01. Kami bertemu

56 3 0
                                    


01. Kami bertemu

untuk kesekian kalinya Melvin Senandya masuk ke ruangan yang tidak asing lagi baginya. anak laki laki itu duduk dengan angkuh mengangkat wajah kerasnya yang penuh dengan luka lebam terutama pada sisi rahang dan dahi menatap lurus kedepan dengan tatapan dingin ingin menghabisi sosok dihadapannya yang berlagak menjadi korban. sementara itu satu siswa lagi yang menjadi 'korbannya' hari ini cowok bernametag Dion Anggara meringis kesakitan sambil mengsusap pipinya alih alih membuat guru bersimpati justru Melvin merasa jijik dengan sikap Dion yang merasa sok paling terluka disini.

Tok! tok! tok!

"Ya, masuk" sahut bu Sarah selaku guru BP.

"Bu Sarah, kedua siswa ini ketahuan merokok di pagar belakang sekolah" siswa yang diketahui menjabat sebagai ketua osis itu menggiring siswa bernama Abigail Khmer dan satunya lagi bernama Renjana Abisena masuk ke ruangan bu sarah bergabung bersama Melvin dan Dion.

Melvin melirik dari ujung matanya nampak tidak asing dengan Renjana si cowok kebanggan sekolah yang kerap kali membawa tropi hasil olimpiade musik. Melvin berkecambuk dengan pikirannya sendiri apa yang membuat Renjana nekat merokok dan mencoreng citranya sendiri?

Sementara untuk Abigil Melvin sudah mengenal cowok itu. sering kali Melvin bertemu dengan Abigail di warkop belakang sekolah saat pulang sekolah atau bolos sekolah. bisa dikatakan Abigail tidak jauh berbeda dengan dirinya. namun Melvin tidak tahu siapa yang lebih parah. dirinya kah atau Abigail?

"Jadi apa masalah kamu dengan Dion, Melvin?" ujar bu Sarah. namun belum sempat Melvin menjawab Dion lebih dulu menyelah.

"Di sini jelas saya yang menjadi korbannya buk, saya gak salah. ibu tahu sendiri kan kelakukan Melvin seperti apa? seperti anak yang gak pernah didik orang tua-

Brak!

Melvin naik darah ia melempar asbak rokok ke Dion lalu mengenai dadanya dan abu rokok yang lumayan banyak itu berhasil membuat noda pada baju yang Dion kenakan. tidak hanya sampai situ Melvin berdiri dan bergerak maju ia menarik kerah baju Dion tanpa ampun dan beri isyarat seakan ingin membunuh Dion lewat matanya.

"Melvin lepaskan ingat ini masih dalam ranah ibu!" ujar bu Sarah.

"Brengsek! ngomong sekali lagi yang enggak enggak tentang orang tua gue. gak segan segan gue habisi lo depan bu Sarah sekarang juga!" tekan Melvin. jujur saja Dion agak merasa tertekan dengan ancaman dari Melvin. namun cowok itu berusaha mempertahankan dirinya agar tetap tidak goyah dengan ancaman Melvin dan merasa mampu untuk mengalahkan musuhnya.

Sementara Abigail dan Renjana masih diam dan menonton semuanya tanpa melerai keduanya seakan membenarkan tindakan Melvin.

"Tapi anak tanpa bapak kayak lo minus pendidikan etika-

BUGH!

Bukan hanya omong kosong Melvin benar benar membabi buta Dion di depan bu Sarah yang berusaha melerai mereka.

"Gail, Renjana tolong bantu Dion!" ujar bu Sarah ketika melihat Dion tersungkur ke bawah mejanya akibat pukul dari Melvin tapi sayangnya baik Abgail ataupun Renjana tidak ada yang bergeming satu pun diantara keduanya.

"Abigail! Renjana! kalian dengar ibu tidak?!" guru BP itu panik ditambah Abigail dan Renjan abai akan perintahnya.

"Maaf bu bajingan kayak dia gak pantes dapet pertolongan dari saya" ujar Renjana diakhiri dengan decihan diakhir kalimatnya.

"Dan menurut saya tindakan Melvin sama sekali tidak patut untuk disalahkan. karena anak mana yang rela ketika orang tuanya mendapat hinaan dari orang asing?" kali ini Abigail yang menyuarakan pendapatnya yang membuat bu Sarah bungkam dan diam diam membenarkan perkataan Abigail tadi.

"Kalau begitu tolong bawa Melvin ke UKS dan Dion biar ibu yang urus" putus bu Sarah.

Abigail mengangguk lalu mendekat ke arah Melvin. ditepuknya pundak cowok itu dan mengiring Melvin untuk dibawa ke UKS dengan Renjana yang mengekor dibelakang Abigail dan Melvin.

Sampainya depan pintu UKS Renjana berinisiatif membukakan pintu, mempersilakan keduanya masuk kemudian setelah berhasil masuk Renjana sibuk mencari kotak P3K sementara Abigail tetap setia duduk di hadapan Melvin.

"Aww!! sumpah lo gak bisa lembut sedikit apa?" omel Melvin ketika Renjana menekan luka pada sudut rahang dan pipinya.

"Ck! katanya jagoan luka begini doang meringis minta kelembutan! sama softener aja sono!" balas Renjana.

"Barusan lo ngejokes?" sahut Abigail.

"Ck! bacot!" ketus Renjana.

"Sejujurnya gue agak speeclees ketemu lo di ruang bu Sarah tadi. masih gak nyangka cowok kaya lo doyan main ke BK juga ck! ck! I mean orang berprestasi kayak lo rela merusak citra dengan merokok dibelakang sekolah bareng dia?" ujar Melvin sambil menujuk Abigail di ranjang seberangnya.

"Gue ngudud sendirian dia yang tiba tiba datang minta sebatang ke gue" sahut Abigail.

"Dan kita akhirnya ketahuan si Reyhan ketos" kekeh Renjana.

"Awalnya Reyhan menoleransi gue tapi gue yang minta buat di bawa ke UKS karena gue merasa gue juga salah udah ngelanggar aturan sekolah" jelas Renjana.

"Terus alesan lo kayak gitu itu apa?" ini yang dari tadi ingin Melvin tanyakan.

"Gue terkenal di sekolah karna prestasi dan bakat gue tapi bukan dari kemauan diri gue sendiri. singkatnya gue dipaksa untuk selalu tampil sempurna di depan lo lo semua. kalian bisa anggap gue orang termunfik" jelas Renjana sambil tersenyum kecil.

Abigail menepuk pundak Renjana. cowok yang semula menunduk itu mengakat kepalanya menatap Abigail yang tengah tersenyun kepadanya.

"Bro! enjoy your life! nikmati hidup lo. lo harus lebih bisa lawan ego orang tua lo dan buat diri lo sendiri bahagia karena diri lo sendiri, not from fucking coercion of others even your fucking parent" jelas Abigail.

"Dan gue tebak salah satu dari impian lo adalah freedom isn't? apa gak capek jadi kelinci orang tua sendiri?" mau tak mau Renjana hanya mengangguk membenarkan perkataan Abigail.

"Tapi gak semudah itu Il, gue ngelawan mama gue taruhannya" Renjana berkata lirih. kali ini Abigail tidak berhak untuk terjun bebas mengali lebih dalam kehidupan Renjana.

"Kalo lo sendiri gimana? gue liat liat lancar banget ngasih orang wejangan" celetuk Melvin. membuat Abigail tertawa tanpa suara.

"Hahaha kapan kapan gue cerita. hari ini biarin gue yang dengerin kisah kalian. suatu saat nanti gue tagih hutang budinya. gantian lo pada harus dengerin gue juga" jelas Abigail.

"Gue tunggu hari itu" balas Renjana.


- To Be Continue -
- 11/04/2022/ -




ANAGATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang