Tren tahunan, story pada Desember masih bertema serupa. Bentuk takut hilang makna. Bagi yang mengerti ini bisa seperti tidak berhati.
Pada satu ayat dikatakan supaya jangan berduka cita terhadap apa yang luput dan supaya jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan. Emosi berseberang dinyatakan pada satu kalimat penuh, beriringan. Kontradiksi semacam ini, biar perihal tersepele selalunya beriringan. Selalu. Terjadi padaku, -mu, -kita.
Lagi, pada urutan lain si Maha Kuasa atas segala sesuatu ini menjadikan mati dan hidup sebagai bentuk menguji. Sadis tapi manis, sungguh.Mengingat supaya tidak hilang makna, diingat supaya pada yang selalu saya langitkan bukan sekadar ritual belaka, supaya emosinya tetap ada, supaya sungguhnya tetap terjaga. Si Maha Meliputi tetap selalu Asik dengan segala kontradiksi yang menyatu dalam Dzat Maha Tunggal-Nya.
Jadi begini, tiap-tiap diatas menjurus pada satu objek. Tiap-tiap diatas mula dan akhir pada satu subjek.
Sulit tidak? Interpretasi bebas seperti biasa saja, ya..
.
.
Disalin dari notes December 19, 2019 9:11pm
KAMU SEDANG MEMBACA
Saya Yang Benar-Benar Saya
Ngẫu nhiênDari saya. -proyek ad infinitum- roroszw ©2018