Bab 6 - Jailbreak

22 7 0
                                    

Efron merasa sangat tenang dan relaks. Ia menggapai duplikat The Prof dan sudah hendak menyerahkannya jika bukan karena teriakan panjang membelah langit malam. Hipnotis yang mengikatnya terlepas begitu saja.

Suara Rae! Tanpa berpikir dua kali, Efron menembakkan serangan pada gadis asing itu hingga ia terlempar cukup jauh. Apa yang sebenarnya terjadi? pikirnya cemas sambil menarik duplikat The Prof, bergegas menuju dermaga tepi danau, arah perginya Olive tadi.

Wizard itu bisa melihat Olive terbang mengitari langit di atas danau, tetapi kini ia tak melihat apa pun selain danau luas dan langit yang gelap.

***

Thedon dengan sigap menangkap Rahael yang terjatuh. Peluh gadis itu bercucuran, tangan dan kakinya sedingin es, napas dan jantungnya kembali memburu. Pemuda Elf itu meletakkan kepala Rahael di lantai, kemudian mengganjal bagian bawah tumit dan betisnya agar aliran darah ke otak serta jantung bertambah.

Minerva menepuk-nepuk temannya dengan khawatir. "Rae! Tidak biasanya kamu begini."

"Apa mungkin karena gigitan Vlamprey? Bisa jadi kamu belum pulih betul," gumam Thedon berspekulasi. Pemuda itu menoleh ke luar dan memandang tidak percaya. "Jerujinya ...." Ia mencabut sehelai rambutnya dan menyentuhkan ke batangan besi. Penglihatannya tidak salah, aliran yang bergerak di jeruji sudah tidak tampak dan tidak ada reaksi apa pun saat sehelai rambut itu menyentuhnya.

Sebuah pedang cahaya dikeluarkan Minerva dari telapak tangannya. Sekali ayun, ia menebas batang-batang besi dengan mudah. Rahael menjadi bersemangat dan berusaha berdiri.

"Tinggal belut listrik itu," bisiknya, lalu memandang Thedon.

"Auch! Apa-apaan ini?" seru Thedon, mengusap-usap bagian kepalanya.

Dengan wajah tanpa dosa, Rahael melemparkan sejumput rambut Thedon ke tembok air di sisi luar jeruji. Seketika gelombang kejut yang sangat kuat menjalari seluruh dinding air dengan kecepatan tinggi selama beberapa saat, lalu berhenti. Helai-helai rambut Thedon hangus tak bersisa. Tak lama, belut-belut listrik mulai berenang-renang lagi dengan aliran listrik di tubuhnya.

"Dindingnya mungkin dibuat dengan kekuatan sihir, tetapi belutnya kurasa sungguhan," ujar Rahael.

Minerva menjentikkan jari. "Bagaimana kalau kita ulangi apa yang Rae lakukan tadi, lalu kita melompat keluar saat aliran listriknya berhenti?"

"Belutnya butuh waktu melakukan recharge!" seru Rahael dan Minerva berbarengan. Kemudian, tersenyum sambil memandang Thedon.

"Apa?" protes pemuda itu kesal, masih memegangi kepalanya. "Lupakan saja! Kita cari cara lain."

Rahael mengambil potongan besi yang tergeletak di lantai. "Mungkin kita bisa menggunakan ini? Tapi, bukankah besi menghantarkan listrik?"

"Kita coba saja," putus Thedon segera. Ia tidak ingin kehilangan berjumput-jumput rambut lagi. "Semoga saja dugaanku benar. Di balik tembok air ini ada danau besar yang membatasi Hosu City." Elf itu dengan segera mengambil potongan besi dari tangan Rahael. "Siap, ya?"

Gelombang kejut yang sangat kuat kembali menjalari dinding air yang mengungkung mereka. Kali ini jauh lebih lama dan kuat dibandingkan sebelumnya. Lantai penjara terasa bergetar hebat karena reaksi yang ditimbulkan. Begitu aliran listrik berhenti, mereka hanya punya waktu sekejap untuk menerobos ke luar. Tepat saat Minerva menoleh ke belakang—sekadar memastikan tidak ada yang tertinggal, ia melihat sepotong sarung tangan berwarna abu tergeletak di lantai.

"Sekarang!" teriak Thedon sambil melompat. Dengan kedua tangan melindungi wajah dan kepala, ketiganya menembus dinding air dengan cepat. Tepat pada saat permukaan Danau Hosu yang gelap menyambut mereka, tembok air itu kembali dipenuhi belut listrik. Suara berdebur memecah kesunyian pagi itu.

Yeoreum's Fiery OdysseyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang