pendirinya?." Jawab Muhammad dengan nada bertanya.

"...." Sébastien menyipitkan matanya sejenak melihat Tuan Mudanya.

"..." Muhammad hanya tersenyum kaku dengan keringat membasahi dahinya.

"Baik, pakai uang saku anda?." Tanya Sébastien menghela nafas kecil.

German Über AllesWhere stories live. Discover now