Bicaralah jangan diam!

1 2 0
                                    

Jam menunjukan pukul 4 sore saat Stella mendengar, suara Dion keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa. Dan tanpa memberitahu Stella, dia pergi begitu saja. Tak berapa lama terdengar suara mobilnya yang keluar dan menjauh dari halaman rumah.

"Ck, pasti anak manja itu lagi!" decak Stella sebal sambil duduk di master bednya. Buku yang tengah Dia baca, mendadak tidak menarik lagi.

Yang Stella maksud anak manja adalah kakak tiri Jeje, pewaris perusahaan Pratama Group. Dia sering melakukan hal itu, memaksa Dion menemaninya hang out jika Jeje atau Tante Vero, Mamanya Jeje, sedang berkunjung ke rumahnya.

Childris banget nggak sih. Kan masih ada cara lain. Stella pikir mendekam di kamarnya itu pilihan terbaik. Tidak usah pakai pergi dan ngerepotin orang kayak gini. Bagaimana Stella tau? Ya karena Dion sendiri yang bilang.

"Tuh anak manja banget sih. Kalau nggak suka ada Jeje atau Tante Vero, keluar aja sendiri nggak usah ngajak ngajak Rei segala. Ini kan hari ulang tahunnya Rei, waktunya dia buat family time. Huh ganggu family timenya kita aja!" gerutu Stella sebal sambil menaruh buku yang dia baca di nakas.

Dengan cepat Stella meraih ponsel nya begitu sebuah ide terlintas. Stella mencari nama Angel dan segera menelponnya.

"Halo Stell, ada apa? Udah nggak marah?" tanya Angel begitu menjawab telpon Stella.

"Jalan yuk. Bosen di rumah sendiri aku!" ajak Stella tanpa basa-basi sambil berdiri.

"Wkwkwk di tinggal kencan sama si Pratama itu ya kamu?" ejek Angel membuat Stella mendengus sebal.

"Jangan sebut namanya. Padahal kan ini hari ulang tahunnya Rei. Nggak punya otak apa dia!" seru Stella sebal sambil membuka pintu kamarnya lalu berdiri di depan pintu kamar Dion.

"Mau ngerayain berdua kali mereka. Wkwkwk!" tawa Angel terdengar puas di sebrang.

"Kayaknya nggak deh. Laptop kerjanya Rei nggak ada. Pasti tuh anak manja manfaatin Rei!"

"Suudzon mulu kerjaan kamu, Stel!" sahut Angel cepat. Di sebrang terdengar suara Brian yang bertanya pada Angel. Tapi Angel acuhkan.

"Hang out yukk!" ajak Stella dengan nada manja pada Angel.

"Oke, aku ganti baju dulu," kata Angel diikuti suaranya menguap.

"Oke deh aku juga," sambut Stella senang lalu mematikan sambungan. Setelah mematikan sambungan, Stella kembali ke kamar dan memutuskan ganti baju.

"Hembb, mau pakai baju warna apa yaa? Kalau hitam alamat ceramah Si Angel," gumam Stella sambil membayangkan Angel yang berkaca pinggang dan mengomeli Stella seperti kemarin

"Baju kamu itu banyak, Stel! Bagus-bagus modis-modis! Ya masa kamu seminggu ini pake baju item lah, sweater item lah, hoodie item lah, jaket item lah. Mau ngode kamu lagi berduka cita apa mau ngode kamu males nyuci?!" Mengingat omelanya kemarin membuat Stella tertawa kecil.

Dan tadi saat melihat Stella memakai hoodie hitam seragam klub memanah, Angel sudah akan ceramah bila saja tidak di potong oleh Mike.

"Yahh, sesekali ambil warna lain deh. Hembb, ah ini aja."

Akhirnya Stella memutuskan mengambil sweater merah dan celana jins bewarna navy. Setelah menimbang antara warna navy atau hitam, akhirnya Stella memilih warna navy. Toh hampir seperti warna hitam.

Setelah berganti dan memoles make up tipis-tipis, Stella memutuskan menunggu Angel di beranda depan sambil mengirim chat pada Ayah dan membalas pesan dari Jeje.

[ Ayah : Yah, El pergi keluar dulu ya sama Angel.]

[ Jeje : Latihan minggu ini dimajukan besok. ]

[ Anda : Thanks ya buat infonya.]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE EGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang