BAB 4 Kesepakatan.

130 27 4
                                    

Setelah menerima kabar bik dari Sébastien, Muhammad lalu memberi tahu ayahnya tentang kabar tersebut, yang ada di ruang kerjanya.

"Jadi kapan Tuan Carl ini ingin bertemu?." Tanya Ali yang sedang duduk di kursi kerjanya.

" Ya ayah bisanya kapan? Dia menunggu konfirmasi hari pertemuan dengan kita." Jawab Muhammad yang duduk di kursi tamu.

"Hmm.... Ini tanggal 8, tanggal 10 saja. Pas hari minggu, tanggal 9 berangkat bersama ibu dan nenekmu, kita sekalian liburan ke Bavaria." Ucap Ali melihat tanggalan di mejanya, dan ini kebetulan dengan agenda liburan dan juga bulan madu Ali dan Marie ke Bavaria, tentu saja mereka tidak mengatakan itu bulan madu di depan anak mereka.

"Oke, kalau begitu akau akan memberi tahu Sébastien untuk memberi kepastian pada Tuan Carl untuk bertemu di Munich pada tanggal 10." Balas Muhammad lalu turun dari tempat duduknya yang masih cukup tinggi baginya, dia lalu keluar ruangan.

...

Ketika Muhammad baru saja keluar dari Ruang Kerja Ayahnya, seorang pembantu menghampirinya dengan membawa secarik surat dengan pita merah muda, yang cukup akrab bagi Muhammad.

"Apakah itu dari Victoria?." Tanya Muhammad ke pembantu tersebut.

"Ya, Tuan Muda. Ini surat dari Putri Victoria." Jawab pembantu itu lalu menyerahkan surat itu.

"Terima kasih, Emma." Ucap Muhammad menerima surat tersebut.

"Ini adalah tugas saya, Tuan Muda." Jawab pembantu bernama Emma tersebut.

"Baiklah, kamu boleh pergi." Muhammad mengangguk, dia lalu melanjutkan jalannya menuju kamarnya untuk menulis surat dan mengirimnya ke stasiun Telegram.

...

Di kamar, Muhammad sedang duduk di meja belajarnya, dimaba dia sedang menulis pesan singkat karena pesan telegram terlalu terbatas dan kebanyakan orang masih menggunakan moda komunikasi tradisional berupa tukang pos, walaupun lebih lambat dari Telegram.

Setelah menulis, dia meneyerahkan surat itu ke salah seorang penjaga yang baru saja dia panggil saat berpapasan.

"Edward, bawa ini ke Stasiun Telegram. Untuk biaya katakan saja masukan dalam tagihan Türgay - Steinberg." Ucap Muhammad menyerahkan secarik kertas kecil kepada penjaga bernama Edward.

"Di mengerti, Tuan Muda." Edward menerima surat itu, lalu bergegas pergi meninggalkan Muhammad sendirian.

Setelah itu Muhammad mengeluarkan sebuah surat dari Victoria, dia sendiri tidak tahu harus menyebutnya sahabat atau apa... Jujur saja dia memiliki perasaan kepadanya tapi sial, ini masih bocah bau kencur.

"Mari buka..." Gumam Muhammad membuka perlahan surat tersebut dimulai dari Stampel Kekaisaran lalu pita warna merah muda.

Setelah membukanya, dia lalu membacanya.

Untuk Temanku Tercinta, Memet (Muhammad)

Seperti yang diketahui, aku bersama keluargaku Liburan Musim Panas pergi ke Kekaisaran Rusia mengunjungi Pamanku, Nicholas II.

Tidak seperti di Jerman dan Belanda yang pernah kami kunjungi, disini super - duper - ultra dingin!! Bahkan ayah sempat mengutuk cuaca Rusia ketika keluar dari kapal pesiar kami di depan paman. Hihihi.

Tapi, Met... Tahu tidak. Walaupun aku memiliki teman seperti sepupuku Olga, Maria, Anastasia, Titiana dan Alexei. Mereka terlalu kaku bagiku, aku sangat merindukan ketika kita bermain bersama seperti rumah - rumahan di Rumahmu.

German Über AllesWhere stories live. Discover now