Prolog

8.2K 382 8
                                    

"Jung Taeyong! Kumohon dengarkan dulu penjelasan ku"

"Mau penjelasan apa lagi sih, Jae?! Sudah jelaskan dia anak mu dengan wanita lain!"

Jaehyun mengusak rambutnya kasar, dia berusaha menetralkan emosi dan menatap Taeyong dengan lembut agar istrinya paham jika semua itu hanya kesalah pahaman nya saja.

"Kumohon dengarkan penjelasan ku sekali saja, kumohon Tae" Ucap Jaehyun lembut.

"Pergi!! Aku tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun lagi!"

"Kumohon Tae, pikirkan tentang anak-anak. Tidak kah kau berpikir jika mereka masih terlalu kecil, mereka masih membutuh orang tua yang lengkap"

"KU BILANG PERGI YA PERGI!!" Bentak Taeyong marah, sudah cukup kesabarannya menghadapi sifat keras kepala Jaehyun.

Hati nya terlalu sakit saat tau jika Jaehyun memiliki seorang anak lagi di belakang dirinya, dia tak menyangka jika Jaehyun tega mengkhianati dirinya.

"Tapi Tae—"

"PERGI!!!"

Taeyong menarik Jaehyun untuk keluar dari rumahnya, emosi sudah mengontrol dirinya hingga tidak memperdulikan jika kini ketiga anak nya melihat pertengkaran antara dirinya dan juga Jaehyun sambil menangis terisak.

Dia sudah tidak peduli lagi, hati nya terlalu sakit melihat Jaehyun yang tega mengkhianati cinta nya. Rasa benci terlalu mendominasi dirinya hingga tidak memperdulikan apa-apa lagi, mata nya tertutup emosi.

"Tae, semuanya bisa di bicarakan baik-baik. Tidak seperti ini caranya, kumohon Tae—"

"PERGI! AKU TIDAK INGIN MENDENGARKAN APAPUN DARI MU!!"

"Baik! Aku akan pergi tapi ingat! Aku akan kembali dan membuktikan jika aku benar-benar mencintaimu dan kelurga kita"

Taeyong hanya diam dan tak memperdulikan ucapan Jaehyun, dia masih kecewa terhadap Jaehyun. Dia menatap kepergian Jaehyun yang perlahan menjauh hingga sadar jika ketiga anak-anak nya berteriak mengejar Jaehyun yang ingin masuk ke dalam mobil.

"Daddy!!!"

"Mark! Jeno! Sungchan!!"

Ketiganya tidak memperdulikan teriakan Taeyong yang memanggil, mereka hanya berlari menghampiri Jaehyun yang sudah menangis di sebelah mobil nya.

Mark, Jeno dan Sungchan memeluk Jaehyun erat seolah-olah tidak membiarkan Jaehyun pergi meninggalkan mereka.

"Daddy mau kemana—hiks? Daddy mau ninggalin Nono, Uchan dan kakak—hiks?" Tanya Jeno sambil terisak, bocah yang masih berusia tujuh tahun itu menangis sambil memeluk sang daddy erat.

"Tidak sayang, daddy tidak meninggalkan kalian"

"Lalu? Daddy mau pelgi kemana—hiks?" Kali ini si bungsu Sungchan yang bertanya.

"Daddy hanya pulang ke rumah daddy yang satu lagi"

"Kenapa? Bukankah ini juga rumah daddy?" Ujar Mark, selaku sulung di antara kedua adik nya.

"Benar, ini juga rumah daddy tapi untuk sementara daddy pergi dulu ya?"

"Pelgi kemana—hiks?"

"Mencari kepercayaan"

"Tapi—hiks Nono tidak mau daddy pergi, Nono mau daddy terus disini bersama mommy dan kita—hiks"

"Daddy juga mau nya seperti itu tapi daddy tidak bisa" Ujar Jaehyun tersenyum, dia mengusap kepala Jeno lembut untuk memberikan pengertian kepada anak keduanya itu.

"Kenapa tidak bisa?"

"Nanti saat kalian sudah besar, kalian pasti akan tau alasannya. Untuk sekarang kalian tidak mengerti"

Home {Jung Fam's}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang