03. Kami Bertemu III

25 3 0
                                        


03. Kami Bertemu III

"Lagi? orang tua lo apa gak mikirin perasaan lo?" siswa jangkung bernametag Jazriel Antasena itu tengah mendengar keluh kesah temannya itu sontak menoleh saat si temen menceritakan betapa overwork orang tuanya.

"Mending pas celakaan kemaren mereka mati aja kan? daripada kayak ini? ada tapi gak ada udah lebih dari hantu" oceh teman dihadapannya, Niscala Bathara.

"Hush! lo kalo ngomong jangan sembarangan Cal. malaikat maut 70 kali bolak balik ngecekin manusia dan coba lo bayangin misalnya hari ini malaikat harus menjalani tugasnya? yakin deh gue sekesel keselnya lo sama bonyok lo tetep ae bakal nangis kalo ditinggal" ucap Jazriel.

Kemudian Niscala bergulat dengan pikirannya sendiri. suatu kesalahan ia mengucapkan kalimat yang tak pantas untuk orang tuanya barusan. Niscala tahu jika orang tuanya berkerja juga untuk dirinya tapi bisakan Niscala meminta agar orang tuanya dapat meluangkan waktu untuk dirinya, meskipun sejenak Niscala tidak masalah. bagi Niscala hidup dengan kemewahan dan harta yang berlimpah tidaklah menjamin kebahagiannya.

"Terus gue harus gimana nih El? gue udah kayak orang haus belain dan kasih sayang aja" ujar Niscala membuat tawa Jazriel meledak.

"Bersyukur lo masih sempet lihat orang tua lo even sejarang apa mereka dirumah. sementara gue dari kecil udah hidup di panti gak tau asal usul dan orang tua gue. eh maaf Cal, bukan maksud gue buat ngadu nasib hehe jangan tersinggung ya Cal" ujar Jazriel.

Niscala menepuk pundak Jazriel tanpa sungkan merangkulnya. beban yang di pundak Jazriel jauh lebih berat dari milik dan tidak seharusnya Niscala berkata seperti tadi hingga melukai perasaan temannya.

"Iel lo kuat banget, lo hebat Iel. lo ngelawan kerasnya dunia sendirian seharusnya gue lebih banyak belajar cara bersyukur dari lo. gak seharusnya gue ngeluh seperti tadi" ungkap Niscala.

"Gue gak sendiri Cal, di panti masih banyak lagi yang nanggung beban lebih berat dari gue. tentunya mereka jauh lebih kuat dan hebat dari gue. lo inget Alula? balita 3 tahun yang lo temuin pas main ke panti kapan hari itu? dia ditemui oleh bunda dengan keadaan gak wajar, Alula bayi ditemui bunda dalam kotak bekas mi instan deket tong sampah. bahkan nyaris diangkut abang tukang sampah kalo seandainya dia gak nangis. bayi sekecil itu udah rasain asam pahitnya kehidupan dunia. tapi sekarang Alula udah tumbuh jadi balita yang pintar. gue gak bisa bayangi gimana Alula jika diadopsi kelak. semoga dia dapet orang tua asuh yang sayang sama dia"

Hari demi hari Niscala tidak luput mendapatkan pelajaran hidup dari Jazriel. bisa dikatakan Jazriel lebih dulu tahu dalam mengenal dunia dari dirinya.

"Hari ini gue mau ikut lo pulang ya El?" ujar Niscala.

"Gak bosen lo cuma duduk duduk doang di panti?" balas Jazriel. bukan maksudnya tidak memperbolehkan Niscala ikut namun di panti cukup membosankan bagi Jazriel.

"Lah daripada gue di rumah? kagak ada orang mau ngobrol sama siapa gue? mending ikut lo aja, rame banyak anak kecil bisa numpang makan hehe"

"Yahh ada udang di balik bakwan ternyata" Niscala menyengir lebar membuat Jazriel tak habis pikir dengan orang kaya bertopeng fakir seperti Niscala.

beberapa waktu kemudian langkah kaki membawa keduanya sampai pada rumah bercat putih gading yang diketahui sebagai panti tempat tinggal Jazriel. Jazriel mendorong pagar dan mempersilakan Niscala untuk masuk. baru sampai teras rumah anak anak panti berdatangan dengan raut yang riang Jazriel begitu disayangi oleh adik adiknya, satu persatu dari mereka kemudian mendatangi Niscala dan menyapa cowok yang tak asing lagi bagi mereka.

"Kakak ini mau minta makan lagi ya?" sahut bocah laki laki kepada Niscala. jujur saja Niscala agak tertohok tapi memang benar kedatangnya kesini selain untuk bermain tapi untuk mengisi perut pula.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANAGATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang