Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum semua , jangan lupa di vote , komen , and follow akun author juga ya***
"Brakk!!"Stella berhasil membanting dan mengunci lawannya.
"...Tiga! Dua! Satu! Pemenangnya Stella!" seru wasit. Stella pun melepaskan kuncian pada lawannya dan berdiri dengan senyum penuh kemenangan.
"Bantingan yang menyakitkan. Selamat ya!" Vander, lawan yang beberapa menit tadi Stella banting, berdiri dan menjulurkan tangannya pada Stella. Dia nampak tersenyum ramah pada Stella.
Stella tersenyum sinis dan menyambut uluran tangannya.
"Tenaga besar, tapi pertahanan lemah." Stella pergi dengan langkah tegas setelah membuat Vander terkejut atas ucapannya itu.
Stella berjalan ke arah kedua teman kembarnya yang nampak menunggu dengan wajah bangga dan puas.
"Stellaku Menangg!" Seru Angel sambil melompat memeluk Stella.
"Kenapa aku merasa dia nyebut pengharum ruangan dari pada nama aku ya?" tanya Stella pada Mike, kembaran Angel.
Mike yang berdiri beberapa langkah di belakang Angel hanya tertawa kecil sambil mendekat dan menepuk bahu Stella.
"Congrats buat kemenangannya." Mike menyerahkan ponsel milik Stella yang tadi dia titipkan pada Mike.
"Iya. Eh bentar, aku angkat telponnya Rei." Stella meminta Angel melepaskan pelukannya. Karena telpon dari orang yang paling dia tunggu masuk.
"Halo," jawab Stella pura-pura cuek sambil menahan senyum senang.
"Menang nih. Selamat ya. Mau hadiah apa nih?" tanya suara renyah di sebrang.
"Percuma aku minta. Kamu nggak bakal ngabulin aja. Udah, kasih aja hadiah yang mau kamu kasih ke aku. By the way, met ultah ya." Stella tersenyum tipis meski nada ucapannya seakan marah.
"Thanks. Setelah acara pemberian hadiah, aku tunggu di parkiran ya. Kita pulang bareng. Aku mau nginep di rumah, aku kangen sama Ayah soalnya." Ucapan Rei membuat senyum Stella benar-benar hilang sekarang.
"Astaga. Bisa-bisanya kamu bikin aku sakit hati di hari bahagia begini." Stella mengerutu dengan sebal.
"Ya sudahlah. Percuma aku mohon-mohon supaya kamu nggak ke rumah!" Stella menghela napas. "Sampai ketemu di parkiran." Stella memutuskan sambungan tanpa menunggu jawaban dari sebrang.
"Cepet banget mood kamu berubahnya," ucap Mike. Mendekat dan menepuk bahu Stella penuh simpati.
"Jangan mengasihani aku," tepis Stella dengan wajah kurang suka.
"Ngambek dia. Mike jangan ..." Ucapan Angel terpotong karena nada dering ponsel Stella, untuk kedua kalinya.
"Ya, hayoow kak." Stella menjawab telpon yang masuk dengan senyum lebar.
"Gimana final mu? Menang?" tanyanya dengan nada penuh semangat. Samar terdengar kesibukan bandara yang menjadi latar belakang. Stella menjauh dari kedua temannya dengan perlahan.
"Fix menang sih. Udah balik aja. Apa kabar Jepang?" tanya Stella sambil bersandar pada dinding tribun.
"Always funtastic!" jawabnya dengan semangat.
"Dijemput siapa? Kok nggak bilang kalau balik sekarang?" tanya Stella.
"Aku jemput, Stel" Suara yang berbeda terdengar. Suara yang terkesan dingin, tapi kini terdengar lembut.
"Seharusnya aku sudah bisa menduga. Siapa lagi yang mau jemput dia kalau bukan kamu, Je." Stella tertawa kecil. Di sebrang orang yang dipanggil Jeje juga ikut tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EGO
General FictionSetelah 2 tahun menjalin hubungan, semuanya kandas dalam sekejap karena kesalahan di masa lalu orang tua mereka. "... Kamu nggak benar-benar mencintai Kak Dion, Stel." Ucapan Angel membuat Stella berpikir ulang. Mencoba mencari cinta baru dan kebaha...